"Eh tapi aku basah nek," tolaknya lembut. Nenek menggeleng tidak apa.

Gelap, semua lampu mati. Bule tengah mendengkur di kasur, hujan-hujan begini memang enak untuk tidur. "Nek udah pulang?" ia tersadar saat merasakan usapan di rambutnya.

"Iya, nenek di antar nisah, noh dia lagi duduk di sofa, basah kuyup kehujanan, nenek mau ngambil handuk dulu," katanya.

Bule mengucek-ngucek mata, bangkit sambil merenggangkan tubuh kekarnya. "Aku aja yang kasihin handuknya, nenek ganti baju," balas Bule.

Anisah, gadis yang berpakaian amat tertutup itu seusia dengan bule, ia sedikit terkejut saat Bule yang memberikannya handuk, mereka saling kenal karena Bule suka mengantarkan Nenek mengaji.

"Mau minum apa?" Bule bertanya tidak dengan nada dingin.

"Saya mau langsung pulang aja," balasnya sambil mengusap wajah.

"Saya anter, tunggu. Mau ambil jaket dulu," ujar Bule berlalu pergi padahal hendak ditolak. Jujur bule bingung sejak kapan ia perhatian pada gadis, biasanya masa bodo.

Selama di jalan tidak ada obrolan, sama-sama canggung. "Makasih udah anter nenek, maaf kalau ngerepotin, nenek kayanya lupa lagi buat cara nelpon."

Tanpa kontak mata Anisah mengangguk, senyum simpul. "Sama-sama, nggak ngerepotin kok."

Tutur kata lembut dari Anisah kadang membuat hati Bule tergerak, perasannya menghangat.

🐟🐟🐟

Hadiah dari Kale yang merupakan album foto (yang seharusnya terisi foto tentang dirinya) ia hempaskan kasar ke ranjang, mencak-mencak memaki Kale. Kenapa bisa Kale keliru! Kale malah memberikan album pesanan Salsabila. Dirinya langsung terbakar api cemburu.

Menelpon Kale berulang-ulang nihil karena Kale ada dipanggilan lain, siapa pula yang menelponnya.

"Bang kata Bunda suruh cukur rambut, cepet keburu pangkas rambutnya tutup!" ucap Ica sambil mengetuk pintu abangnya.

"Iya, otw," balas Kale mengakhiri telponnya dengan seseorang. Alis tebal Kale bertaut saat melihat belasan telpon dari Anya.

"BANGGGG LAMA BGT, CA TINGGAL NIH?" mendobrak-dobrak kasar pintu abangnya. Ia akan ikut, seraya membeli ice cream.

"Otw bawel," teriak Kale, mencharger handphone tanpa sempat mengirim pesan pada Anya. Bisa pulangnya.

Rutin mencukur rambut dari dulu memang sering Kale lakukan, jika tidak rambutnya akan sepanjang milik sang adik.

Setelah pulang ia baru mengirim pesan, omong-omong rambutnya yang hampir panjang sudah rapi, pada dasarnya tidak ada perubah, gaya rambut apapun Kale tetap saja memukau.

Pater Pan💚:
Knp nya?

Pater Pan💚:
Sorry bgt, aku td lgi telponan sma Salsabila, dia tnya2 kamera.

🐟🐟🐟

Elang terkekeh geli melihat puterinya, Anya, sarapan dengan porsi cukup banyak, ia benar-benar bad mood gara-gara membaca pesan dari Kale. Apa bahas kamera? modus sialan.

"PMS lo?" Sifa bertanya pada Anya yang mukanya ditekuk.

"Cipot lo mau gue terkam nggak?" tanya Anya mengerikan. Sifa cepat menggeleng.

Jika Anya bad mood lain hal dengan Jawa yang sumringah penuh semangat.

Putri hujan🤠:
Semangat bljrnya za!

Singkat namun berhasil membuat hati Jawa berbunga-bunga, ia membalas cepat. Lalu kembali membaca buku paket fisika. Buku yang sama sekali tidak ia pahami.

Tiga temannya saling lirik melihat Jawa. "Wa lo mabok pagi-pagi, anjing?" Bule sewot bertanya. "Gak ikhlas, gue nggak ikhlas kalu temen-temen gue waras."

Epot memegang kening Jawa. "Ketempelan apa?" tanyanya polos.

Kale terkekeh, ia yakin ada orang yang membuat Jawa mau belajar.

Jawa mengikat rambutnya. "Gue nggak mau goblok kaya lo sama bule pot," entengnya menjawab yang langsung kena tendang oleh Bule.

"Sok mantep, enak digaplok gak sih le?" tanya Epot.

"Gak," jawab Kale membuat Jawa tersenyum makin lebar.

"Niat baik tu harus di dukung, ya le?" Jawa optimis Kale menjawab sependapat.

"Nggak," balas Kale seraya membuka botol aqua. Epot tertawa. Bule lebih kencang terbahak.

"Le napa sih nggak bisa bikin seneng dikit," grutu Jawa kesal.

Sadar atau tidak Jawa memang jadi banyak berubah, beda dari biasanya.

Drttt....

Anya:
Pulang sekola nti ke mang Dadung, mau ngomong. Okeyyy?

Lagi-lagi kali ini pesan dari Anya membuat ia resah, tentang hari itu di gym Anya belum sempat mengatakannya, tidak tahu rasa dari mana tapi ia rasa akan membahas perihal Kevin.

🐟🐟🐟

Ingin cepat pulang tetapi ia harus piket, telaten Kale membersihkan kelas bersama para anak kelasnya.

"Le!" Salsabila memanggil. Kale menoleh. "Album foto gue?" ia menagih, Kale bergegas memberikan.

"Thanks ya, semangat piketnya. Gue mau langsung pulang, buru-buru nih," katanya.

"Siapa yang nanya emang?" Bule menyahut, lama-lama kesal juga melihat Salsabila cari perhatian. Kale mengangguk. Salsabila menepiskan bibir kesal.

"Awas ah bule udah bertindak," cetus Epot. Jawa tertawa.

"Hajar le," sambung Jawa.

"Kale hanya untuk Bule seorang sampe akhir hayat," canda Bule sambil ogah-ogahan menyapu.

Sambil menunggu rambu-rambu lalulintas Salsabila melihat album foto, ia sontak terpekik kaget isinya kebanyakan foto candid Anya, yang jelas diambil oleh Kale. Cih, Salsabila juga sama panasnya dengan Anya.  Ia bergegas kembali.

"Dasar Anya cewek sialan!" geram Salsabila sambil memukul stir mobil.

Album mereka bisa keliru karena menggunkan pembungkus yang sama.

******

KALE [END]Where stories live. Discover now