12. right to the very end

5.8K 1K 182
                                    

Hari ini, Third Task dari Turnamen Triwizard akan berlangsung. Ini adalah Final Task dan tidak mungkin para finalis bisa bersantai sejak semalam. Jangankan para finalis, bahkan penonton pun tidak bisa bersantai menunggu Final Task ini.

Jean, Hermione, dan Ron sudah duduk di kursi penonton yang tersedia. Tak jauh dari mereka, ada Draco Malfoy yang terlihat bersorak-sorai bersama teman-temannya.

"Jantungku berdebar." Kata Hermione. Ron melirik sinis kearahnya, "Tentu saja, Viktor Krum berada di dua pilihan antara mati atau selamat."

"Ron!" Hermione memukul laki-laki bersurai kemerahan itu. Sedangkan Jean terlihat diam saja. Dia memiliki perasaan tidak enak sejak bangun tidur tadi. Namun gadis itu berusaha menutupinya karena tidak ingin membuat teman-temannya khawatir.

"Jean! Itu pacarmu!" Kata Ron heboh sambil menunjuk Cedric yang muncul bersama ayahnya. Jean menahan napas malu, Ron benar-benar menyebalkan. Kini semua orang disekitar mereka melihat kearahnya.

"Kau memang tidak bisa memelankan suaramu, bukan begitu?" perempuan itu memutar bola mata birunya. Ron hanya tertawa.

Kemudian finalis lain mulai bermunculan. Harry yang didampingi oleh Dumbledore, Viktor yang didampingi oleh Igor Karkaroff, dan Fleur yang didampingi oleh Madame Maxime.

Ketika Professor Dumbledore naik ke podium dan memerintahkan para penonton untuk diam, suarasa langsung hening. Kemudian laki-laki itu mulai bersuara, "Professor Moody menempatkan piala di dalam labirin. Hanya dia yang tahu tempat persisnya," ucap Kepala Sekolah Hogwarts itu.

"Sedangkan Mr. Diggory.." suara Dumbledore terpotong oleh teriakan pendukung Cedric. Jean bertepuk tangan, namun tidak bersorak karena masih sibuk menenangkan hatinya. Dia sedikit tersenyum ketika melihat Amor Diggory, ayah Cedric, mengangkat tangan putranya bangga sementara Cedric menahan tangannya sendiri karena malu, takut di cap sombong.

"He's a real Hufflepuff." Komentar Hermione yang ternyata juga melihat apa yang diperhatikan Jean. Jean mengangguk setuju.

"Dan Mr. Potter.." suara Dumbledore kembali berhenti oleh teriakan pendukung Harry. "Berhubung mereka sama-sama berada di posisi pertama, mereka jadi yang pertama memasuki tempat itu. Diikuti Mr. Krum.." laki-laki tua itu berhenti sejenak, membiarkan pendukung Viktor bersorak. "Dan Miss Delacour." Kali ini pendukung Fleur yang bersorak.

"Orang pertama yang menyentuh pialanya akan menjadi pemenang!" Ucap Dumbledore kemudian. Semua bersorak dan bertepuk tangan. "Aku memerintahkan panitia untuk mengawasi garis tepinya, kapanpun peserta ingin mengundurkan diri dia hanya perlu mengirim sinyal percikan merah dari tongkatnya."

Lalu Professor Dumbledore mengumpulkan para finalis untuk diajak bicara secara privasi. Hermione ternyata menyadari kegelisahan Jean, gadis itu sedari tadi maengusap-usap kedua tangannya dan selalu mengambil napas panjang.

"Kau baik-baik saja?" tanya Hermione. Jean menoleh kearahnya. Tidak mengangguk, dan tidak pula menggeleng. "Tak apa, Cedric itu pintar, kau tahu. Dan Harry juga. Mereka akan berjalan keluar labirin dengan tersenyum nantinya, percayalah padaku."

Jean memaksakan tersenyum. "Rasanya pandai saja tak cukup untuk kali ini." Dia menggumam.

Suara meriam tiba-tiba terdengar, membuat Jean dan Hermione yang tidak fokus langsung terkejut. Mereka melihat Harry dan Cedric saling melempar senyum menyemangati sebelum memasuki labirin. Beberapa saat kemudian, Viktor Krum menyusul, diikuti dengan Fleur Delacour memasuki labirin.

Bermenit-menit berlalu, bahkan sudah dua jam. Tak ada sedikitpun tanda kecil bahwa salah satu peserta berhasil menyentuh piala Triwizard. Hingga sebuah mantra Periculum dilemparkan ke langit dan membuat tanda kembang api merah.

OBLIVIATE - Draco MalfoyWhere stories live. Discover now