Df 23.'Kebenaran'

10.7K 1.1K 239
                                    

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak setelah membaca ya ❣️ Jangan menjadi pembaca gelap 🖤

Semakin banyak vote dan komen, akan semakin semangat Author untuk Update Defandranya🖤

Ramaikan yu!!!!

•••

Malam harinya.

Defan tengah gelisah duduk didepan meja riasnya. Ayahnya benar-benar menjebaknya didalam pertunangan ini, bahkan pihak keluarganya tidak ada yang mau membantunya untuk lepas dari pertunangan ini.

Defan merasa kedua tangannya diikat dan dia kembali didorong kedalam jurang yang gelap. Kehilangan sosok Gea membuatnya lupa akan jalan menuju cahaya yang sempat ia rasakan kemarin.

Suara ketukan pintu membuat Defan menoleh lalu membiarkan orang itu masuk. Defan menghela nafasnya saat melihat teman-temannya berada disana.

“Fan, gw turut berduka cita ya atas pertunangan lo”Ucap Opang.

Defan hanya tersenyum tipis
“Gila lo”

Mereka duduk masing-masing sebagian disofa dan sebagian lagi dikasur. Defan sendiri masih betah duduk dibangku riasnya. Defan mengernyitkan dahinya saat melihat personilnya kurang dua orang, Kokoy dan Japri.

“Japri sama Kokoy mana?”Tanyanya.

“Kalau Kokoy belum dateng. Kalau Japri gw ga tau kemana”Saut Opang.

“Lang, tumben Lo mainin hp terus”Ucap Defan saat menyadari Gilang tengah fokus pada ponselnya dengan raut wajah serius.

Gilang berdiri masih dengan menatap ponselnya. Dia kembali memasukan ponselnya, yang lain tampak kebingungan sekaligus khawatir karena raut wajah Gilang yang sepertinya tengah khawatir.

“Kokoy lagi dalam masalah...Ka Kenan  tadi kabarin gw, mereka ada diapartemen ka Kenan”Ucap Gilang.

“Pasti Papahnya berulah lagi”Saut Evan.

“Terus ini gimana? Jangan semuanya pergi, ada yang temenin Defan juga disini”Ujar Opang.

“Yaudah, Biar gw sama Gilang yang pergi”Saut Evan.

“Yaudah Def, kita pamit ya...Gw kasian sama Kokoy”

“Iya santai santai...Bilangin Kokoy selesai acara gw langsung kesana”

Gilang mengangguk lalu pergi mengajak Evan. Dibawah sudah cukup ramai membuat Gilang susah keluar hingga akhirnya dia keluar lalu pergi dari rumah Defan menuju apartemen ka Kenan kakaknya.

•••

Kokoy sendiri tengah kacau. Kedua orang tuanya kembali bertengkar. Tidak ada hari tanpa keributan dan kedamaian dirumahnya.

“BANGSAT!”

PRANG!!!

Setelah mengumpat, Kokoy memukul kaca kamar mandi Apartemen dengan sangat kencang hingga membuat kaca itu berubah menjadi serpihan-serpihan kecil.

Kokoy, Kaka tau ini bukan kali pertama kamu denger semua ini. Tapi ini yang namanya hidup Koy, kalau kamu ga ngerasain ini. Kamu ga akan dapat pelajaran hidup”Ucap Kenan sang kakak.

“Tapi kenapa harus mamah ka?!!!Kenapa mamah ga minta cerai aja!”Teriak Kokoy.

Mamah sayang sama kamu dan kakak Koy. Dia ga mau kamu kekurangan kasih sayang seorang Papah”

D E F A N D R A [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang