Spesial Chapter : (Y/n) Berakhlak

4.1K 441 663
                                    

Ketika (Y/n) menjadi kalem, berakhlak, beradab, baik, dan sopan untuk satu chapter.

─────────────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

─────────────────────

Ada beberapa hal yang ditakuti oleh banyak orang di dunia ini.

Seperti, marahnya orang sabar, diamnya orang cerewet, kecewanya orang setia, seriusnya orang yang suka bercanda,

Dan

Berakhlak nya (Y/n).

Kita semua tau, ia dikenal sebagai periang, aktif, suka bercanda, akhlak nol, mageran, rusuh, hobi mancing keributan, mulut gak pernah disekolahin, dan tak beradab.

Tapi, tak ada hujan, tak ada angin. Tiba-tiba ia menjadi kalem, tenang, serius, menjaga image, bertutur kata yang sopan, dan yang paling penting berakhlak.

Apa yang akan orang-orang di sekitarnya pikirkan?

Ia sedang melaksanakan suatu tantangan dari seseorang?

Dunia sedang tidak baik-baik saja?

Salah makan?

Kepalanya terbentur sesuatu?

Kesambet hantu berakhlak?

Yang jelas, ada sesuatu yang tak beres sedang terjadi di sini.

"Haruka, bangun. Udah pagi nih!" Jam masih menunjukkan pukul setengah lima pagi, tapi (Y/n) sudah bersiap rapi dengan seragam kisatsutai serta nichirin di sarungnya. Membangunkan temannya yang masih terlelap.

Haruka mengerutkan keningnya setelah merasakan guncangan di tubuhnya. Enak aja, lagi mimpi menjadi pedagang es cincau anget yang sukses tiba-tiba di suruh bangun. Ia menguap sebentar sebelum menduduki dirinya.

"Hah? Apaan? Masih pagi loh, (Y/n). Lima menit lagi bangunin. Tunggu ... Kesambet apa kok jam segini udah rapi—?"

(Y/n) menautkan kedua alisnya heran. "Memangnya kenapa kalau aku bangun pagi? Ada misi yang harus ku selesaikan. Kau juga ayo, cepat bersiap."

Haruka melongo, menatap punggung temannya yang kian menjauh. Ia masih mimpi? Seseorang yang biasanya masih ngorok jam delapan pagi, tiba-tiba siap bertugas padahal matahari saja belum menampakkan diri?

Sudahlah, daripada mati kesetressan, lebih baik ia juga cepat bersiap agar tak kena tegur temannya lagi. Positif thinking saja, mungkin (Y/n) hendak mengerjakan misi dua bulan lalu. 

"Hoaaahm, selamat morning dunia— a ..." Haruka lagi-lagi terdiam. Melihat pemandangan membagongkan di depannya.

Bukan apa apa, hanya pemandangan (Y/n) yang sedang menikmati sarapan pagi. Tapi tak rusuh seperti biasanya, malahan cara makannya sangat tenang dan elegan. Udah gitu menunya sederhana tapi sehat, padahal biasanya ia sarapan Indomie kuah goreng rasa kandang ayam pake garpu taman.

[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba Where stories live. Discover now