28. it's not okay!

4.4K 780 67
                                    

Sementara Harry dan Hermione kembali di undang untuk menghadiri pesta Professor Slughorn, Ron yang selalu setiap saat bersama Lavender, Jean hanya bisa berguling kesana kemari di kasurnya dengan perasaan bosan.

Dia tidak iri karena dia tidak masuk dalam Klub Slughorn, maksudnya, yah, dia sadar akan kemampuannya dalam bidang ramuan. Jean benar-benar payah dalah hal itu. Hanya saja, dia bosan. Super bosan.

Tak ada yang bisa diajak bicara. Bahkan Ginny dan Luna ikut pergi ke pesta Slughorn. Ya ampun. Hanya ada Draco. Tidak. Sampai kapanpun Jean tak akan merusak kembali motivasinya untuk melepaskan Draco. Maksudnya, laki-laki itu berhak bahagia dengan gadis pilihannya tanpa harus bertanggung jawas atas perasaan Jean, kan?

Gadis itu akhirnya berdiri dan memakai mantelnya. Dia merapikan sedikit rambutnya lalu berjalan keluar kamar. Beberapa murid masih berada di ruang rekereasi ketika Jean turun. Sebagian membaca buku, sebagian lainnya melakukan hal yang tidak Jean pedulikan.

Dia membuat jalannya keluar dari asrama Gryffindor dan melangkah menuju perpustakaan. Ya, Jean yang sendirian-tanpa Hermione-dan perpustakaan merupakan kalimat yang asing.

Perpustakaan hampir menempati baris terakhir dalam daftar tempat yang ingin dikunjungi Jean seumur hidupnya. Gadis itu suka membaca, tapi tentu tidak mengenai pelajaran. Dan 85% isi perpustakaan Hogwarts adalah tentang pelajaran.

"Miss McLouis?"

Jean menoleh dan menemukan Professor McGonagall berjalan kearahnya. "Yes, Professor?"

"Oh, syukurlah kau tidak datang ke pesta Slughorn." Perempuan berjubah hitam itu berkata. Jean menaikkan alisnya, "Aku memang tak diundang."

"Apa kau dalam perasaan yang baik?" Professor McGonagall menyentuh pundak Jean.

Gadis itu mengerutkan dahi, "Yeah.. sepertinya. Aku hanya sedang bosan."

Professor itu tersenyum sebelum akhirnya menggiring Jean menuju ke ruangan Professor Dumbledore.

"Minerva, Miss McLouis!" sambut Professor Dumbledore ketika keduanya sudah masuk.

"Albus, kurasa ini sudah saatnya untuk dia mengetahui fakta yang sebenarnya." Professor McGonagall menarik napasnya, membujuk Professor Dumbledore.

"Apa menurutmu tidak terlalu dini?"

"Dia sudah hidup dalam ketidak tahuan selama 16 tahun, Albus."

"Tapi-"

"Albus!"

Professor Dumbledore menghembuskan napas pasrah. Dia kemudian menatap Jean yang menatapnya balik dengan wajah bingung. "Bisa kalian beritahu apa yang tidak kutahu?" tanya gadis itu.

"Kemarilah, Jean." Professor Dumbledore menggiring Jean menuju sebuah rak berisi botol-botol kecil berisi air. Tampak normal saja bagi Jean. Dumbledore kemudian mengambil sebuah botol yang terlihat lebih berbeda dari yang lainnya lalu memberikannya kepada Jean.

"Tuangkan." Ucap Dumbledore sambil melirik sebuah wastafel aneh berisi air yang tidak terserap dengan baik. Wastafel macam apa ini, pikir Jean. Hingga kemudian dia ingat sesuatu di buku yang pernah dibacanya.

"Apa ini yang bernama Pensieve?"

Professor McGonagall mengangguk disampingnya. Jean menuangkan isi botol itu lalu sekali lagi dia melirik kedua Professornya yang mengangguk. Gadis itu mencelupkan kepalanya ke Pensieve.

"Mereka kembali melakukan penyerangan."

"Apakah mereka menuju ke kediaman keluarga Emerson?"

OBLIVIATE - Draco MalfoyWhere stories live. Discover now