16. Jealous

128 23 0
                                    

Donghae menepikan mobilnya saat Yoona kembali menumpahkan tangisnya. Tak ada yang bisa ia lakukan selain memberikan gadis itu tisu dan hanya diam memperhatikan. Karena ia tahu tak apa kalimat yang dapat menenangkan tangis gadis itu.

Kalimat yang Yuri katakan saat di tengah-tengah acara pertunangan tadi ternyata benar-benar terjadi. "Sebaiknya kau bawa Yoona pergi sekarang, sepertinya dia akan menangis sebentar lagi."

Acara itu memang belum selesai saat Donghae membawa Yoona pergi. Begitu Kyuhyun dan Seohyun selesai dengan acara tukar cincinnya, Seohyun langsung mencium pipi lelaki itu dengan malu. Tetapi, riuh dari tamu yang menggoda itu tak berhenti saat Kyuhyun menarik Seohyun untuk menciumi bibirnya. Saat itulah Yuri memperhatikan mata Yoona yang mulai berkaca-kaca dan memberitahu Donghae untuk membawa Yoona pergi.

"Benar-benar menyedihkan." umpat Yoona pada dirinya sendiri dan membuat Donghae tersadar dari lamunannya.

"Kau sudah merasa baikan?" tanya Donghae sembari tersenyum tipis menatap Yoona yang mulai menghentikan tangisnya.

Yoona menyeka sisa air mata di pelupuk mata dan pipinya. "Sedikit." jawabnya. "Maaf aku menyusahkan." ucapnya kemudian.

"Tidak sama sekali." jawab Donghae dengan enteng. Bersama Yoona tidak memberatkannya sama sekali. "Tapi aku penasaran..."

Yoona menatap Donghae menunggu lelaki itu melanjutkan kalimatnya.

"Kenapa kau tetap bersikeras ingin menghadiri acara tadi? Kau pasti tahu dari awal kalau kau akan menangis seperti ini."

"Aku hanya ingin menganggap ini sebagai perpisahan, tapi sepertinya aku tak kuat. Aku masih mencintainya... sangat." jawab Yoona sembari tersenyum miris.

Donghae merasakan sesak di dadanya saat Yoona mengatakan kalimat-kalimat itu. Tak pernah ia sangka akan merasakan sakit yang amat sangat saat Yoona mengatakan masih mencintai mantan kekasihnya.

"Maaf, tapi sepertinya kita harus berpisah di sini. Aku ingin sendirian." ucap Yoona. Matanya terlihat bengkak karena menangis, tapi dia berusaha tersenyum. Baru saja ia akan beranjak dan membuka pintu mobil tapi tangannya ditahan oleh Donghae.

"Bagaimana kalau aku membantumu melupakan Kyuhyun?"

Yoona tampak mengernyit tak mengerti mendengar ucapan Donghae.

•••

"Kau tak biasanya seperti itu, Cho Kyuhyun." Yuri menghampiri Kyuhyun begitu ballroom mulai sepi ditinggalkan tamu.

Kyuhyun baru saja selesai berbincang dengan tamu yang ingin pamit pulang, dan hendak menghampiri orangtuanya yang sedang mengobrol dengan Seohyun. Tapi, mau tak mau ia harus menghentikan pergerakannya saat mendengar ucapan Yuri, sepupunya. "Apa maksudmu?" Salah satu alisnya naik.

"Bersikap mesra pada Seohyun." jawab Yuri dengan suara pelan agar tak didengar orang lain, khususnya Seohyun yang sedang asyik berbincang dengan orangtua Kyuhyun. "Bukankah biasanya Seohyun yang selalu menempel padamu? Aku tak pernah melihatmu memaksakan diri untuk mendekatinya."

Kyuhyun tertawa tak percaya dan tampak sinis. "Kau saja yang tak tahu."

"Kau tak melakukan itu karena Yoona, kan?" Tebakan Yuri membuat ekspresi Kyuhyun berubah. Lelaki itu tampak gugup seolah tebakan Yuri memang benar.

Tetapi Kyuhyun tak menanggapi dan memilih untuk pergi meninggalkan Yuri yang menatapnya curiga.

Kyuhyun menepis niat untuk mengajak Seohyun pulang bersama. Kakinya melangkah menuju ke parkiran gedung pesta itu. Dia masuk ke dalam mobilnya dengan perasaan yang kacau. Dasinya ia longgarkan agar bisa bernapas dengan keras. Dalam hati ia masih mengingat saat Yoona dan Donghae datang bersama tadi.

Dadanya terasa sesak sejak detik pertama mereka datang hingga sekarang. Ya, Kyuhyun akui dia cemburu. Maka dari itu ia sengaja untuk membuat Yoona semakin cemburu walaupun ia sendiri tak yakin bagaimana perasaan gadis itu.

Kyuhyun pikir dengan tidak bertemu gadis itu, ia akan melupakannya seiring berjalannya waktu, tapi ternyata tidak semudah itu.

Tangannya mulai menyalakan mesin mobilnya. Dia sudah tahu kemana tujuannya sekarang. Dia ingin mengakhiri semua rasa tak nyaman yang ada di hatinya.

•••

"Jika kau mau, aku akan berusaha untuk membantumu melupakan Kyuhyun."

"Aku menyukaimu, Im Yoona, sejak pertama kali kita bertemu aku terus penasaran padamu. Awalnya kukira hanya rasa penasaran saja, tapi kupikir lebih dari itu. Melihatmu menangisi lelaki lain membuatku sesak."

Yoona masih mengingat ucapan Donghae tadi. Setelah mendengar ucapan lelaki itu, Yoona tak menjawab dan memilih untuk pergi. Ia merasa tak enak karena hal itu, tapi sekarang bukan waktunya untuk menerima pernyataan cinta. Dia harus melupakan Kyuhyun sebelum menjalin hubungan dengan orang lain.

Setelah berjalan kaki cukup jauh, akhirnya ia sudah berjarak beberapa puluh meter dari rumahnya. Pada saat itu juga, Yoona menyipitkan matanya untuk menatap dengan jelas seseorang yang sedang berdiri di depan pekarangannya. "Yura?" gumamnya lalu segera mempercepat langkahnya untuk menghampiri adik perempuannya itu.

"Unnie." Yura yang tadinya tampak gelisah dan sedang menggigiti ibu jarinya langsung bernapas lega saat melihat Yoona datang. "Kau habis darimana?"

"Kau sedang apa di sini? Lalu kenapa kau terlihat gelisah seperti itu?" Dibandingkan menjawab pertanyaan Yura, Yoona lebih memilih untuk menanyakan alasan mengapa adiknya itu datang ke tempatnya? Apalagi dengan ekspresi yang tampaknya tidak tenang itu.

"Sebenarnya ayah sedang sakit, jadi tak bisa bekerja. Aku dan ibu sudah melakukan banyak pekerjaan tapi angsuran hutang untuk bulan ini belum cukup." Yura tampak menundukkan kepalanya sembari menjelaskan semuanya. Diam-diam dia berusaha menahan tangisnya.

Penjelasan dari adiknya membuat Yoona tersadar. Ini bukan saatnya ia bersedih karena pertunangan Kyuhyun. Untuk sesaat ia lupa bahwa ia sedang memiliki masalah yang lebih besar dari sekedar rasa patah hati yang dialaminya.

Yoona pun menarik tubuh Yura dan membiarkan adiknya itu menangis dalam pelukannya. "Maaf karena kau harus melalui semua ini." ucapnya dengan rasa bersalah yang sangat besar. Adiknya yang masih SMA itu sudah berpikiran dewasa karena masalah yang dilalui keluarga mereka.

Setelah beberapa detik, Yoona pun melepas pelukannya dan menatap Yura sembari tersenyum. Tangannya mengusap pipi Yura yang basah karena air mata. "Aku akan mencari sisa uang yang belum cukup itu. Jadi tenang saja."

Yura pun menganggukkan kepalanya dan mempercayai kakak perempuannya itu.

Sementara itu, seseorang yang sejak tadi bersembunyi di balik tembok salah satu rumah tampak menghela napas panjang mendengar percakapan antara kakak-adik itu. Tadinya dia ingin menghampiri Yoona untuk memastikan gadis itu tak lagi muncul di hadapannya.

Semua itu semata-mata agar ia tak perlu merasa tersiksa melihat hubungan antara gadis itu dengan Donghae. Tapi untuk sekarang, Kyuhyun memilih untuk pergi dari tempat itu. Ia tak ingin menambah beban yang dirasakan gadis itu.

"Kau benar-benar bodoh, Cho Kyuhyun." Ia menyumpahi dirinya sendiri karena selama ini tak tahu kesulitan yang dialami Yoona. Ia pun tak tahu apakah kesulitan itu sudah berlangsung sejak mereka berpacaran atau baru-baru ini saja.

•••

choco-salt, 2020

A Secret Behind UsWhere stories live. Discover now