2. Mogok

7.1K 598 14
                                    

H A P P Y R E A D I N G

🤸

"Bundaa, Salma berangkat dulu!"

Terdengar teriakan sang Bunda dari dalam rumah. "Sarapannya dimakan dulu sayang!"

Salma yang sedang sibuk memakai sepatu, jadi menoleh ke belakang dengan gerakan sedikit tergesa. "Nanti Salma sarapan di sekolah aja bun, udah telat!"

Salma langsung berlari menuju garasi dan membuka pagar besar berwarna putih rumahnya dengan sekuat tenaga. Gadis itu terlambat bangun, karena semalaman ia mengulang kembali jurus baru yang diberikan sabeum untuk kejuaaran bulan depan.

Dengan gerakan cepat, Salma masuk ke dalam mobil BMW i8 kesayangannya. Gadis itu menekan klakson sebanyak dua kali, sebagai tanda pamit kepada sang Bunda yang masih sibuk dengan kegiatan memasaknya. Salma melirik kaca spion sebentar, ia merapikan beberapa anak rambut yang tadi sempat berantakan. Hari ini, rambut panjangnya tergerai bebas, ditambah dengan polesan tipis dari bedak dan lipbalm. Membuat aura kecantikan naturalnya bertambah dua kali lipat.

"I need somebody to heal, somebody to know...," Salma bersenandung kecil mengikuti alunan melodi yang keluar dari radio mobilnya, sembari mengetuk beberapa kali stir kemudinya. Pandangan gadis itu lurus ke depan melihat jalanan padat kota Jakarta di pagi hari.

Salma mengernyit ketika mobilnya tiba-tiba saja berhenti. Ia mencoba untuk menarik gasnya kembali, tetapi hasilnya nihil. Sama berdecak kecil, lalu memilih keluar dari mobilnya untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi pada mobil kesayangannya ini.

"Lo kenapa sih?" Salma menggerutu kecil kepada mobilnya itu. Salma menoleh ke kanan dan kiri untuk meminta bantuan, karena sialnya kuota ponsel Salma habis dan ia lupa mengisinya kemarin. Salma menghela nafasnya gusar, 10 menit lagi bel sekolahnya akan berbunyi, dan ia tidak mau dihukum karena terlambat.

"Mogok, neng?"

Salma yang semula sibuk merunduk pada ponselnya, jadi mendongak semangat. "Iya ni-ELOO?!" Salma langsung berteriak terkejut dan membelalakan matanya ketika melihat siapa orang yang tadi mengajaknya berbicara.

Arkan membuka kaca helm full facenya, cowok itu tersenyum bodoh dan malah melambaikan tangannya kepada Salma. "Jalan-jalan ke Afrika, jangan lupa bawa tusuk gigi. Emang jodoh gak kemana, hey Salma bertemu lagi!" katanya riang.

Salma mengerjap beberapa kali. "Ngapain lo di sini?" tanya Salma kepo.

"Lo juga ngapain di sini?" Arkan malah berbalik tanya.

"Kok lo malah nanya gue balik?!"

"Ya emang haram nanya lo balik?" tanya Arkan santai, namun berhasil membuat Salma merasa jengkel dari tempatnya.

"Ya gue mau ke sekolah lah!"

Arkan mengangguk cepat. "Ya gue juga sama!" balas cowok itu yang masih memegang stir motor ninja birunya.

Salma mengernyit. "Tapi kan rumah lo gak lewat jalan sini kalau mau pergi ke sekolah. Ngikutin gue ya lo?!" kata Salma menuduh.

"Iya, emang kenapa? Gak boleh?" tanya Arkan tengil.

Salma mencibir kecil melihat ekspresi menyebalkan yang cowok itu pasang. "Enggak! Itu namanya menganggu privasi orang tau!"

"Naik cepetan, ributnya dilanjut nanti aja di sekolah, gue gak boleh telat mau ada pelajaran Pak Indra." Titah Arkan sembari menunjuk jok belakang motor dengan dagunya.

Salma menggeleng tegas, masih terganggu akan ucapan Arkan yang pertama. "Jadi selama ini lo nguntit gue? Setiap hari ngikutin gue kalau berangkat sekolah?" tanyanya semakin mengintimidasi Arkan.

ARKANWhere stories live. Discover now