8| UpperMoon Dua

7.3K 1.1K 295
                                    

(Y/n) berjalan terengah-engah.

Tubuhnya dipenuhi luka.

Dan staminanya terkuras.

Setelah pertarungannya melawan mantan oni rembulan yang gila aja kuatnya kek apa. Dia pikir Muzan telah gila karena memecat iblis sekuat itu.

Itu adalah misi pertamanya setelah singgah beberapa hari di kediaman kupu-kupu. Entah dirinya yang belum pulih sepenuhnya atau gimana.

Sudah lama sekali (Y/n) berjalan tapi tidak menemukan satupun penginapan wisteria.

Kenapa dia tidak minta Kiri pulihkan saja lukanya? Katanya gak mau terus terusan bergantung padanya yasudah. Sekali-kali jangan bebankan dia, kasian..

Saat lagi asyik mengumpat dalam hati, terlihat sosok berambut aneh warna kuning, yaa gak kuning kuning amat si, emm gimana ya? Ya pokoknya sejenis kuning lah bre, bukan kuning kuning ngambang di kali ya.

Ia seperti sedang memakan sesuatu ... Bukan, seseorang. Ya, seorang gadis, itu artinya sosok kuning itu iblis.

(Y/n) menyipitkan matanya, berusaha melihat sosok iblis itu dengan jelas. Tataan rambutnya seperti pernah ia lihat, tapi siapa ya?

Iblis itu menoleh. Merasakan ada sesuatu yang dari tadi memperhatikan dirinya.

"Wah, ada yang datang!" Serunya dengan nada senang.

Wajahnya sudah terlihat sekarang. Matanya pelangi, ekspresi yang santai namun terlihat ramah, dan sebuah kipas di tangannya.

(Y/n) langsung banjir keringat, dia panik setengah mampus. Akhirnya ia ingat, dialah ... Dialah sang uppermoon dua, Douma.

'N-ni iblis laknad bukannya suka nongkrong di sekte Surga abadi ya? Apes banget diriku. Udahlah lagi luka, malah dipertemukan dengan setan.' Umpat (Y/n) dalam hati.

"Hemm? Bukankah kau gadis yang dilawan Akaza-Dono waktu itu? Wah! Senang bertemu dengan mu, namaku Douma!" Ia memperkenalkan diri, sembari memamerkan senyumnya.

(Y/n) masih diam, berusaha menguatkan tangannya yang dari tadi tak berhenti bergetar. Auranya sangat menyeramkan. Salah apa ia sampai harus bertemu satu per satu iblis yang berbahaya.

Akaza sudah.

Sekarang Douma.

Apakah besok ia akan dipertemukan dengan Kokushibou?! Huh, jangan sampai.

Rasa panik dan takutnya perlahan hilang setelah melihat wajah Douma yang nampak sksd. Gak jadi gemetar deh, malah ingin menabok wajahnya sampai puas.

"Benar, itu aku. Dan aku tak ada niat berkenalan denganmu. Minggir." (Y/n) akhirnya menjawab dengan tenang.

Douma yang masih senantiasa memasang senyumannya pun tersentak. "Aah, kau dingin sekali!"

'Maaf? Aku dibilang dingin? Aku yang family friendly ini dibilang dingin?' (Y/n) melongo tak percaya. Tak ingin di sangka sebagai pribadi yang dingin dan sombong, ia pun memasang wajah melotot penuh semangat ala Kyojuro.

"Bagaimana? Apa aku terlihat dingin?!?" Douma sweatdrop. Gadis cantik itu bisa sengklek juga ya.

"Dah, sekarang minggir." (Y/n) pergi melewati Douma, tapi ia malah dihalang.

"Eits, tunggu du-"

"Minggir aku bilang!"

Ia nampak kesal, walau dengan tubuh penuh luka, (Y/n) dengan sisa tenaganya mulai menarik nichirin dari sarung, lalu ia layangan ke arah leher Douma.

Dengan cepat, Douma menghindar. Menyebabkan lehernya masih aman. Namun, meninggalkan bekas goresan yang cukup besar.

"Wah, serangan yang bagus!" Ia memuji, dengan senyuman andalannya. Sepertinya mulai menikmati pertarungan ini.

[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt