1. Will be Fine

346 31 3
                                    

Im Yoona

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Im Yoona

•••

Satu yang dirasakan Yoona saat ini, yaitu lelah. Pekerjaannya sebagai editor akuisisi di suatu kantor penerbit yang cukup terkenal di kota itu membuatnya harus bertemu dengan beberapa penulis di beberapa tempat. Sebenarnya pekerjaannya hari ini tidak terlalu berat, hanya saja dia merasa sedikit tidak sehat.

"Ada apa, Yoona?" tanya Taeyeon, atasan Yoona yang menyadari gadis itu sejak tadi memijat pelipisnya ketika baru saja tiba di kantor.

"Tak apa-apa, eonni." jawab Yoona sembari tersenyum lalu menyalakan laptopnya, kembali siap untuk mengontak penulis lainnya untuk bertemu dan menawar naskah.

"Jadi, bagaimana dengan penulis yang bernama Donghae itu? Apakah dia bisa dihubungi?"

Yoona menggelengkan kepalanya. "Belum. Aku sudah beberapa kali mengirimkan email setelah membaca cerita fiksi buatannya di blog, tapi belum dibalas, atau mungkin dia tak berniat untuk menerbitkan karyanya itu."

"Biar bagaimana pun, tetap hubungi dia sebelum ceritanya itu tamat atau diterbitkan penerbit lain. Sayang sekali jika itu terjadi."

Yoona tak menjawab. Dalam hati, dia sangat kesal dengan seniornya itu. "Seenaknya menyuruh saja." umpatnya dalam hati. Sebenarnya dia tidak akan kesal seperti itu, jika saja kondisi badannya sedang fit.

"Yoona, ada yang ingin bertemu denganmu. Katanya dia temanmu." ucap seorang laki-laki menghampiri Yoona.

"Siapa, Eunhyuk oppa?"

"Yah, aku tidak tahu. Temui saja. Dia ada di lantai satu." jawab Eunhyuk lalu hendak pergi setelah memberitahukan informasi itu pada Yoona, tapi sebelum itu dia berkata, "Ah, tapi dia cantik sekali. Jangan lupa menyebutkan namaku saat kau berbicara dengannya."

Yoona hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap playboy dari rekan kerjanya itu. Tapi, siapa yang ingin menemuinya? Gadis cantik? Entahlah, dia sendiri tak merasa memiliki teman sekarang selain rekan-rekan kerjanya di kantor penerbit.

Tanpa berpikir lebih lama, ia pun segera turun ke lantai satu untuk menemui temannya yang belum ia ketahui siapa.

•••

"Oppa." seorang gadis masuk ke dalam sebuah ruangan dengan senyum manis. Senyumannya semakin mengembang saat melihat seorang lelaki yang sedang sibuk di meja kerjanya namun tetap menyempatkan dirinya untuk memasang senyum.

"Ya, ada apa, Seohyun?" tanya laki-laki itu lalu berhenti berkutik dari laptopnya saat gadis yang bernama Seohyun itu menghampirinya.

"Mulai besok aku akan bekerja."

Laki-laki itu mengernyitkan keningnya. "Bekerja? Untuk apa?"

"Aku tak pernah memberitahumu? Kalau cita-citaku adalah kerja di kantor penerbit. Kau tahu sendiri aku sangat suka membaca buku, kan." ucap Seohyun sambil mengambil kursi dan duduk di samping laki-laki itu. "Apakah kau tak mengizinkanku, Kyuhyun oppa?"

Kyuhyun tersenyum menatap gadis itu. Tentu saja dia tahu apa yang menjadi keinginan dan kesukaan gadis itu. "Kurasa kau tak perlu bertanya padaku jika kau suka melakukannya."

"Ah, tadi aku bertemu Yuri eonni." ucap Seohyun.

"Dia sudah pulang dari Jepang?" tanya Kyuhyun sedikit terkejut.

Seohyun mengangguk sembari memain-mainkan salah satu pulpen di meja kerja Kyuhyun, "Sepertinya begitu. Dia sebenarnya ingin menyapamu, tapi ada teman yang sangat ingin ia temui katanya."

Kyuhyun menghembuskan napas beratnya. Sepertinya dia teringat sesuatu. Dia pun berusaha mengalihkan pikirannya dengan kembali menatap laptopnya.

•••

"Yuri?" Yoona tampaknya lupa kalau dia memiliki seorang teman yang cantik seperti yang dikatakan Eunhyuk tadi. "Kau sudah kembali dari Jepang?"

Gadis yang bernama Yuri yang tadinya sedang duduk di salah satu kursi yang berjejer di ruangan itu langsung berdiri dan memeluk Yoona dengan jeritan heboh. "Yoona!!! Aku sangat merindukanmu~"

Yoona menenangkan Yuri karena suaranya sangat nyaring terdengar dan membuat orang yang sedang lewat menoleh ke arah mereka. "Aku juga." ucap Yoona. "Tapi bagaimana kau tahu aku di sini?"

Mereka pun melepas pelukan itu. "Tadi aku datang ke rumahmu, katanya kau kerja di daerah sini jadi kau menyewa rumah. Aku ke rumah sementaramu, tapi kau tak ada. Aku pun tak mempunyai nomor telfonmu yang baru. Jadi, aku ke terpaksa jauh-jauh ke sini. Walaupun tak jauh juga sih, hanya 15 km." jawab Yuri panjang lebar.

Yoona tertawa. "Kau sepertinya masih cerewet."

Yuri kesal dengan ejekan itu, lalu dia mengelus-elus kepala Yoona, "Kau benar-benar konsisten dengan rambut pendekmu."

"Berhentilah menggodaku. Kau tahu aku sangat jelek dengan rambut panjang."

"Kau bahkan tak pernah mencobanya saat badanmu sudah kurus." ucap Yuri mencibir, lalu kembali tersenyum. "Apakah kau ada waktu sekarang? Aku ingin sekali mendengar cerita tentangmu selama aku pergi, dan aku juga memiliki banyak hal yang ingin kuceritakan."

Yoona tampak kecewa. Saat ini dia sangat sibuk, namun dia juga sangat ingin melepas rindu dengan sahabat yang sudah lama tak ia temui itu. "Aku tak bisa sekarang. Aku sibuk. Bagaimana kalau malam nanti kau menginap di rumahku saja? Kita bisa bercerita sepanjang malam."

"Jadi, aku menunggu dimana?" tanya Yuri dengan ekspresi cemberut.

"Kau mau ke rumahku sekarang? Tapi, kau sendirian saja."

Tiba-tiba Yuri teringat sesuatu. "Ah, aku harus pulang sekarang. Aku ingin menemui Kyu-" dia tak melanjutkan kalimatnya saat melihat perubahan ekspresi Yoona. "Yah, pokoknya aku akan kembali malam nanti." ucap Yuri sembari mengedipkan matanya dengan genit untuk mencairkan suasana.

Yoona tersenyum. "Ya sudah."

Yuri hendak berbalik pergi namun tangannya ditahan Yoona. "Ada apa?" tanyanya menatap Yoona yang diam sejenak dan memikirkan sesuatu.

"Bagaimana kabarnya?" tanya Yoona dengan ekspresi datar.

•••

Yoona kembali ke meja kerjanya setelah Yuri pergi. Ekspresinya tampak syok dan sedih secara bersamaan. Perasaannya kacau. Sia-sia sudah usahanya untuk sibuk dengan pekerjaannya untuk melupakan orang itu.

Tembok yang dia bangun selama ini runtuh begitu saja begitu mendengar kabar tentangnya. "Kyuhyun akan tunangan bulan depan." kalimat Yuri masih terngiang di kepalanya.

Yoona benar-benar tak percaya dengan perasaannya yang hanya tertuju pada satu orang selama bertahun-tahun lamanya ini. Apakah dia akan baik-baik saja jika seseorang yang ia cintai bersama dengan orang lain? Entahlah, dia takut.

•••

choco-salt, 2020

A Secret Behind UsWhere stories live. Discover now