Ten

21.4K 4.2K 210
                                    

Ara berjalan menuju taman belakang SMA Arjuna. Kata Desi--teman sekelasnya, ada seseorang yang ingin menemuinya disana. Ara yang penasaran pun mengikuti perkataan Desi. Sepulang sekolah, ia segera menuju ke taman belakang sekolah untuk menemui seseorang itu. Batin Ara bertanya-tanya, apakah ada keluarganya yang datang dari negeri Dingin? Setelah Ara pikir-pikir, kelihatannya tidak.

Saat tiba di tempat tujuan, Ara melihat ke sekelilingnya. Tampak asri dan terdapat beraneka macam bunga. Pandangan Ara beralih menatap kolam renang yang tepat berada di depannya. Melihat kondisi sekitar yang terlihat sepi, Ara mengerutkan keningnya. Mungkin seseorang yang meminta untuk menemuinya sedang dalam perjalanan menuju kesini.

Sembari menunggu, Ara memutuskan untuk berjalan-jalan berkeliling di sekitar kolam. Sesekali kaki gadis itu akan menyentuh air kolam. Saat Ara tengah asik memainkan air menggunakan kakinya, seseorang mendorongnya dari belakang hingga membuat Ara tercebur ke dalam kolam.

Ara yang notabenya tidak bisa berenang pun mencoba untuk meminta bantuan. Kolam ini lumayan dalam. Untuk orang yang sama sepertinya, mungkin bisa tenggelam. Pasokan udara pun mulai menipis. Mengingat taman belakang yang begitu sepi tadi, Ara hanya bisa pasrah. Gadis itu mulai memejamkan matanya dan sayup-sayup dia masih bisa melihat tangan seseorang menggapai tubuhnya.

🐚🐚🐚

Ara terbatuk beberapa kali. Matanya mulai terbuka dengan pandangan yang masih berkunang-kunang. Bola matanya menggulir dan melihat seorang cowok yang kini tengah menatapnga cemas. Ara mencoba untuk bangun dan dibantu oleh cowok itu. Mungkin dialah yang menyelamatkan Ara tadi.

"Arka?" beo Ara.

Arka masih menatapnya cemas. Saat ia keluar dari ruang ganti sehabis latihan renang tadi, ia melihat seseorang yang tenggelam di kolam renang. Tanpa basa-basi pun Arka langsung menceburkan dirinya kembali ke dalam kolam untuk membantu orang itu. Ia terkejut saat ternyata orang yang ditolongnya adalah Ara.

"Lo nggak papa?" tanya Arka.

Ara mengangukkan kepalanya. Ia merasa kedinginan dan kepalanya terasa pusing. Ini baru pertama kalinya dia tenggelam di dalam kolam. Kejadian ini sungguh memalukan.

"Kamu yang menyelamatkan aku?" tanya Ara.

"Iya. Kenapa lo bisa tenggelam?"

"Saat aku sedang asik bermain air, seseorang mendorongku dari belakang. Aku tidak tahu siapa yang mendorongku," jawab Ara.

Arka mengerutkan keningnya. "Gue rasa dia sengaja dorong lo."

"Kamu tidak boleh berpikir buruk seperti itu. Bisa jadi dia ingin mengajakku bermain?"

Arka tertawa. Ada-ada saja gadis ini. "Yang penting lo selamat."

Ara tersenyum. Untung ada Arka yang menolongnya. Kalau tidak ada cowok itu mungkin nyawanya sudah melayang. Apa kata semua peri di negeri Dingin nanti?

"Terima kasih, Arka. Aku berhutang budi padamu." Ara sedikit menundukkan kepalanya, tanda ia hormat.

"Gue ikhlas kok. Sekarang pulang yuk. Gue anterin," ajak Arka yang langsung disetujui oleh Ara.

🐚🐚🐚

Sebelum mengantarkan pulang Ara, Arka mampir terlebih dahulu di sebuah toko baju samping SMA Arjuna. Karena keadaan keduanya yang sudah basah kuyup, Arka mengajak Ara untuk membeli baju. Cowok itu tidak ingin mengambil resiko jika keduanya tetap melakukan perjalanan dengan pakaian yang sudah basah.

Ara turun dari atas motor Arka. Gadis itu menatap bingung sebuah toko baju di hadapannya. Tanpa menunggu Arka terlebih dahulu, Ara menyerebot masuk ke dalam. Matanya berbinar saat melihat baju-baju yang terpajang di dalam sana.

Arka tersenyum tipis saat melihat Ara yang tengah memilih baju dengan pandangan yang terkagum. Arka rasa, Ara adalah gadis yang spesial. Seumur hidupnya, Arka baru menemukan gadis semacam Ara.

"Lo mau yang mana?" tanya Arka. Cowok itu mengambil asal kaos hitam juga celana pendek untuk dikenakannya.

"Aku mempunyai uang 50 ribu, pemberian dari Tante Riri. Apakah cukup untuk membeli baju ini?" Ara mengangkat sebuah sweater berwarna kuning.

Arka tertawa. "Cukup kok," balas Arka berbohong. Jelas-jelas ia melihat label harga yang tertera disana menunjukkan Rp. 300.000,00.

Ara bersorak riang. Kemudian gadis itu mengambil celana jeans yang panjang. "Kalau ditambah ini?"

"Cukup kok," balas Arka lagi.

Ara bertepuk tangan senang. Ia dan Arka segera menuju kasir untuk membayar. Cowok itu menerima uang Ara yang tentunya sangat tidak cukup. Jadi, Arka menambahinya. Selesai dengan urusan pembayaran, Arka dan Ara segera menuju ruang ganti.

Sekitar lima belas menit, keduanya selesai berganti baju. Arka tersenyum melihat Ara yang terlihat menggemaskan dengan sweaternya yang kebesaran.

"Kamu terlihat tampan," ujar Ara, terkagum dengan penampilan Arka yang sederhana namun terlihat cool.

"Lo cantik," puji Arka..

Ara memegang pipinya yang memerah. "Aku sudah biasa mendapat pujian seperti itu," jawabnya percaya diri.

Arka tertawa. Tanpa sadar dia mengacak gemas rambut Ara yang tergerai. Cowok itu dapat merasakan bagaimana lembutnya rambut Ara yang lebat itu.

"Yuk, pulang," ajak Ara sembari menarik Arka keluar. Entah kenapa, digandeng Ara seperti ini, ada rasa aneh yang menjalar di dada Arka. Dan ini baru pertama kalinya dia merasakan hal seperti itu.

🐚🐚🐚

Arka melakukan tos bersama teman-temannya. Selepas mengantarkan Ara pulang, cowok itu langsung menuju ke markas Geng Handsome untuk melakukan rapat. Semua anggota menatapnya sedikit bingung karena tidak biasanya cowok itu telat seperti ini.

"Tumben telat," ujar Pangeran yang tengah bermain gitar.

Arka duduk di sebelah sahabat dari kecilnya itu. Cowok itu mengambil sebungkus kacang kulit yang tergeletak di atas meja.

"Ada urusan mendadak," jawab Arka. Cowok itu membuka kulit kacang dan memakan isinya.

"Gayaan kayak punya urusan aja lo," balas Banu yang tengah sibuk membersihkan drum yang akan digunakan nanti.

"Dia emang sibuk, emang elu," timpal Mark.

Banu melotot lalu melempar stik drum yang langsung mengenai kepala Mark. "Kurang ajar lo!" hardik Mark kesal.

Dadu menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua cecunguk itu. Cowok berwajah manis itu duduk di sebelah Pangera. "Udah kumpul semua nih, Bos," ujar Dadu kepada Pangeran yang masih sibuk bermain gitar.

"Oke. Kita mulai rapatnya sekarang," ujar Pangeran. Pemuda itu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ruang rapat di markas mereka, diikuti oleh anak-anak lain di belakangnya.

Geng Handsome akan mengadakan rapat tentang penggalangan dana untuk yang membutuhkan. Semua akan di bahas di rapat nanti. Mulai dari penerimaan event, masalah penampilan, dan pembagian dana untuk siapa saja nantinya.

Pangeran dengan gagahnya memimpin rapat. Terlihat bijaksana dan berwibawa. Jika dilihat-lihat, Pangeran ini cocok untuk menjadi seorang CEO di sebuah perusahaan. Seperti kebanyakan cerita di wattpad.

"Menurut lo, kita harus nerima event yang ini nggak?" tanya Pangeran kepada Arka yang tengah melamun. Wakil ketua Geng Handsome itu terlihat diam saja sedari tadi. Padahal biasanya cowok itu akan aktif memberikan pendapat selama rapat.

"Ka?" panggil Pangeran.

Arka masih melamun dan tersenyum sendiri.

"ARKA!" panggil Pangeran dengan kerasnya. "Gue nggak suka ada yang ngalamun waktu rapat. Kalau emang lo nggak bisa, bilang aja," ujar Pangeran tegas.

"Sorry, Bro. Gue lagi kepikiran sesuatu," jawab Arka menyesal.

Entah mengapa, Ara selalu berkeliaran di pikirannya. Sebelumnya, Arka tidak pernah merasa seperti ini.

🐚🐚🐚

_1076 kata_

Putri Dingin (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang