Nganu, Bonus

4.2K 499 616
                                    

(Y/n) terkejut terheran-heran setelah mengetahui kenyataannya.

Selama ini,

Selama 33 Chapter, bertahun-tahun lamanya ia berpetualang bersama tokoh anime kesukaannya,

Semuanya,

Semuanya....

Hanyalah mimpi dari seorang wibu nolep yang berhalusinasi menjadi gepenk agar bisa bersanding dengan husbu tercintanya.

"AFJEBFJEBFKDBFSKSNDK—"

Gadis di depannya yang kini diketahui bernama Haruka, hanya bisa terdiam bingung dengan kelakuan aneh sang sahabat.

"PLIS. BUKANNYA GUE KEPELESET? HABISTU TERBANG-TERBANG KEK LARON KEPANASAN DAN MENDARAT DI HUTAN ANIME KAENYE!?!?!??"

"DAN ELO?!? HARUSNYA LO UDAH MATI KESELEK ES DAN IKUT REINKARNASI KE ANIME KAENYE KAN!?!"

"TEROS- JADI, KIRI, REI, DAN TUAN PENYIHIR ITU GAK NYATA?"

"DAN- PERJUANGAN GUE NYELAMATIN SEMUA CHARA YANG MODAR SIA-SIA?!"

(Y/n) berteriak heboh. Bercerita dengan tak santai sampai terjadi hujan kuah dan Haruka menjadi korban. Untungnya sudah ada payung.

Sedia payung, sebelum temanmu ceramah.

"Astaghfirullah, sister. Kapan gue keselek es? Dan apa apaan kepeleset?? Kiri? Rei? Penyihir? Siapa itu buset!? Kaenye? Apa itu, makanan?" Giliran ia yang menghujani (Y/n) dengan seribu pertanyaan. Eh, lima doang deh.

"Gue mimpi dari mana sampai mana?" (Y/n) bertanya sembari nahan mewek. Sia-sia dong selama ini ia berlatih pernafasan, kalau ternyata hanya mimpi. Eh, itu kan juga mimpi, ngapain nyesel?

"Hah, udah-udah, sana mandi dulu. Jangan bilang Lo lupa hari ini hari pertama kita masuk sekolah."

(Y/n) menggaruk kepalanya. Matanya terpejam, kemudian menghela nafas pasrah. 'Ini, tanggal berapa, bulan apa, hari apa, dan tahun berapa? Dan gue bersekolah di mana?'

Tak mau membuat Haruka menunggu lama, ia beranjak dari kasurnya. Lalu pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Masih gak percaya itu semua hanya mimpi. Semua rasa sakit yang ku alami bahkan terasa nyata. Nichirin, seragam, semuanya terasa nyata. Bahkan orang-orang di sana bisa ku rasakan dengan jelas!" Ia bergumam sembari berak.

"Atau jangan-jangan... Aku tersedot ke dimensi lain selama aku tertidur? Eh tapi masa sih? Jangan-jangan lucid dream?"

"Ah, sudahlah. Lebih baik aku bergegas."

•••

Di depan kamar kos, (Y/n) melihat Haruka yang sedang menunggunya sembari ngopi ala bapack-bapack.

"Selesai juga, dah yok, keburu telat."

"Jam berapa sekarang?"

"Jam tujuh."

"APAHHH?!?!" (Y/n) memekik heboh. Suaranya yang menyerupai toa masjid itu bahkan membangun penghuni kosan gang sebelah.

Dengan sepatu supernya ia berlari ala Sonic, meninggalkan Haruka yang berteriak memanggil-manggil namanya namun tak di gubris.

"Kenapa sih tuh anak? Kan masuknya masih satu jam lagi?"

•••

Wushh!!

Angin kencang melanda kota pagi ini. Semua orang harus berpegang dengan benda di sekitar agar tak ikut terbang terbawa angin itu.

Oh, bukan angin sih sebenarnya, tapi seorang siswi SMA yang berlari dengan kecepatan tak normal akibat terlambat masuk padahal mah kagak.

[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba Where stories live. Discover now