Chapter 36

642 20 4
                                    

2 bulan kemudian

Esha dan jaffan menuju bandara untuk keberangkatan bisnis jaffan ke Malaysia. Jaffan mencium kening istrinya itu mengisyaratkan ia akan sejenak jauh dari nya.

"Apa gak bisa ditunda yang...?"tanya Esha

"Ya gak bisa yang... Kan bisnis ini penting banget projek baru... Perwakilan investasi juga disana ... Jadi pas"jelas jaffan

"Aku kan masih pengen sama kamu terus... 2 Minggu lama yang..."cemberut Esha

"Ya mau gimana lagi... Kamu mau apa sayang tar aku beliin apa pun yang kamu mau..."tanya jaffan

"Aku gak mau apa-apa.. kamu cepet balik pokok nya.."

"Baiklah... Aku boarding dulu ya ... Ini udh waktu nya"pinta jaffan
"Emmm.. baiklah... "Senyum Esha melambaikan tangan pada suaminya itu.

Sesampainya di rumah langsung ada telfon masuk dari nomor tak dikenal.

"Hallo.. ini siapa ya..? "Tanya Esha

"Temui saya di gedung tua Cibinong... Kalau tidak Azka akan dalam bahaya.."kata wanita di seberang

"Apa? Azka? Azka masih hidup.. hallo"teriak Esha

Namun panggilan itu sudah dimatikan.

"Azka.. ya tuhan.. Azka masih hidup.."Mello Esha

Gedung tua Cibinong

Esha memarkirkan mobil pas di depan gedung tua. Namun tak ada satu orang pun disana dan hanya ada ponsel 2G yang tersimpan di sebuah amplop coklat.

Rumah sakit damai lantai 2 nomor 201... Selamatkan Azka dari reena dan dokter Hardi... Dia korban malpraktik yang dilakukan dokter Hardi..
-x-

"Oh tuhan... "Kaget Esha dan langsung bergegas menuju rumah sakit damai.

Esha tak sabar membuka pintu ruangan pojok rumah sakit itu dengan penuh udh harap. Esha berharap menemui anak nya yang sudah lama tidak ia jumpai hampir 1 tahun lamanya.

Sreeettt...

Esha melihat seorang anak kecil yang terbaring lemah sendiri di ranjang.

"Ya ampun.. Azka sayang.. Azka.. ini bunda sayang... Kamu kenapa bisa disini sayang... Maafin mama sayang"lirih Esha
dengan Menangis disamping anak nya. Karena merasa ada orang Azka membuka matanya untuk melihat siapa itu.

"Bunda..."lirih Azka

"Azka.. Azka..."peluk Esha pada Azka

"Bunda.. Azka takut Bun.. Azka takut... "

"Ini bunda sayang... Maafin bunda sayang... Azka jangan takut bunda sudah ada disini.. bunda akan selalu bersama Azka... "Tenang Esha

"Azka kangen bunda... "

"Iya sayang... Bunda juga sayang Azka.. maafin bunda sayang..."tangis Esha

"Kaki Azka bunda.. kaki Azka gak bisa digerakin.. Azka gak bisa jalan.."

"Apa?"tangis Esha kembali

Setelah suster Mengganti baju serta memberikan makan malam untuk Azka. Kini suster itu menjelaskan keadaan Azka yang sebenarnya.

"Anda siapa ya"tanya suster itu

"Saya ibu dari Azka.. bagaimana bisa anak saya disini tapi saya tidak mendapatkan pemberitahuan satu pun... Dan ini papan ini tertulis nama anak saya.. kalian tau dong informasi dasar tentunya ..."marah Esha

"Maaf Bu.. saya hanya menjadi perawat Azka dua bulan lalu... Saya hanya pengganti"

"Lalu kau utusan siapa? Apa mungkin dokter Hardi"tebak Esha

"Anda tau?"kaget Suster

"Kau tak perlu tau.. kenapa Azka tidak bisa jalan apa yang terjadi padanya"tanya Esha.

"Azka baru bangun dari komanya 2 bulan lalu.. Azka bahkan baru bisa bicara 1 bulan belakangan ini.. soal berjalan Azka harus melakukan rehab lebih untuk memulihkan tubuh nya... Saya sudah sekuat tenaga membantu namun Azka seperti tidak ada keinginan.."jelas suster

"Benarkah... Baiklah sus..saya akan bertanggung jawab sekarang... Saya ingin segera bertemu dokter Hardi .. saya bisa minta kontak nya"

"Anda bisa minta ke bagian resepsionis.."tunjuk suster ke resepsionis

--***--

Esha menunggui Azka yang tertidur setelah makan dan meminum obat nya.

Wajah anak kecil itu sukses membuat Esha bersedih karena tidak bisa bersama dengan nya setahun ini. Azka anak yang dicintainya itu melalui kesendirian di umurnya yang masih 7 tahun. Anak mandiri dan kuat adalah Azka anak nya.
Esha tak bisa berpaling dan duduk membelai rambut anak nya itu.

"Bunda janji ga akan ninggalin Azka lagi... "Janji Esha

Malaysia-hotel Malay

Jaffan sampai di hotel merebahkan tubuh nya setelah landing. Jaffan langsung menekan nomor istri nya untuk mengabarkan keadaannya disana, namun tidak ada respon dari Esha.

"Dimana Esha? Apa mungkin dia sudah tidur"penasaran jaffan

Kediaman rayyan

Ray duduk bersama devano menemani anak nya berlatih piano untuk konser nya Minggu depan. Ray tampak fokus dengan anak nya yang berbakat itu.

"Pah.. udah an ya.. devano capek"keluh devano

"Oh.. ayo kita makan .. hey kita main game yuk.."ajak papa Ray

"Emmm.. setuju pah yuk.."

Tak berapa lama reena datang dan melarang anak nya itu terlalu sering bermain game.

"No no no no... "Tolak reena

"Mama... Sekali aja.."lari devano menuju kamar

"Hey.. devano.."senyum reena

"Sudahlah... Kau siapkan cemilan untuk kami"perintah Ray

"Ray.. aku mau bilang sesuatu padamu.."tiba-tiba reena

"Apa.. katakan"kata Ray sambil mengambil kopi nya di meja samping

"Sebenarnya.. sebenarnya.."gagap reena

"Apa?kau kenapa reen..?"penasaran Ray

"Gak kok... Aku akan ambilkan camilan.."

Tringgggg

Telfon rumah Ray berbunyi dan ia menerima panggilan tersebut.

"Serahkan uang 50juta itu.. atau tidak aku akan sebarkan tentang Azka ke media.."ancam suara di telfon

"Azka.. hey SIAPA KAU???"TERIAK RAY

"serahkan uang itu segera... Dan anak mu Azka masih hidup... "Tawa suara itu

--**--

Up up up.. Jangan lupa vote dan comment nya...💟💟💟

Promis Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang