Chapter 10

981 183 28
                                    

Ayo votes dan comments biar aku semangat!^^

.

.

.

"Dia ditembak mati," Jungkook menjelaskan seraya memejam erat kedua matanya, "Dua hari setelah upaya melarikan dirinya"

Namjoon terpaku, tak dapat merespon penjelasan Jungkook. Ditembak? Namu ditembak mati?

"Oleh siapa?"

Jungkook mengedikkan bahunya, "Yang jelas, warga setempat. Atas perintah pemimpin besar, tentunya"

Jungkook mendesah keras, lantas memijat pelipisnya pelan, "Ah, sial. Aku seharusnya tidak menceritakanmu tentang peristiwa ini"

Jungkook membenahi posisi duduknya, lalu menjalin jemarinya sembari menatap Namjoon lekat, "Entah berapa kali kupikir, kau aneh,"

Namjoon mengernyitkan dahinya, "Apa maksudmu?"

Jungkook menggeleng, "Hanya saja, kau benar-benar terlihat sama persis dengan Namu. Suaramu, caramu berbicara, bahkan hingga bentuk tubuhmu, semuanya sama dengan Namu," Jungkook menjeda lantas menunjuk kearah mata Namjoon, "Kecuali warna bola mata yang kau miliki. Jika matamu berwarna biru dongker, aku bahkan akan mengira Namu telah bangkit dari kubur"

Namjoon mengulum bibirnya, ia tak tahu respon apa yang harus ia beri. Pikirannya sungguh berkecamuk, kenyataan bahwa seseorang yang telah tiada terlihat begitu mirip dengannya, membuat Namjoon bergidik ngeri.

Tunggu, apakah...?

"Namu terus memberontak selama dua hari, dia terus meraung-raung seperti orang kesetanan dan beberapa kali menyelinap ke lorong bawah tanah untuk menyelamatkan Seokjin," Jungkook menggeleng sembari menatap kosong keramik rumahnya, "Tetapi semuanya gagal. Lalu, ya, dia dijatuhi hukuman mati"

Namjoon meringis, bulu kuduknya meremang begitu ia mendengar kata mati.

"Dan itu adalah alasan utamanya Namu dibunuh?"

"Ya, sepertinya begitu," Jungkook menghirup napasnya, "Hal yang istimewa dalam kasus ini, adalah anak pemimpin besar terlibat secara langsung dalam perkelahian. Dia yang menyulut perkelahian terlebih dahulu"

Namjoon mengerang frustasi, "Harusnya Ken yang menerima hukuman itu!"

"Tidak," Jungkook menggeleng, "Pasca perkelahian tersebut, Ken bungkam dan dia menaati seluruh peraturan yang berlaku di Utopia. Dia mengikuti seluruh prosedurnya tanpa protes sedikitpun"

Jungkook mengangkat sudut bibirnya, "Aku tahu, dia sadar betul bahwa dia adalah pemimpin berikutnya. Maka mau tidak mau, dia harus mengikuti seluruh aturan yang ada"

Jungkook menyandarkan badannya bada punggung dipan kayu, "Walaupun begitu, menurutku Namu sangatlah pemberani. Keteguhannya dalam menyelamatkan Seokjin sangat kuat"

"Apa maksudmu?" ujar Namjoon tak mengerti.

"Namu datang ke Utopia saat umurnya masih tujuh belas? Delapan belas? Aku tidak mengingatnya cukup baik," Jungkook menjeda, "Lalu Namu tinggal dengan keluarga Ken setelah itu"

UtopiaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz