Df 25. 'Pembalasan'

9.6K 1K 669
                                    

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak setelah membaca ya ❣️ Jangan menjadi pembaca gelap 🖤

Karena semakin banyak komen dan vote, akan semakin semangat Author untuk Update Defandranya 🖤

•••

“Defan, mau kemana nak?”Tanya Aleta saat melihat Defan turun masih dengan menggunakan seragam sekolahnya.

“Kerumah sakit Bun, Gea masuk rumah sakit gara-gara Ajeng”

“Astaga! Bunda ikut!”

“Bunda sama supir ya Bun. Aku naik motor ”Ujar Defan terburu-buru keluar.

Defan naik keatas motornya begitupun Laskar. Mereka akhirnya keluar bersama-sama, Defan menancapkan gas motornya hingga motor ninjanya melesat kencang.

Hanya butuh waktu 5Menitan Defan dijalan. Defan sudah sampai dan langsung turun. Laskar baru saja tiba dan langsung turun dan menghubungi teman-temannya yang ternyata sudah berada diruang inap Gea.

“Dilantai 6, Kamar 203”Ucap Laskar saat dia sudah masuk kedalam lift.

Defan menekan tombol lantai 6, Liftpun bergerak naik. Hingga mereka sampai dilantai 6, Defan berlari sembari menatap kekanan dan kekiri mencari kamar 203.

Kaki Defan berhenti didepan kamar 203. Tangannya segera membuka pintu kamar inap Gea.

“Defan”Panggil Evan.

Defan menoleh pada brangkar Gea, Gea sadar. Kepalanya diperban dan pipinya juga diperban.

“Ge”

“Jangan deket-deket dengan anak saya”Gertak Gita.

Defan menatap Gita tidak percaya, Bukan dia yang menyebabkan Gea seperti ini. Tapi kenapa dia yang sepertinya disalahkan?

“Tante, Saya minta maaf karena udah buat Gea dalam bahaya. Sekali lagi saya minta maaf ya tan”

“Mulai sekarang, Jauhi Gea. Saya tidak mau Gea terus dalam masalah”

Defan semakin tidak percaya dibuatnya. Defan menatap Gea yang membuang pandangannya.

“Ge, Aku minta maaf...Aku tau aku salah”

“Kalian lebih baik keluar,”

“Gea”Ucap Laskar.

“Keluar”Pinta Gea lagi.

Defan tidak berbicara sedikitpun. Dia keluar paling dulu, Dia tampak kecewa dengan sikap Gea. Saat mereka keluar Aleta baru saja sampai didepan kamar Gea.

“Bun, jangan masuk”Ucap Defan menahan lengan Aleta.

“Kenapa sih Def?”

“Gea sendiri yang suruh kita keluar”

“Itu kan kalian, Bukan Bunda”Tutup Aleta lalu masuk kedalam.

Saat Aleta masuk dia mendengar suara isakan tangis Gea.

“Maafin Bunda Ge, Bunda cuma ga mau kamu terus-menerus dalam bahaya. Bunda ga mau kamu celaka Ge, Cuma kamu yang Bunda punya”Ucap Gita ikut menangis.

“Gea”

Gea membuka matanya lalu menghapus air matanya saat melihat Aleta. Aleta berjalan perlahan mendekati Gea lalu duduk dibangku samping brangkar Gea.

“Saya Aleta, Bundanya Defan”Aleta mengulurkan tangannya bersahabat.

Gita menjabatnya lalu mengangguk
“Saya Gita”

D E F A N D R A [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang