18. bombarda maxima

5.2K 935 71
                                    

Liburan kali ini, dihabiskan Jean di Grimmauld Place. Bukan hanya dirinya, namun Hermione, Harry, dan Ron juga. Begitupula keluarga Weasley, merayakan Natal sekaligus selamatnya Arthur Weasley dari maut akibat mimpi Harry yang memperingatkan semua orang.

Harry bermimpi jika Ayah Ron itu diserang sesuatu saat di Kementerian. Mimpinya itu membuatnya bisa memberi tahu beberapa orang yang dia percaya untuk menyelamatkan Arthur Weasley.

"Sekarang, waktunya hadiah." Ucap Molly lalu menyerahkan berkotak-kotak hadiah kepada masing-masing dari mereka. Ada Harry, Ron, Hermione, Jean, Ginny, Fred, dan George.

Jean membuka kotak hadiahnya dari Molly. Dia tersenyum ketika melihat sebuah beanie rajut berwarna abu-abu. Jean selalu suka warna abu-abu. "Thank you," katanya sambil memeluk Molly.

Jean jadi teringat orang tuanya dirumah, bagaimana Natal mereka? Dia merasa bersalah tidak bisa menghabiskan Natal bersama orang tuanya, dan juga sahabatnya. Untung dia telah mengirim beberapa paket untuk mereka melalui burung hantunya tadi pagi. Setidaknya dia tidak terlalu tidak berguna.

"Jean, kau mendapat paket." Sirius kemudian datang membawa beberapa hadiah dari orang tua Jean. Ya, gadis itu tentu sudah mengajari orang tuanya cara berikirim dengan burung hantu.

"Kenapa banyak sekali? Bukankah orang tuamu hanya dua?" tanya Hermione bingung.

"Kurasa Ty, Callie, dan Theo juga mengirimiku hadiah karena Natal tahun ini aku tak bersama mereka." Kata Jean lalu menata kadonya. Dia kemudian naik keatas, menuju kamarnya bersama Hermione.

"Ayo buka kadonya," desak Hermione. Jean tertawa sebelum membuka hadiah dari orang tuanya. Sebuah sweater berwarna merah dan kuning. "Wow, sangat Gryffindor." Komentar Hermione.

Kemudian Jean membuka sebuah kotak kecil berwarna biru. Di dalamnya terdapat sebuah cincin perak berlambang T. Lalu ada sepucuk surat kecil.

Aku tak mengharapkan apapun, kecuali kau memakainya dan berjanji tak melupakanku.

Theseus.

Jean tersenyum. Begitupula Hermione. "Aku penasaran bagaimana Theseus ini. Dia terlihat menyukaimu, Jean. Maksudku, aku tak pernah melihatnya secara langsung, tapi dari beberapa surat yang dia kirim dan ceritamu, aku seperti yakin saja." Kata Hermione.

"Aku.. entahlah. Aku sudah menganggapnya dan Theo seperti saudara sendiri. Aku tak ingin persahabatan kami hancur karena.. kau tahu, kami menjalin ini semua sudah hampir sepuluh tahun." Jean menghela napas. Tentu dia sadar jika memang ada yang berbeda dari perlakuan Theseus untuk dirinya dibanding Callie.

Namun Jean berusaha bersikap netral, dia memilih tidak memikirkannya dan memakai cincin itu sesuai permintaan Theseus. Kemudian gadis itu membuka kado berukuran sedang, berisi sebuah syal berwarna abu-abu dan bergaris hitam. Dia tertawa ketika menyadari di ujung syal tersebut tersulam tulisan kecil, Theodore Tampan.

"Astaga, dia menjijikkan." Jean tertawa lagi. "Kau akan menggunakannya?" tanya Hermione. Jean mengangkat bahunya, "Mungkin jika terdesak."

Hermione mengambil kado Jean yang terakhir, dia membukanya. Ternyata itu kumpulan foto Jean dan ketiga sahabatnya selama Natal sejak mereka berumur 6 tahun.

Perempuan berambut ikal itu tersenyum, "Kau memiliki kehidupan muggle yang baik, Jean."

*****

Hari ini mereka kembali ke Hogwarts. Sekolah terasa ramai, namun sejuk. Keempatnya berlari menuju ke rumah Hagrid ketika mendengar kabar bahwa pria besar itu telah kembali setelah berbulan-bulan pergi entah kemana.

Sesampainya di pondok Hagrid, mereka berhenti mendadak setelah sebelumnya berlari ketika mendengar suara Dolores Umbridge di dalam. Mereka mengintip di jendela dan ternyata benar, perempuan pink itu.

OBLIVIATE - Draco MalfoyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora