6. Salah?🥀

175 138 90
                                    

Bismillah
.
.
.
.

"Dek Nia?" ucap Aliyya saat melihat Aniyya dengan beberapa temannya, membuat pelayan tersebut kebingungan.

"Apa?!" jawab Aniyya dengan baju ketat dan telah melepas jilbabnya lalu mendekati Aliyya, didepan pintu ruko tersebut.

Hanif masih tidak percaya, ada dua orang yang sama tetapi berbeda. Mungkin ini semua jawaban, atas segala kebinggunan yang melandanya beberapa waktu lalu, karena ia melihat Aliyya tidak mengenakan jilbab.

"Orang ini, Dek. Yang sering kesini," kata pelayan tersebut lalu meninggalkan mereka.

"Dek, Kakak mohon, jangan lakukan itu lagi! Ibu tidak pernah mengajarkannya," kata Aliyya lalu berdiri dari tempat duduknya, dan hendak menghampiri Aliyya.

"BRENTI!" tegas Aniyya.

Aliyya melongo dan menghentikan langkahnya lalu menatap Aniyya yang masih berdiri didepan ruko.

"IBU TIDAK PERNAH BILANG!! IBU HANYA SAYANG PADA, LU!!"

"T-tttap

Tangan Aniyya mengisyaratkan sesuatu untuk terdiam, matanya terpejam, ia menghela napas panjang. "APALAGI?!! SUDAH BEGITU JELAS!! JANGAN SO, BELAGA UKHTI TAPI HATI LU KUNTI!!!!"

DEG!

Hati Aliyya tersentuh, melihat kepergian Aniyya yang meninggalkan tatapan sinis dari beberapa pengunjung ruko.

Ucapan Aniyya terus terngiang-ngiang dipikirannya, tidak pikir panjang Aliyya meninggalkan Hanif dengan tas yang ia lupakan.

"Aliyya?!" beberapa kali Hanif memanggilnya.

Aliyya berjalan tanpa arah dan hanya terdiam, sembari menangis tersedu-sedu, baru kali ini ia menangis seperti ini, setelah mengingat masa lalu.

"Aliyya?!" panggil Hanif sekali lagi.

Aliiya terhenti sejenak. "Tinggalin A-liyya sendiri, Bang. Al-- liyya ingin sendiri! Hiks, hiks, hiks," acuh Aliyya.

Hanif menghendus kesal. "Aliyya, kamu tidak bisa menyelesaikan satu masalah dengan sendiri! Jika kamu masih seperti ini, bukannya penyelesaian yang akan didapatkan, tapi kekecewaan yang akan terus terngiang!!"

Aliyya berpikir sejenak, ada benarnya juga perkataan Hanif. "Terus Aliyya harus gimana?! Hiks, hiks."

Hanif bisa tersenyum, karena Aliyya menghentikan langkahnya. Lalu Hanif berlari menghampirinya.

Ali memarkirkan motor di depan ruko milik mamanya. Lalu masuk dan meminta satu jus kesukaannya, tidak sengaja Ali mendengar ucapan para pelanggan yang masih memakai seragam sekolahnya tersebut.

"Malu banget itu, si wakil ketos!! UKHTI tapi hatinya KUNTI!! Hahaha."

Ali menghentikan aktivitas dengan ponsel yang ia mainkan, dan tertuju pada arah suara tersebut. Ia langsung melabrak perempuan yang bilang aneh tentang Aliyya tadi.

"Apa tadi, Lu bilang?!" sergap Ali, dan menggebrukkan meja yang diduduki oleh siswi yang sama baju seragam dengannya.

"Itukan, ketua MPK!" kata seseorang.

"Kaget, anjirrr."

Perempuan yang bernama Syakira itu membalas ucapan Ali dengan penekanan didalamnya. "Iya, si wakil ketos yang terlihat UKHTI TETAPI BERHATI KUNTI!" Syakira pergi meninggalkan Ali diikuti oleh teman-temannya.

"JAGA UCAPAN, LU!!" Ali kesal dan pelayan menghampirinya lalu menceritakan kejadian yang terjadi.

"Sama cowok?!"

AlkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang