part 9

97 9 1
                                    

"Nora ke atas ya yah." kata Nora begitu ia menyelesaikan makan malam nya bersama sang ayah.

"iya sayang, istirahat ya." Sandi mengecup kening Nora singkat.

"ayah juga istirahat jangan ngurusin kerjaan terus."

"iya nak."

"yauda Nora ke atas ya." Nora menghadiahi kecupan pada pipi sang ayah sebelum dirinya melenggang ke kamar. Cewek itu berjalan mendekati ponsel nya yang sedang di isi daya.

"udah penuh ternyata." gumam Nora sambil melepas charger tersebut dari ponsel nya. Nora membaringkan tubuh nya diatas tempat tidur sambil menyalakan wifi.

Beberapa pemberitahuan maupun pesan dari grup whatsapp dan line mulai bermunculan di notif ponsel Nora. Namun kemudian cewek itu menyergitkan dahi nya saat melihat whatsapp yang dikirimkan oleh Ben sore tadi.

Ben cakra
bsk gue jmpt.

Me
ngapain? kan bsk libur.

Ben cakra
mami minta lo kesini.

Ben cakra
katany mami kgn.

Me
ok, jmpt gue ya bosque. gue jg kgn sama mami.

•••••

Sudah hampir lima belas menit Ben menunggu Nora yang tak kunjung juga turun dari kamar nya. Ben sebagai lelaki tidak begitu heran jika menunggu seorang cewek yang tengah bersiap-siap. Karna itu semua seakan sudah menjadi kebiasaan para cewek yang selalu ngaret.

"yuk Ben."

Ben mengalihkan pandangan begitu mendengar suara Nora. Ia menghela nafas. Akhirnya setelah sekian lama menunggu, sang putri keluar juga dari singgasana nya.

"ayo tunggu apalagi." kata Nora sambil menarik tangan Ben supaya berdiri.

"oh iya, nanti kita mampir ke toko buah-buahan ya? gue mau beliin buat mami." lanjut Nora.

"mami gue gak sakit."

"gue tau, seenggak nya ada buah tangan yang gue bawa buat mami lo."

"kayak biasanya bawa aja." cibir Ben membuat Nora mendengus.

"Ben, gak usah buka kartu deh."

"udah gausah, dirumah makanan banyak ampe tumpah-tumpah." kata Ben songong.

Nora memutar bola matanya malas, "serah lo tan."

"lo ngatain gue setan?"

"astaga, sultan maksud gue bukan setan. suudzon terus sih lo sama gue."

"oh, yauda ayo."

Nora mengikuti langkah Ben keluar dari rumah. Ben memberikan satu helm nya kepada Nora, membuat cewek itu menyergit karena tidak biasa nya Ben membawa dua helm. Lagipula jika di liat-liat helm ini seperti nya baru.

"kenapa? cepet pake." kata Ben.

"helm baru ya?"

"iya, buru pake."

"pakein..." Nora mendongakkan kepala nya, mengintruksi Ben supaya memasangkan helm tersebut ke kepala nya.

Ben tersenyum tipis melihat sifat manja dari seorang Nora yang mulai keluar. Dengan senang hati cowok itu memasangkan helm tersebut diatas kepala Nora dan tak lupa mengaitkan pengait nya.

N O R A [on going]Where stories live. Discover now