Nine

21.6K 4.4K 321
                                    

Ara melambaikan tangannya kepada Tante Riri yang baru saja berlalu dari hadapannya menggunakan sepeda. Hari ini Ara diantar Tante Riri menggunakan benda beroda dua itu. Tentunya sangat membuat Ara senang. Ia menikmati cerahnya pagi ini dengan naik sepeda menuju SMA Arjuna.

Ara melanjutkan langkahnya, memasuki gerbang kokoh SMA Arjuna. Sesekali ia akan menyapa orang dengan melambaikan tangannya ketika ada yang melihat dirinya. Di negeri Dingin, Putri Dingin dikenal ramah walau sering membuat onar. Meskipun suka membuat kericuhan, entah kenapa para rakyat begitu menyayanginya.

Ara menajamkan penglihatannya kala melihat seorang pemuda yang tengah dikerubungi banyak orang yang tak lain adalah Pangeran. Ara mengerutkan keningnya, untuk apa manusia-manusia itu mengerubungi Pangeran sambil membawa benda persegi yang diarahkan ke Pangeran?

 Ara mengerutkan keningnya, untuk apa manusia-manusia itu mengerubungi Pangeran sambil membawa benda persegi yang diarahkan ke Pangeran?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ckckck, dasar kurang kerjaan -gumam Ara dalam hati.

Ara kembali melanjutkan langkahnya. Tanpa mempedulikan Pangeran, gadis itu berjalan begitu saja. Lagi pula dia masih kesal dengan pemuda itu yang seenak jidatnya menurunkan dirinya sendirian di pinggir jalan tanpa tahu arah jalan pulang.

Pangeran yang melihat Ara pun lantas memanfaatkan kondisi. "Itu pacar gue!" Pangeran menunjuk Ara yang tentunya diikuti oleh pandangan para fans-nya. Mereka semua terkejut saat melihat Pangeran menghampiri Ara lalu merangkul pundaknya. Momen seperti ini pun tidak luput dari kamera.

"Kalian jangan gangguin gue, Ara orangnya cemburuan," ujar Pangeran berbohong. Ia mengencangkan rangkulannya di pundak Ara saat gadis itu mencoba untuk melepaskannya.

"Cemburu? Apa itu cemburu?" tanya Ara tak paham.

Pangeran bersorak dalam hati, mengerjai Ara memang menyenangkan. "Cemburu itu imut," balas Pangeran, berbisik di telinga Ara.

Ara yang tidak tahu kalau dibodohi pun percaya begitu saja. "Iya! Aku cemburu!" ujarnya lantang.

Dengan cepat Pangeran membawa Ara menuju kelas untuk menghindari fans fanatiknya itu. Untung ada Ara, Pangeran bisa terbebas dari penjara alias kerumunan para fans-nya. Sepertinya, Pangeran memiliki senjata yang sewaktu-waktu bisa digunakan jika dalam kondisi seperti tadi.

Setelah sampai di kelas, Pangeran segera mendudukkan Ara ke bangkunya sendiri. Jantungnya masih berdebar kencang karena berlarian seperti seorang maling yang ketangkap warga.

"Untuk apa kamu berlari-larian seperti tadi?" Ara menyibak rambutnya ke belakang. "Untung aku tidak keringetan. Bumi begitu panas, tidak seperti tempatku."

"Emang selama ini lo dimana, hah?!" tanya Pangeran geram.

"Ada lah, kamu tidak perlu tahu," balas Ara dengan nada menyebalkan.

Teringat sesuatu, Pangeran membuka tasnya dengan cepat. Setelah menemukan barang yang dicarinya, Pangeran melemparkannya tepat di muka Ara. Gadis itu terkejut dan memelototi Pangeran.

"Sangat tidak sopan." Ara menatap seragam yang digunakannya kemarin. Sepertinya sudah dicuci dengan bersih. "Terima kasih sudah mencucikan pakaianku," ujar Ara.

"Bukan gue, tapi pembantu gue," balas Ara. Pemuda itu duduk di bangkunya yang berada di belakang Ara. Mengeluarkan buku, berniat membaca materi yang akan diujikan hari ini dalam ulangan. Semalam Pangeran lupa untuk belajar. Jika nilai ulangannya rendah, mamanya pasti akan mengamuk dan berubah menjadi singa dadakan selama tujuh hari tujuh malam.

"Kamu sedang apa?" tanya Ara.

"Baca buku lah, nggak lihat lo?"

Ara menganggukk-anggukkan kepalanya. Beruntung sekali dia karena otaknya sudah disortir oleh Tinker yang membuatnya tak payah belajar seperti yang Pangeran lakukan.

"Bos!"

Panggilan dari beberapa orang yang baru masuk ke dalam kelas XI IPA 1 pun mengalihkan atensi semua penghuni kelas kepada mereka. Terlihat beberapa cowok dengan seragam yang begitu rapi juga wajah yang di atas rata-rata.

Ara menatap manusia-manusia yang melakukan tos satu sama lain dengan kening mengerut. Apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang itu? Terkadang, tingkah manusia sering membuatnya heran.

"Kemarin lo nggak sekolah?" tanya seorang pemuda dengan badge name Banu.

Pangeran menggaruk kepalanya. Ini semua gara-gara Ara. Kalau saja gadis itu tidak bertingkah aneh seperti kemarin, Pangeran tidak perlu bolos sekolah.

"Ada urusan mendadak," balas Pangeran.

Banu mengangguk-anggukkan kepalanya. Matanya beralih menatap Ara yang tengah menatap mereka. Melihat cewek bening seperti itu, tentu membuat Banu terpesona. Jiwa FakBoi-nya seketika meronta-ronta.

Banu pun memberi tahu teman-temannya yang lain dengan berbisik-bisik. Kecuali satu orang yang asik main handphone tanpa mempedulikan teman-temannya yang tergolong makhluk buaya darat.

"Cewek cantik Bos, lo nggak minat?" tanya Mark dengan mengerlingkan kepalanya.

"Iya, cantik. Tapi begonya natural banget," balas Pangeran kelewat jujur.

"Kalian ini berbicara apa?" tanya Ara yang sedari tadi tidak paham dengan arah pembicaraan mereka.

Cowok yang sedari tadi hanya bermain handphone pun menaikkan pandangannya saat mendengar suara yang familiar di telinganya meskipun baru dua kali bertemu.

"Ara?" beo Arka saat melihat Ara yang duduk di depan bangku Pangeran. "Lo sekelas sama Pangeran?"

Semua yang mendengar perkataan Arka pun lantas menatap cowok itu curiga. Ternyata, Arka itu diam-diam menghanyutkan. Sok-sokan nolak cewek cantik namun ternyata sudah kenal duluan. Teman-teman Pangeran kalah start dengan pemuda itu.

                         🐚🐚🐚

Pangeran berlari sekencang mungkin menghindari Ara yang kini tengah mengejarnya dengan seekor cicak mati di tangannya. Percayalah, segagah apapun Pangeran, ia tetap geli dengan hewan yang satu itu. Aksi kejar-kejaran mereka pun tak luput dari beberapa kamera. Momen seperti ini harus benar-benar diabadikan.

"Pangeran! Kamu harus melihat hewan ini, sangat lucu dan menggemaskan sekali!" ujar Ara lantang yang masih mengejar Pangeran yang sudah panas dingin. Siang-diang bolong seperti ini Ara kembali membuat onar.

"BERHENTI NGGAK LO!" teriak Pangeran. Sesekali ia akan melihat ke belakang untuk memastikan jarak Ara dengannya. Meskipun seorang cewek, Ara berlari begitu kencang.

"Aku akan berhenti jika kamu berhenti! Kata Lisa, ini namanya cicak. Bukankah katamu cicak itu mengerikan? Tapi kenyataannya hewan ini sangat menggemaskan," ujar Ara sambil mengamati seekor cicak yang ia pegang ekornya.

Di dalam hati, Pangeran benar-benar menyumpah serapahi Lisa. Kalau saja dia tidak memberitahu kalau hewan itu bernama cicak, Ara pasti tidak akan mengejarnya seperti ini.

"BAAAAAAA!!"

Sial sudah nasib Pangeran kali ini. Ara telah berhasil menangkapnya. Dan lihat apa yang gadis itu lakukan sekarang. Meliuk-liukkan cicak itu di depan muka Pangeran seolah-olah hewan tak bersalah itu adalah sebuah mainan. Sumpah! Baru kali ini Pangeran menemukan spesies macam Ara.

Beberapa kali Pangeran menepis tangan Ara yang mencoba mendekatkan cicak itu ke wajahnya. Citranya sebagai penyandang cowok paling tampan di SMA Arjuna ternodai begitu saja oleh gadis bodoh macam Ara.

Demi apapun, Pangeran ingin menghabisi Ara saat ini juga.

🐚🐚🐚

_1000 kata_

Putri Dingin (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang