part 12

201 14 2
                                    

Sepulang sekolah Ben dan teman-teman nya berniat untuk menjenguk Nora. Saat ini mereka sedang on the way menuju kediaman rumah Nora setelah tadi mereka menyempatkan untuk membeli buah-buahan terlebih dahulu.

Kecemasan Ben tak berujung lama setelah ia mendapat telfon dari mami nya bahwa Nora sudah di periksa oleh dokter. Sandi sempat pulang ke rumah setelah mendengar kabar bahwa Nora jatuh sakit, namun selepas itu Sandi kembali ke kantor dan menitipkan Nora kepada Aruna juga pembantu nya.

"assalamualaikum." kata Ben dkk begitu mereka memasuki rumah Nora.

"waalaikumsalam, eh den langsung aja ke kamar non Nora." kata bi isa yang di angguki oleh Ben.

Ben melangkah menaiki tangga dengan diikuti oleh teman-teman nya. Ben membuka pintu kamar Nora, membuat sang empu yang tengah berbaring juga Aruna yang tengah duduk di tepi tempat tidur ikut menoleh kearah nya.

"gimana keadaan Nora mam?" tanya Ben sambil menyalimi Aruna dengan disusul oleh teman-teman nya.

"demam nya udah mulai turun, tadi dokter udah kasih obat penurun demam sama pusing nya juga." kata Aruna sementara yang lain hanya beroh-riah.

Aika dan Ami duduk di tepi tempat tidur sambil menatap iba kearah Nora yang sedang tersenyum pada mereka.

"kondisi lo udah mendingan Ra?" tanya Aika.

"alhamdulillah."

"kita khawatir banget waktu tau lo pingsan, lo sih nolak kita padahal tadi pagi kita mau temenin lo ke toilet." kata Ami.

"maaf." cicit Nora pelan.

"lo cepet sembuh Ra, ga boleh lama-lama sakit nya." sahut Raymond.

Nora mengangguk pelan, "makasih."

Aruna mengulum senyum melihat interaksi antar remaja itu. Ia bersyukur karena Nora di kelilingi oleh teman-teman yang baik seperti mereka.

"mami ke bawah dulu ya buatin kalian minum."

"boleh tante kalo maksa." celetuk Ivar menampilkan cengiran khas nya. Raymond yang berdiri di samping Ivar pun segera menyikut perut cowok itu sambil tersenyum tak enak hati pada mami Ben.

"maaf tante, dia emang gini."

Aruna tersenyum maklum sementara yang lain sudah terkekeh, "gapapa, mami ke bawah dulu ya." kata Aruna kemudian melenggang pergi untuk membuatkan mereka minuman.

"Ben." Nora memanggil Ben membuat sang empu nya menoleh sambil mengangkat alis, "makasih ya lo udah bawa gue ke uks." kata Nora.

Ben dan yang lain nya sontak saling pandang.

"bukan gue yang bawa lo ke uks."

Nora menyergitkan dahi nya bingung, "terus siapa?"

"Gibran."

Mendengar satu nama yang keluar dari mulut Ben mampu membuat Nora terdiam. Gibran? Mantan kekasih nya?

"Gi..Gibran?"

"iya Ra, bahkan tadi nya Ben salah paham kalo Gibran apa-apain lo. Tadi di uks Ben sempet mau hajar si Gibran." sahut Raymond. Keheningan kembali terjadi. Nora masih mencoba mencerna apakah ucapan teman-teman nya itu benar atau tidak.

"ehem."

Ben dkk refleks menoleh ke sumber suara dan mendapati Aruna yang sedang berdiri membawa sebuah nampan berisi minuman.

"tegang banget, kenapa?" lanjut Aruna terkekeh.

Ivar ikut terkekeh berniat menghilangkan ketegangan diantara mereka.

N O R A [on going]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora