15| Hashira Aurora

6.5K 1K 828
                                    

(Y/n) POV

"E-ehh? Hashira?!" Beoku tak percaya.
Yaiyalah masa hooman yang kemarin ngelepasin Akaza karena kasian dia belum tobat tiba tiba disuruh jadi hashira? Oyakata-sama gak Ngeprank kan? Ini bulan April loh//plak.

Tuh, hashira yang lain juga pada terkejut.
Bahkan yang mulia paduka raja tomioka giyuu-sama yang terhormat juga memasang wajah cengok.

Gilak, mukanya yang jelek jadi tambah jelek, lho. Keknya kalau di foto terus kirim ke publik bagus jugak. "Kang triplek yang sebentar lagi kemasukan lalat" /g.

Gimana yak, pengen si jadi hashira, pengen banget malahan. Tapi masalahnya, bukannya batas hashira cuma 9?

"Kyojuro akan berhenti menjadi hashira. Melihat kondisinya, dia sudah tidak bisa bertarung lagi. Untuk itu, (Y/n), apa kau bersedia menggantikan posisinya? Kyoujuro sendiri yang memilihmu, lho." Bagai bisa menjawab pertanyaan ku, Oyakata-sama menjelaskan dengan lembut.

"Akhirnya kau jadi hashira juga ya, bocah!"

Aku bisa mendengar suara kang codet. Biarkan saja dia, malu kalau gelud di depan Oyakata. 

"Bagaimana, (Y/n)?" Merasa tak ada jawaban, beliau bertanya sekali lagi.

Mungkin di dalam pikiranku ada sebuah bunga, lalu kelopaknya ku lepaskan satu satu sambil gumam. 'Terima .... Enggak ..... Terima .... Enggak ... Terima .... engg-'

Sudah berasa jadi orang yang dibuat bingung dengan dua pilihan.

"Hoy! Jangan diam saja!" Bentak kang codet lagi. Membuat ku geram ingin mencuri ohaginya.

Mengacanginya adalah solusi terbaik untuk sekarang. Saatnya kembali berpikir. Jadi, otakku berkata iya, tapi mulutku berkata tidak. Menjadi Hashira itu seru, tapi juga harus mengemban tanggung jawab yang sangat besar.

Apa aku mampu? Dengan kerjaku yang hanya malas-malasan ini?

Oyakata-sama masih menunggu dengan sabar. Tapi para hashira terlihat menunggu jawabanku dengan tak sabar.

Entah benar-benar penasaran atau gimana, akhirnya si Panji Petualangan aka pawang ular mengangkat suara. "Bagaimana? Terima tidak!?"

Tau gini mending jauh jauh hari mikirnya! Aaaaargh! Kenapa aniki donad milik aku sih!? Ya, walau menjadi hashira berarti memudahkan ku untuk menyelamatkan mereka ...

"(Y/n)-chan?" Panggilan Shinobu membuatku tersadar dari lamunan panjangku. Bermenit-menit merenung tak menghasilkan jawaban yang tepat.

"Bagaimana?" Tanyanya.

Dengan tekad yang sudah bulat, aku berka— 'Tentu saja mau!' Ah tidak, itu hanya dalam batin.

"Sepertinya ... tidak?"

Aku bisa merasakan reaksi terkejut dari para hashira. Tapi aku tak selesai sampai di situ, detik selanjutnya, aku melanjutkan. "Tapi ...,"

"Karena ini adalah tugas dari Rengoku-san yang harus aku jalankan, aku bersedia untuk menggantikan posisinya!"

Bisa ku lihat beberapa orang di sana menampilkan ekspresi lega. Kecuali satu, "Cih, mikir gitu aja pake lama!"

Aku memicingkan mata ke arah kang codet. "Dari pada kau dulu pake ngehina Oyakata-sama! Mph!"

Oh tida! Dasar mulut tak ada filter! Lihat! Para hashira terkejoet.

"Hah!? Bagaimana kau tau itu!?" Tanya mang Ujuy herman.

"Apa kau itu dukun?" Tebak yang mulia paduka raja Tomioka Giyuu-sama yang terhormat tak masuk akal. Apa ada dukun modelan gini?!

"Apa kau bisa melihat masa lalu orang?" Tebak pawang uler semakin ngaco.

[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba Where stories live. Discover now