Prolog

4.3K 328 42
                                    

For my dearest friend, Dethev.

Thank you for being the ear of my life.

-Your beloved friend, Khesy.

.

.

.

Ayo votes dan comments biar aku semangat!^^

.

.

.

"Berapa bulan?"

"Mungkin sekitar tiga hingga empat bulan"

Hoseok merebahkan tubuhnya di sofa, mengerang dengan cukup lantang. Rumah Namjoon memang selalu nyaman, selalu berhasil membuat Hoseok seakan sedang berada dirumahnya sendiri.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

Hoseok mengerucutkn bibirnya, lantas memandang Namjoon seraya menaikkan satu alisnya, "Menjadi sekretaris pribadi itu tidak mudah, Namjoon. Aku bersumpah padamu"

Namjoon terkekeh, lalu turut mendaratkan bokongnya pada sofa empuk disisi Hoseok, "Tapi CEO-mu adalah temanmu sendiri. Seharusnya dia lebih mengerti dirimu"

Hoseok berdecak tak suka, "Teman macam apa? Dia begitu keras padaku," Hoseok mengulum bibirnya, "Dia bukan Jimin yang kukenal. Dia bukan teman SMA-ku"

Namjoon tergelak ringan, lantas menundukkan kepalanya sembari menautkan jari-jari tangannya, "Aku akan mengunjunginya beberapa kali. Aku memiliki waktu yang lebih dari cukup untuk sekedar berkunjung"

"Oh, sungguh teman yang baik. Kau tahu, Namjoon? Kau cukup terkenal setelah kejadian malam itu"

Namjoon menaikkan satu alisnya, "Kejadian apa?"

"Saat kau membawa Jimin kembali ke kantor dengan keadaan mabuk. Pegawai wanita terus membicarakanmu selama satu minggu penuh. Mereka kira kau adalah kekasih Jimin"

Namjoon tertawa renyah, "Kekasih, pantatmu. Mereka terlalu mendramatisasi sebuah informasi"

Hoseok mengedikkan bahunya, "Rumor akan selalu menarik dan tak lekang oleh waktu"

Namjoon mengibaskan tangannya, "Lalu?"

"Lalu rumor itu berangsur menghilang, karena kau tak lagi pernah berkunjung ke perusahaan"

Tentu saja, Namjoon tidak memiliki waktu untuk berkunjung ke perusahaan milik Jimin. Ia harus memenuhi amanatnya sebagai seorang tentara angkatan laut.

Namun, Namjoon menyukai pekerjaannya. Walaupun dirinya harus meninggalkan rumah selama berbulan-bulan, bahkan tahunan, ia tidak pernah keberatan.

"Aku terkadang cukup kagum padamu, kau selalu kembali dengan selamat setelah bertugas"

Namjoon memicingkan matanya, lalu memukul pelan lengan Hoseok, "Jaga mulutmu"

Hoseok terkekeh, "Jadi," Hoseok beranjak sembari berkacak pinggang, "Haruskah kita bertiga berkumpul lagi sembari menikmati soju di kedai pinggir jalan?"

.

.

.

Kepalanya terasa begitu berat.

Sial, Namjoon terlalu banyak minum. Hoseok, keparat itu. Ia berhasil menghabiskan empat botol soju dan kondisinya masih tergolong baik, cukup sadar.

UtopiaWhere stories live. Discover now