28

430 45 21
                                    

***
Di tengah teriakan itu tiba-tiba bunyi handphone berdering terdengar di saku Rion. Kemudian Rion mengangkat nya.

[Rion ada kabar gawat di rumah sakit, cepetan ke sini.] Itulah suara yang terdengar dari si penelpon.

Tut ... tut ... tut ...

Tiba-tiba telepon di matikan sepihak, kini suasana di lapangan basket menjadi tegang menurut Rion. Kemudian Rion akhirnya memanggil sahabatnya dan juga pacarnya untuk pergi ke rumah sakit.

"Gibson, Damar, Nata, Keysa, Lastri kita ke rumah sakit sekarang soalnya ada masalah di rumah sakit," ucap Rion khawatir entah apa yang terjadi, bahkan teriakan dari penggemar Rion dkk tidak terdengar akibat kabar dari si penelpon kemudian mereka semua pun mengangguk.

Mereka akan pergi ke rumah sakit dan melihat apa yang terjadi, tetapi sebelum pergi ke rumah sakit mereka meminta izin kepada pihak sekolah dan sudah di izinkan.  Mereka duduk berboncengan di kendaraan Rion, Gibson, dan juga Damar. Yaitu Rion dengan Nata, Damar dengan Lastri, Gibson dengan Keysa. Mereka pun menghiraukan tatapan aneh dari warga sekolah karena mereka akan ke luar dari area sekolah, pengendara motor pun melewati pagar yang sudah di buka atas persetujuan dari sekolah ketika mereka akan ke luar.

Motor melaju sangat cepat, Nata berada di jok belakang dan memeluk Rion sangat erat juga meletakkan dagu nya ke bahu Rion sambil memejamkan matanya. Damar dan Lastri juga seperti Rion dan Nata di mana Lastri memeluk Damar dari belakang, tapi tidak dengan Gibson dan Keysa mereka tidak seperti kedua pasangan tersebut. Toh, mereka juga jadian aja belum pikir mereka. Suasana berubah menjadi seperti sinetron bagaimana tidak, suasana sekarang mereka terburu-buru ke rumah sakit. Kalau di film pasti ada suara-suara nya tapi tidak dengan mereka, hanya kendaraan yang berlalu lalang yang terdengar.

Mobil dan motor berlalu lalang, angin yang berhembus dan saat jam sekolah mereka di jalanan. Tanpa berganti baju seragam sekolah dari rumah, pasti orang-orang berpikir yang tidak-tidak itu mungkin saja. Jalanan memang ramai tetapi mereka bisa selip kendaraan beroda empat dengan mudah, terik matahari yang menyengat tidak mereka hiraukan demi sampai di tujuan. Motor menembus jalanan ibukota dengan hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan, mereka pun sudah melewati tempat-tempat untuk sampai ke rumah sakit. Rumah sakit mulai terlihat dari kejauhan, terdapat banyak orang yang berlalu lalang di rumah sakit saat mereka memandang ke arahnya. Rion dkk pun segera memarkirkan motor mereka tepat di parkiran rumah sakit, terlihat banyak orang yang berdecak kagum melihat mereka setelah membuka helm masing-masing. Akan tetapi, mereka tidak bisa mengungkapkan nya langsung karena malu dan juga sekarang di rumah sakit.

Setelah mereka turun dari motor kemudian mereka melanjutkan pergi ke dalam, kemudian Rion dkk melanjutkan masuk ke dalam rumah sakit. Pasti kali ini ada hubungan nya dengan Aldy, terlihat banyak orang yang sedang berlalu lalang tanpa menimbulkan keributan. Banyak yang menatap mereka karena masih memakai seragam sekolah, saat datang di rumah sakit. Saat mereka berjalan ke arah ruangan Aldy terlihat di depan ruang rawat Aldy banyak orang yang menunggu. Seperti keluarga Aldy, Lisya yang masih memakai kursi roda, Dimas yang sudah boleh berdiri tapi masih di pakai alat penopang, dan anggotanya yang sedikit karena mungkin yang lain masih di rawat atau sudah pulang ke rumah,  juga ada anggota geng Rajawali yang menunggu.

Rion dkk juga Nata dkk segera berjalan ke arah mereka, terlihat wajah mereka sedang khawatir entah apa yang mereka pikirkan sekarang. Semua yang menunggu keadaan Aldy pun melihat kehadiran Rion, Gibson, Damar, Nata, Keysa, dan Lastri mereka menatap kehadiran mereka sendu. Kemudian Rion berbicara untuk memastikan apa yang terjadi sekarang.

"Ini ada apa? Kok kalian kelihatan khawatir dan Aldy kenapa dia?" tanya Rion kepada semua orang yang telah menunggu terlihat sendu dan cemas yang terjadi seperti orang yang tidak memiliki harapan hidup. Sementara Gibson, Damar, Nata, Keysa, dan Lastri masih menunggu kepastian dari ucapan yang di lontarkan Rion barusan.

"Ri, Aldy koma sekarang dia lagi di tangani sama pihak dokter," ucap Edo sendu dan yang lain pun sama khawatir dan cemas akan hal ini, Rion dan lainnya kaget dengan keadaan Aldy sekarang.

"Lo nggak bohong kan Edo? Lo jangan bohong." Rion yang mendengar ucapan Edo terlihat tidak terima, mana mungkin Aldy yang kuat juga tegar selama ini keadaan nya seperti ini. Sangat tidak mungkin pikirnya. Mereka menatap sendu ke arah Rion seakan-akan mengisyaratkan itulah yang terjadi dan Rion harus berpikir jernih di keadaan seperti ini. Tidak lama kemudian Arkan datang tergesa-gesa, yah dia pemimpin geng Rajawali juga akan tetapi dia sudah kuliah. Mereka semua pun menatap ke arah Arkan, apa bisa Arkan menerima keadaan Aldy sekarang karena menurut Arkan Aldy itu sudah seperti adiknya sendiri. Arkan yang sudah berdiri pun mulai bertanya kepada yang lainnya.

"Aldy gimana? Dia kok bisa kritis? Jawab," ucap Arkan tegas seperti kakak yang ingin tahu menahu tentang keadaan adik kandung sendiri, kemudian Edo mulai berbicara.

"Arkan dia punya sakit, dan dia sekarang koma Ar jadi gue mohon loh yang tabah Ar," ucap Edo yang menatap Arkan sendu, bagai di sambar petir Arkan terlihat sedih akan tetapi dia sembunyikan kesedihan itu.  Arkan masih tidak percaya dengan keadaan Aldy dia pun masih tidak terima.

"Do, lo bohong kan, bilang sama gue lo bohong mana mungkin Aldy yang selama ini gue kenal dia sakit mana mungkin." Arkan masih tidak yakin kemudian ia mengguncangkan tubuh Edo agar dia mengatakan semuanya bohong, akan tetapi Edo menggeleng tandanya ini semua benar tanpa rekayasa. Arkan masih tidak percaya, sementara yang lainnya menatap sendu. Setelah menunggu begitu lama pintu pun terbuka, tandanya doktet sudah menangani Aldy.

"Dok gimana, Aldy baik-baik aja kan?" tanya Arkan yang menatap dokter itu penuh harap, terlihat dokter itu menghela napas dan menatap ke arah bawah. Kemudian dokter itu berbicara.

"Kami telah berusaha maaf, pasien yang bernama Raldy Vaint hari ini 25 juli 2020 jam 10.59 WIB telah meninggal dunia, turut berduka cita semoga amal ibadah dari pasien bisa di terima di sisi yang maha kuasa." Bagai di sambar petir semua yang ada di situ menangis dengan  air mata yang terus mengalir di pipi mereka, kemudian dokter pun melanjutkan bicaranya.

"Yang bernama Rion, ini ada titipan dari Alharhum sebelum dia meninggal." Dokter itu kemudian memberikan sepucuk surat, untuk di berikan. Rion yang lainnya masih berduka, Rion pun menerima sepucuk surat itu dengan perasaan hampa dengan tangis yang amat kecil yang tidak terdengar oleh siapapun kecuali dirinya sendiri. Rion menatap surat itu sendu dan ada tulisan untuk Rion di awal surat kemudian Rion membuka kertas itu sendu.

***

RIONATA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang