16| Iblis?

6.1K 1K 404
                                    

Tiga pasang mata yang selalu menjadi ciri khasnya itu menyipit. Menatap intens sosok di hadapannya. "Oh? Ishikawa (Y/n), ya? Pas sekali, kebetulan aku sedang mencarimu."

"Apa aku sebegitu terkenalnya kah di dunia periblisan?" (Y/n) bertanya dengan heran. Yang direspon tatapan datar oleh Kokushibou.

Entah kenapa, bertatap muka dengan iblis terkuat setelah Muzan ini, tak membuatnya takut sama sekali.

Kokushibou benar-benar nistable di matanya.

Ia berdehem sebentar. "Baiklah, jadi kenapa kau mencari ku?"

"Kau tak perlu tau. Cukup diam dan turuti aku. Jika membantah, kau pindah alam."

(Y/n) hanya mengernyit tidak Suki. Mentang-mentang lah uppermoon satu, tingkat kesombongannya lebih tinggi dari menara Eiffel.

"Baiklah. Ku harap kau tak melakukan gerakan perlawanan. Kita ke markas sekarang."

Gadis yang baru direkrut menjadi hokage.g, hashira itu hanya terdiam, sebelum menghela nafas panjang panjang.

"Aku bukan bonekamu, bisa kau suruh suruh, dengan seenak jidat mu~"

Kokushibou mengernyit Herman. Dih, gila ini anak.

"Orang itu, dia ingin bertemu dengan mu." Ingin meluruskan masalah ini, ia menjelaskan. Walau sebenarnya tak ada yang nanya. 

"Dia? Siapa? Anto? Asep? Ponijan? Bayu? Baim? Rahmat? Bagas? Jubaedah? Samsudin? Wisnu?"

Kokushibou menghela nafasnya lelah. "Aku heran kenapa orang aneh seperti mu bisa memojokkan Akaza kemarin. Seharusnya kau paham, kan siapa 'Dia' itu?"

(Y/n) mengangguk-angguk paham. "Muzan, kan? Bilang aja ke bosmu itu, Ishikawa (Y/n)-sama yang mulia dan santun ini sedang sibuk, jadi gak bisa meeting eak!"

"Dasar ..."

Krek!
Srat!

(Y/n) tersentak kaget. Tiba-tiba ada sebuah pintu di bawahnya, dan terbuka. Hingga menampilkan tempat luas yang sangat dikenalnya.

'Dimensi tak terbatas!'

•••

(Y/n) POV

Innalilahi, punggung ku ini menubruk lantai dengan tidak elite. Sebenarnya gak sakit, cuma malu aja.

Eh, tunggu. Sekarang ini aku di bawa ke dimensi tak terbatas, kan? Tempat para iblis berkumpul!

Gileee! Uppermoon dimana mana woe! Ada mata enem pastinya, goyang dumang, kang tojos, kakek gayung, pengrajin gerabah, sama iblis yang bajunya kekurangan bahan. E tapi si Kibutsuji Maemunah mana yak?

Ah sial, aku malah lupa nama asli mereka!

"Wah! Kokushibou-dono! Kau berhasil membawanya! (Y/n)-chan, lama tak jumpa! Apa kabar?" Sapa seorang ... eh dia iblis ya? Yaudah seiblis berkipas dengan rambut aneh dan wajahnya yang always bagus untuk di sentil pake tangan Yuri Jahad. /Ora

aku mengerutkan kening heran. "Dombret, ya?"

"Aku senang kau masih mengingatku. Tapi namaku yang cantik ini kenapa kau ubah? Hiks ..." Ia berujar sok drama. Apalagi anak monyet eyes nya bikin jijik.

Srash!

Kang Tojos di sebelahnya tiba tiba menabok wajah cantik rekannya dengan tak santai. Mantap bang, sudah mewakili.

"Diamlah!" Bentaknya mengeluarkan aura aura yang kripi abis.

"Seperti biasa! Tonjokanmu semakin Kuat, Akaza-dono!" Puji goyang Dumang terkagum kagum.

[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang