Prolog

6.3K 442 9
                                    

-Happy Reading-
.
.
.

"Seharusnya aku yang dapat memilih,
karena ini hidupku."

🍃

"Buka!"

Suara teriakan terdengar dari dalam sebuah ruangan yang sudah lama tidak ditinggali. Seorang gadis terus menggedor pintu dengan mata yang berkaca-kaca.

Sudah beberapa jam ia di dalam, namun tak ada seorang pun yang mendengarnya. "Bagaimana caranya aku keluar dari tempat ini?" ucapnya sambil berpikir.

"Aku tidak ingin bermalam atau bahkan mati di sini." Ia berdiri sambil menatap jendela yang terkena sinar matahari yang akan segera bersembunyi.

"Tolong!"

"Tolong!"

Ia menggedor jendela dengan sangat keras disertai teriakan nya yang menggema di satu ruangan. Sampai suaranya hampir habis, pertolongan pun tidak datang untuknya.

"Tolong aku, siapapun." Wajahnya lesu saat melihat ruangan kosong tersebut, tidak ada benda apapun yang bisa ia lemparkan ke jendela. Tanpa sadar, air matanya jatuh saat ia berkedip. Ia menghela nafas panjang lalu menatap tajam pintu yang ada di depannya.

"Jangan lemah." Tanpa pikir panjang ia melancarkan niatnya.

Brukk

Ia menabrakkan dirinya ke pintu berharap benda itu rusak dan ia bisa segera keluar. Namun, tubuhnya langsung terjatuh ke lantai disertai suara rintihan.

Aww!!

"Masih tidak bisa juga." Ia bangun dan bersandar pada pintu sambil melamun menatap sepatunya. Air matanya pun tak sungkan lagi untuk keluar dan membasahi sepatunya.

"Aku menyerah."

Ia menangis sangat kencang membuat gema di ruangan tersebut. Ia meluapkan emosinya dengan air mata yang tidak berhenti mengalir. "Semua ini salahku, aku memang tidak berguna!"

Aakh!

Gadis itu memegang dadanya sendiri, nafasnya terasa sesak dan pandangannya perlahan-lahan kabur.

Bruk.

Gadis itu terjatuh dengan suara yang cukup keras. Matanya mengedip perlahan untuk melihat sekitar. "Tolong aku." Gadis itu membatin. Ia tak sadarkan diri di ruangan itu.

Kim Jisoo Where stories live. Discover now