Chapter 23 - Layak (3)

Start from the beginning
                                    

"Tapi ayah dan ibuku tidak pernah menuntut apa-apa padaku. Mereka tidak pernah memaksaku untuk menjadi kultivator hebat. Mereka hanya ingin... agar aku bisa bahagia."

"Zewu Jun yang sering datang berkunjung mengatakan bahwa ia akan mendukungku. Dan melatihku saat aku besar nanti. Tentu saja itu membuat kedua orang tua ku sangat bahagia."

Jingyi menatap Sizhui dengan tatapan sedih.

"Tapi tidak dengan orang-orang. Ketika aku masih sangat kecil, tidak ada tetua lain yang mengizinkan anaknya untuk bermain denganku. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin anaknya bermain dengan anak seorang kultivator tidak berguna seperti ibuku. Sejujurnya, aku merasa sedikit kesepian."

Sizhui turut merasa sedih. Ia mengingat bahwa salah satu alasan kenapa Jingyi dulu mendekati untuk berteman dengannya adalah karena Jingyi merasa Sizhui yang dulu sering menyendiri dan merasa kesepian. 'Apakah Jingyi mengajaknya berteman karena ia tidak ingin Sizhui merasakan kesepian yang sama yang ia rasakan saat kecil dulu?'.

Entah kenapa Sizhui merasa hatinya sesak. Ia menyadari perasaan kekasihnya itu sangat besar dan tulus terhadapnya. Bahkan sejak dulu, sejak Sizhui bahkan belum mengenal Jingyi.

"Lalu suatu hari... ibuku menghilang. Ia pergi meninggalkan aku dan ayahku sendiri."

"Ayahku bilang, ibuku ingin mencari gunung keabadian dan berlatih kultivasi sendiri. Ibuku ingin meningkatkan level kultivasinya sehingga ia mampu mengejar level kultivasi ayahku. Sehingga ia mampu menjadi pasangan yang layak bagi ayahku. Sehingga ia tidak disebut sebagai ibu dan istri yang tidak berguna. Sehingga... para tetua itu mengizinkan anaknya untuk bergaul denganku."

"Satu hari, dua hari... seminggu, satu bulan... hingga bertahun-tahun. Ibuku tak pernah kembali. Sejak saat itu, ayahku menjadi sakit-sakitan. Tak ada lagi senyuman yang mengobatinya saat ia kesakitan, dan tak ada lagi wajah ceria yang menghiburnya saat ia menangis."

"Lalu ayahku pergi dari rumah utama kami. Ia membangun sebuah rumah kecil di ujung jalan ini. Disinilah terakhir kali ayahku melihat ibuku. Dan disinilah setiap harinya, ayahku berharap akan bertemu kembali dengan bayangan ibuku."

"Tapi hari itu tak kunjung datang. Aku semakin dewasa, dan ayahku semakin sakit tersiksa oleh rindunya. Zewu Jun datang dan menawarkan akan merawatku dan mengangkatku menjadi anaknya. Hingga saatya aku cukup besar untuk berlatih kultivasi, ayahku membawaku ke Yun Shen Buzhi Chu dan menyerahkan perawatanku pada Zewu Jun."

"Sejak saat itu, aku tak pernah bertemu lagi dengan ayahku."

Jingyi menahan suaranya.

"Saat aku mendengar rumor tentang kalian berdua, entah kenapa aku teringat dengan ibuku. Aku mencintaimu Sizhui, dan aku juga percaya denganmu Jin Ling. Tapi entah kenapa aku merasa jika aku seperti ini, aku mungkin hanya akan membebani kalian berdua. Aku mungkin hanya akan membuat kalian berdua malu."

"Jadi aku kembali kesini, meminta ayah angkatku Zewu Jun untuk mengajariku bermain xiao. Disini cukup sepi dan jarang dilewati orang banyak, jadi aku tidak akan malu jika permainan xiao ku masih buruk."

Jingyi memegang xiao nya dengan mantap. Demi bisa bersama Sizhui, ia merasa tidak adil jika hanya Sizhui yang berlatih keras. Ia merasa perlu melakukan sesuatu yang membuatnya pantas bersanding dengan Sizhui.

Sizhui yang mendengar cerita Jingyi mencoba menahan haru. Sedangkan Jin Ling menutupi wajahnya yang penuh air mata itu dengan sapu tangan.

"Jingyi, apapun yang terjadi. Aku akan melindungimu. Aku tidak akan membiarkanmu terluka. Aku akan... selalu menjadi orang yang dapat kau andalkan." Sizhui memegang erat tangan Jingyi.

Jin Ling mengangguk setuju, "Jika kau membutuhkan bantuanku, aku dan sekte Jin akan selalu menyambutmu dengan hangat."

Jingyi tersenyum. Sejenak ia merasa beruntung memiliki kekasih dan sahabat seperti mereka. Ia bersyukur bahwa ia merasa cukup dicintai oleh mereka berdua.

"Tidak... tidak... kita bertiga adalah sahabat. Kita seharusnya saling mendukung satu sama lain. Jika kita harus berjalan, maka kita harus berjalan sejajar. Bukankah begitu ?"

Jin Ling membentangkan tangannya, memeluk kedua sahabat di depannya itu, "Aku tak tahu hantu apa yang merasukimu hari ini, Jingyi. Tapi harus kuakui, hari ini kau pantas menjadi seorang Lan."

Mereka bertiga berpelukan hangat. Namun Lan Jingyi terdiam bodoh sesaat. Ia tidak tahu apakah kata-kata Jin Ling barusan itu memujinya atau malah mengejeknya.

"Benar, Jingyi. Jika Tuan Lan melihatmu hari ini, beliau pasti bangga." Lan Sizhui menunjukkan jempolnya pada Jingyi.

Jingyi pun hanya bisa menatap aneh pada kekasihnya itu. Dalam pikirannya ia bertanya-tanya, 'kenapa kau malah ikut-ikutan Sizhui ?!'

Jingyi, "Sizhui, seandainya aku menghilang lagi suatu hari nanti, apa yang akan kau lakukan ?"

Sizhui terkejut, "Jangan berpikiran untuk melakukan hal yang aneh-aneh !"

"Aku hanya mengatakan bahwa itu 'seandainya'. Bukan berarti aku akan melakukannya, kahn ?"

Sizhui memeluk erat Jingyi, seakan tidak akan membiarkannya pergi, "Aku mungkin akan sangat merindukanmu. Seperti rindunya ayahku HanGuang Jun kepada senior Wei, seperti rindunya ayahmu.. pada ibumu."

Mereka berdua tersenyum, saling bertatap muka, dan mendekatkan bibir satu sama lain.

Slang....

Tiba-tiba sebilah pedang terhunus tepat diantara kedua bibir mereka.

"Hei ! Bisakah kalian ingat jika aku juga ada disini ?! Kalian sudah mengotori telingaku tadi. Jika sekarang kalian ingin berciuman tepat di depan mataku, aku akan memotong bibir kalian berdua !" Jin Ling pun mengancam.

Best Friend [[Vakum]] (Lan Sizhui x Lan Jingyi / Zhuiyi)Where stories live. Discover now