41. PERGI

1K 187 0
                                    

"Safera, wait!" panggil Harry pada hari Pertama liburan Paskah saat aku melewatinya di meja Gryffindor.

"oh, hai, Harry!" kataku. "kau memerlukan sesuatu?" tanyaku melirik Hermione tengah menggambar semacam jadwal belajar.

"ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu." Kata Harry.

"tentang apa kali ini?" Tanya Ron ingin tahu.

Harry meliriknya sekilas. "aku rasa Safera tidak ingin kau tahu, Ron. Sesuatu tentang Diggory." Kata Harry.

"owh, Sorry." Balas Ron kali ini dia beralih pada jadwal pengulangan pelajaran yang baru saja dibuat Hermione untuknya.

"apa kita bisa membicarakanya di luar?" Tanya Harry yang aku jawab dengan anggukan dan mulai mengikutinya meninggalkan Aula Besar.

Aku dan Harry berbicara di halaman sekolah tak jauh dari Aula Depan sehingga siapapun dapat melihat kami berbicara tetapi tidak dapat menangkap apa yang kami ucapkan.

"Tidak bisakah kita berbicara di tempat yang sedikit tertutup?" Tanya Harry ragu.

"oh, ayolah. Tempat ini lebih baik. Aku dapat melihat siapa saja yang akan mencuri dengar pembicaraan kita." Kataku pada Harry.

"Baiklah." Kata Harry. "aku rasa, aku butuh buku yang kau katakan sebelumnya, buku yang Lupin dan Sirius berikan padamu."

"sesuatu terjadi dengan kau dan Snape?"

"well, memang selalu terjadi sesuatu diantara kami bukan? Dia sangat membenciku," katanya "hanya saja kali ini lebih benci dari sebelumnya."

"jangan bilang kau-"

"yeah, aku melihatnya-" sambar Harry, "saat itu aku hanya ingin tahu tentang Pensieve itu, aku tidak menyangka akan sampai sejauh itu."

"sejauh apa?" tanyaku, aku tidak menyangka Harry akan menceritakan sesuatu yang terjadi di kantor Snape padaku.

"aku rasa kau tidak akan suka jika melihatnya," jawab Harry yang sepertinya tengah berpikir kalau aku akan melihat ke dalam kenangannya.

"aku juga tidak ingin melihatnya," balasku, "apapun itu, sepertinya itu membuatmu merasa sangat bersalah."

"yeah, aku melihat ayahku dengan Snape," kata Harry pelan. "Ayahku memperm-"

Harry menghentikan kalimatnya saat ia melihatku sudah menjulurkan tanganku untuk menyentuh ujung jubah Harry kemudian menggeleng memberikan isyarat untuk tidak meneruskan kata-katanya. Aku bisa saja mengetahui dengan mudah apa yang Harry lihat melalui Pensieve itu, tetapi akan lebih baik jika aku tidak mengetahuinya.

"Baiklah, aku akan membawakan buku itu saat makan malam nanti." Kataku pada Harry.

"dan satu lagi" kata Harry cepat saat aku akan meninggalkannya.

"apa?"

"bisakan kau mengajariku Occlumency?"

"APA?" tanyaku terkejut. Aku mendekatkan tubuhku dengan Harry. "bukankah Snape mengajarimu Occlumency?" Tanyaku pelan bagai bisikan.

"aku tahu, hanya saja aku tidak yakin dia mau aku datang ke kantorya lagi setelah apa yang terjadi." Harry ikut berbisik. "bisakah kau menggantikannya?"

"aku tidak bisa," kataku, "aku tidak tahu bagaimana caranya untuk melakukan itu."

"aku mohon." Kata Harry. Kami berbicara semakin dekat karena tidak ingin siapapun mengetahui isi percakapan kami. "kau telah berhasil memperlajari Occlumency dengan cepat, aku yakin kau juga bisa megajariku dengan cepat."

GALVANIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang