part 10

66 9 0
                                    

Karena ini hari minggu dan sudah menjadi kebiasaan seorang Nora berkeliling komplek nya menggunakan sepeda. Jika ada waktu cewek itu selalu menyempatkan untuk berolahraga walaupun hanya di sekitar komplek. Kali ini ia sendiri. Biasa nya Nora selalu di temani oleh Ben atau paling tidak setiap cewek itu sedang asik mengayuh sepeda, Ben akan muncul secara tiba-tiba di samping nya.

"woy."

Nora lantas melirik ke samping. Nah kan, benar saja cowok itu sekarang sudah berada di samping nya.

"malah ninggalin gue." lanjut Ben sambil melirik kearah Nora.

"bodo, wlee.." Nora melirik Ben sekilas sambil menjulurkan lidah nya. Cewek itu menambah kecepatan mengayuh sepeda nya dan meninggalkan Ben yang hanya tersenyum tipis menatap punggung Nora.

"gak usah sok kebut-kebutan, nanti jatoh kayak waktu itu." kata Ben yang kini sudah ada di samping Nora. Nora menatap Ben tajam, ternyata cowok itu masih ingat dengan kejadian beberapa minggu lalu ketika dirinya jatuh karena saking bersemangat nya bersepeda.

Saat Nora hendak menambah kembali kecepatan mengayuh nya, Ben segera menahan stang sepeda Nora hingga membuat cewek itu refleks mengerem.

Nora berdecak menatap Ben, "ck, ngapain sih?"

"udahan."

"ngga, masih juga jam tujuh."

"gue laper."

Nora lantas menyergitkan dahi nya melihat ekspresi wajah Ben. Cewek itu mengulum senyum membuat Ben menatap nya heran.

"kenapa?" tanya Ben.

"lo bohong kan? Bilang aja itu alesan lo biar kita cepet-cepet pulang."

"gue bener laper, pingin makan nasi goreng buatan lo."

"yeu, yauda deh pulang."

Mau tak mau akhirnya Nora pun mengalah. Lagipula ia juga lapar karena tadi pagi belum sempat sarapan.

"eh tapi Ben, gimana kalo kita balapan? Siapa yang sampe rumah gue duluan, dia menang. Dan yang kalah bakal ada hukuman nya." lanjut Nora.

"apa?"

"kalo lo yang kalah, lo harus traktir gue ice cream selama seminggu." kata Nora mengembangkan senyum nya.

Ben menggangguk tanpa beban. Ice cream doang mah gampang bagi Ben. "oke. tapi kalo lo yang kalah, lo harus traktir gue sama temen-temen yang lain di kantin selama seminggu. Gimana?"

Nora tampak menimang tawaran Ben. Mentraktir lima orang dalam satu minggu? Hadehhh bisa bangkrut Nora.

"masa semua nya juga gue traktir? Curang ah." kata Nora.

"gak sanggup?" Ben menaikkan satu alis nya.

"oke, siapa takut." kata Nora mengangguk mantap. Lagipula ia yakin bahwa ia akan menang.

"siap-siap ya.." Ben memberi instruksi kepada Nora, "dalam hitungan ketiga kita mulai. Satu....dua....ti.."

"mulai!!" teriak Nora yang mulai mengayuh sepeda nya meninggalkan Ben. Ben berdecak sebal, padahal ia belum selesai menghitung tapi Nora sudah memulai nya. Dasar curang.

Namun detik selanjutnya Ben tersenyum penuh kemenangan sambil mengedikkan kedua bahu nya. Nora pikir Ben tidak sanggup menyusul dirinya?

Dalam hitungan detik Ben mengayuh sepeda nya dengan kecepatan penuh. Mata elang cowok itu menatap punggung Nora yang sudah semakin dekat dengan nya. So, Ben juga tidak kalah jago kan?

"duluan ya." kata Ben begitu ia berhasil melewati Nora.

"ish Ben, awas lo!" Nora lantas membulatkan matanya sambil meneriaki Ben. Cewek itu mulai cemas melihat Ben yang sudah terlampau jauh.

"kalah deh gue." kata Nora dengan pasrah.

•••••

"gimana?" Ben menatap remeh kearah Nora yang baru saja memasukkan sepeda milik nya kedalam garasi. Nora menatap Ben sebal. Ia kalah. Dan siap-siap saja uang jajan nya akan berkurang selama satu minggu ke depan.

"sok-sok'an nantangin gue sih." kata Ben belagu.

"berisik!" Nora menyikut perut Ben sebelum dirinya melenggang masuk kedalam rumah yang kemudian di susul oleh Ben.

"eh mau kemana?" tanya Ben saat melihat Nora yang hendak menapaki tangga.

"mandi lah gerah."

"enak aja, buatin gue nasi goreng dulu."

"nanti habis man-"

"sekarang." titah Ben sambil menarik tangan Nora dan membawa cewek itu ke dapur.

"tunggu apalagi? ayo buat." kata Ben membuat Nora memutar bola matanya malas.

"bawel." kata Nora mendengus sebal.

"buat yang enak ya." Ben menepuk-nepuk puncak kepala Nora kemudian melenggang pergi meninggalkan cewek itu sendiri di dapur.

"biit ying inik yi." Nora kembali mendengus setelah kepergian Ben.

"non?"

Nora menoleh ke samping saat asisten rumah tangga nya tiba-tiba datang.

"eh bibi."

"mau buat apa?"

"nasi goreng bi, Ben minta di buatin nasi goreng."

"mau bibi bantuin?"

"oh ngga usah bi."

Bi isa mangut-mangut sambil tersenyum, "yauda atuh, bibi buatin minuman dulu buat den Ben."

Nora lantas merubah posisinya menghadap bi isa. Cewek itu memegang kedua bahu bi isa sambil tersenyum tipis, "ngga usah bibi sayang, mending bibi istirahat aja ya?"

Bi isa membalas senyuman Nora seraya mengelus kedua tangan cewek itu yang masih memegang bahu nya. Tidak ada yang berubah dengan gadis di hadapan nya ini. Selain cantik, ketahuilah Nora juga memiliki sifat penyayang yang besar terhadap keluarga serta orang-orang di sekitar nya.

"makasih ya non."

Cewek itu mengangguk tanpa menghilangkan senyum nya. Nora dan bi isa sudah dekat sejak usia Nora menginjak dua tahun. Dan setidaknya, dengan kehadiran bi isa di sini bisa sedikit meringankan kesedihan Nora semenjak mendiang ibunda nya pergi.

Di pintu masuk dapur, Ben berdiri melihat interaksi kedua wanita itu sambil tersenyum tipis. Ben tahu Nora tidak setegar yang oranglain lihat. Nora terkesan cengeng dan mudah terbawa perasaan. Nora juga tipe cewek yang terlalu sering menyimpan masalah nya sendiri seperti hal nya cewek-cewek yang lain. Namun, jika sekira nya beban di hati nya sudah tidak bisa di tampung, maka Nora akan menumpahkan tangis dan mulai bercerita kepada Ben dan terkadang juga pada ayah nya.

"masalah demi masalah, gue yakin lo bisa lalui semua itu Ra." gumam Ben sambil menatap Nora lekat

•••••

vote and coment

N O R A [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang