6| Gunung Natagumo

8.2K 1.3K 334
                                    

(Y/n) POV

"Silahkan ibu ibu, bapak bapak, Kakek Kakek, nenek nenek, adek adek, kakak kakak, Sirup Marjan 5 ribuannya!" Seru seorang bapac bapac yg mirip seperti Michael Jackson tersebut sambil mendorong gerobak isi sirup MARJAN.

"Ada macam macam variannya, enak enak semua, apalagi yang ini, isinya murni darah saya, dapat menguatkan badan!" Jelas om om itu panjang lebar sama dengan luas.

"Ayo dek, mau beli?" Tawarnya padaku.

Aku diam saja.

"Mau gak dek? Lima ribuan doang loh!" Tawarnya lagi.

Aku menggeleng.

"BELI! ATAU KU PITES PALAMU!?"

•••

"BANGUN!!"

"KUNYUK!!" Latahku kaget. Lah? Om Mujan jualan sirup itu cuma mimpi? Apakah itu sebuah pertanda bahwa suatu saat aku akan dapet darah dia? Hiih ngeri!

"Ada apasih gagak Laknad?" Tanyaku terheran-heran. Melihat hari masih terlalu pagi untuk diriku yang selalu bangun jam dua belas siang.

"Pergilah ke gunung Natagumo! Misi selanjutnya! Di gunung Natagumo!" Perintahnya.

"ASEKKK! INI YANG KUTUNGGU TUNGGU!" Aku langsung bergegas untuk bersiap dan pamit pada pemilik penginapan ini, dan berlari secepat mungkin agar sampai duluan ke gunung angker itu.

•••

"Wow! Aku datang terlalu cepat!" Aku mulai memasuki gunung tersebut. Banyak sarang laba-laba di sini. Dan semakin ke dalam, satu persatu laba-laba mulai terlihat.

Aku hanya bersyukur ini laba-laba, bukan kecoak. Kalau iya, mungkin dari awal aku sudah absen.

Oke, pertama, aku harus bunuh siapa dulu?? Keluarga laba-laba sangat banyak sih.

Tiba tiba sehooman pemburu iblis menyerang ku dari belakang. Ia nampak sudah tak sadarkan diri. Namun tubuhnya bergerak di bawah kendali iblis di sini.

Refleks aku menghindar. "Banh kalau mau nyerang ngobrol dulu, dong. Eh iya lagi dianu, sori lupa. Hehe.g"

Pemburu iblis ini mulai melayangkan nichirinnya lagi, terus berusaha menebasku namun dengan cepat aku menghindar. Dia masih hidup kah? Kalau iya masih ada kesempatan untuk menyelamatkannya.

Namun, semakin lama jumlahnya bertambah. Membuatku sedikit kesulitan menghindar tanpa menyerang. Sepertinya ku harus membunuh iblis yang mengendalikan ini semua dahulu.

Dengan modal keberuntungan, aku berhasil lepas dari mereka. Dengan cepat aku bergerak, mencari sosok iblis berwujud tante-tante yang menjadi dalang di balik semua ini.

Normal POV

Iblis tak berkepala tiba-tiba muncul di hadapannya. Masih dikendalikan oleh iblis yang diketahui sebagai mamak nya Rui.

Sontak (Y/n) mengerem, lalu melompat untuk menebas iblis tersebut hingga terbelah menjadi beberapa bagian. Lalu perlahan menghilang bagai abu. 

Setelah itu, (Y/n) melakukan aksi lompat indah dan terjun ke arah Iblis yg mengendalikan pemburu iblis tadi a.k.a maknya Rui.

'Dor, mangap ya, aku ambil bagian kerenmu dua kali.' Ia bergumam sebelum terjun ke arahnya, merasa bersalah karena telah merebut aksi keren mc.

Maknya Rui terlihat terkejoet, tapi lama kelamaan dia pasrah. Ia mengulurkan kedua tangannya. Bersiap untuk ditebas kepalanya.

"Aku anak Baek, jadi tenang aja. Gini-gini aku juga punya jurus tanpa rasa sakit. Nafas Aurora, Bentuk keenam, Ilusi: Tebasan penghapus penderitaan!" (Y/n) menebas kepala iblis tersebut hingga tercipta cahaya indah yang dilihatnya sebelum kepalanya terjatuh ke belakang.

[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora