Malam ini tidurku begitu nyenyak sampai-sampai aku bangun jam 7 pagi. Aku membuka mataku sejenak sambil mengumpulkan nyawa lalu duduk di tepi kasur.
Tanpa berlama-lama melamun, aku langsung bersiap-siap untuk menuju kampus.
“Günaydın (selamat pagi)” sambutku dengan seulas senyuman kepada keluarga ku.
“Pagi” jawab mereka serempak.
“Orang Turki kesasar pun dateng” ledek Arsyad yang membuatku langsung beristighfar karena sepagi ini ia sudah mulai meledekku.
“Syad, jangan gitu sama kak Aca. Nanti kamu dipukul, baru tau rasa” bisik Bang Rizwan ke Arsyad.
“Hehe, maaf bang. Ga sengaja”
Aku menarik kursi yang ada di sebelah bang Rizwan lalu mulai mengambil beberapa lauk pauk “Oiya, bang Rizwan kapan berangkat ke Turki?” tanyaku sambil mengunyah.
“Besok, Ca” jawab Bang Rizwan singkat.
“What?!!!! Jangan bercanda bang. Ga lucu” jawabku dengan percaya.
“Siapa yang bercanda sih. Abang itu beneran berangkat besok. Lagian, ini bukan pertama kalinya di ditinggal sama abang kan ” jawab bang Rizwan meyakinkanku.
“Cepet banget...tapi motornya tetep disini, kan?” Tanyaku sambil menaikkan kedua alisku.
“Hmm...iya. Sayang banget sama motor abang daripada abangnya sendiri” sindir bang Rizwan.
“Eh bukan gitu bang, kan daripada ga kepake, lebih baik kalo motornya disini jadinya kan Aca kan bisa pake buat jemput Arsyad”
“Iya iya iya..ayo cepetan. Abang bakalan anterin kamu sama Arsyad. Jangan lama!” Kata bang Rizwan sambil meminum segelas air putih lalu beranjak.
“Siap komandan!” Kataku dengan Arsyad serempak.
Setelah makan, aku dan Arsyad menyusul bang Rizwan ke dalam mobil dan kami pun pergi ke sekolah Arsyad terlebih dahulu
Karena sedari tadi tidak ada percakapan diantara kami, Bang Rizwan pun angkat bicara “Nanti insyaallah kalo gak ada kendala, abang yang jemput kalian berdua” kata Bang Rizwan sambil tetap fokus ke jalan
“Iya bang” jawabku dan Arsyad bersamaan.
Kami pun tiba di sekolahnya Arsyad dan turun dari mobil secara bersamaan.
“Bang, kak Aca. Arsyad masuk ke dalam dulu ya” kata Arsyad sambil mencium punggung tanganku dan Bang Rizwan secara bergiliran.
“Iya, kamu belajar yang bener. Jangan cinta-cintaan oke! Kalo kakak denger ada yang gangguin kamu atau kamu punya pacar, mereka akan kakak buat babak belur!” Ancamku.
“Ya Allah, punya kakak cewek kejam banget sampe mau buat anak orang babak belur” jawab Arsyad disertai kekehan lalu pergi.
Aku dan bang Rizwan pun masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju kampus. Tak memakan waktu lama, hanya 10 menit untuk sampai ke kampusku dari sekolahnya Arsyad.
Selama di perjalanan, keheningan juga menyelimuti ku dengan bang Rizwan. Aku hanya fokus ke layar persegi ku dan bang Rizwan fokus ke jalanan.
Tibalah kami di depan kampus dan aku pun pamit serta mencium punggung tangan bang Rizwan. Melihat bang Rizwan masuk ke dalam mobil dan berlalu pergi, aku pun berjalan menuju kelasku.
“Merhaba(hallo) Naysha” sapa Najwa dan Renaldi yang sedari tadi ia menungguku.
“Oiya Nay, jadwal mata kuliah Kimia di pindah jadi jam 9” jelas Najwa kepadaku
YOU ARE READING
Before My Memory Lost [END]
Teen Fiction{ Romantis,Comedy,Hikmah} Percayalah,setiap masalalu itu memiliki pembelajaran tersendiri,menyesal boleh saja. Tapi jangan lupa jadikan Masa lalumu itu menjadi Sebuah Pembelajaran mu kedepannya untuk menjadi yang lebih baik. Everyone has the past...
Chapter 3
Start from the beginning
![Before My Memory Lost [END]](https://img.wattpad.com/cover/233919079-64-k310940.jpg)