21| Protect You

5.6K 885 370
                                    

"Ada yang sedang asyik nih."

Seruan seseorang yang tiba-tiba muncul mengagetkan mereka semua. Terutama (Y/n) yang tepat berada di sampingnya. 

"SETAN ANJ-" Ia kembali berlatah, sebelum menoleh untuk melihat sang pelaku. "Yeu, ngagetin ae kutu Muzan. Lu ngapain di sini besti?"

Si pelaku, Haruka hanya mengangkat bahu tak peduli. "Mungkin untuk membantu."

"Sayangnya, kami tak perlu bantuan, bahkan aku seorang bisa membunuhnya." Uzui berkata dengan percaya diri, dan saat itu juga hidungnya memanjang bak Pinokio.

(Y/n) memutar bola matanya malas. "Sok-sokan di awal, ujung-ujungnya dibantai massal. Buntung itu tangan mampus."

"Nanti perkataan mu kembali ke diri mu sendiri loh."

"Ah, mana mungkin."

"Everything is impossible."

"Possible, geblek."

Haruka hanya menghela nafas pasrah. Dari bayi sampe sekarang, (Y/n) emang gak pernah takut adu mulut walau sama yang lebih tua.

Gyutaro mulai bangkit, bersiap untuk mengeluarkan keiriannya pada Uzui yang terlihat perfek.

"Iri bilang bos!" Dan dengan tak ada akhlaknya (Y/n) memotong isi hati Gyutaro sebelum dirinya mulai curhat. Membuatnya agak shock.

"Tidak ada bos yang iri dengan pegawainya, kecuali mungkin ada bos yang punya pegawai perfek, sementara dia burik. Mungkin bisa iry." Haruka mengutarakan pendapatnya.

(Y/n) menghela nafas, lalu tersenyum semanis jembatan Ancol. "Gak gitu konsepnya sayangku, cintaku, bestiku, anjingku."

"KAKAK! BUKAN CUMA DIA! MASIH ADA YANG LAIN! BUNUH PEREMPUAN YANG SUDAH MEMBAKAR KU! CEPAT LAKUKAN! AKU SUDAH BERUSAHA KERAS! SANGAT KERAS! TAPI MEREKA MENGHALANGIKU DAN BERBUAT JAHAT PADAKU!!" Teriak Daki dengan suara yang lebih keras dari pada toa.

"Sudah berapa kali ku bilang, pakai itu cermin buat ngaca, jangan buat gaya-gaya aja." Protes (Y/n) lelah menghadapi iblis yang suka memutarbalikkan fakta.

Heran sama makhluk kek gitu. Dia yang berbuat jahat, dia yang bersalah, sementara mereka hanya ingin mempertahankan yang benar dan menentang yang salah. Dan begitu dia dikalahkan, mereka pula yang di salahkan.

"Ada akhlak kau begitu?"

"Saatnya menagih utang!" Gyuutaro bersiap dengan golok, maksudnya Sabit lejennya.

Ngomongin soal hutang, (Y/n) jadi teringat hutangnya di dunia, nih. "Hutang? Oh iya pak Udin! Utangku ada 150rb rupiah ya pak! Nanti saya bayar di isekai!"

"Udin bukannya anaknya Pak Sumanto tetangga sebelah, ya?"

Mengabaikan pembicaraan absurd mereka, Gyuutaro melempar Sabit nya keluar lalu kembali lagi.

Haruka melongo kagum setengah ngeri. "Buset, sabit terbang."

"Apa? Sabito!? Mana mana!?"

"Yaampun, kupingnya pasti kesumbat kecoak."

Gyutaro kembali mengutarakan rasa irinya, "Aku iri kawaaaaan~ kau benar-benar orang baik. Hm. Kau melindungi manusia, terlihat keren! Baguuus~"

"Ini dia yang aku rasakan selama ini. Terabaikan." (Y/n) berujar datar dengan senyum tertekan, tak lupa tangannya yang membentuk 👍

"Ngeteh skuy!" Haruka pun memberikan saran yang menyesatkan.

"Ide yang bagus. Jurus darah iblis, Teh sari wangy!"

[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang