7. KEDATANGAN HARRY

1.9K 260 2
                                    

Beberapa minggu setelah kami pergi berbelanja seakan ada peraturan tidak terlihat untuk tidak membicarakan Percy dengan salah satu anggota keluarga Weasley. Nama Percy selalu dihindari dari setiap obrolan karena Mrs Weasley nangis tersedu-sedu setelah kejadian itu, membuat Ginny terpaksa menceritakan  semua yang terjadi kepada seluruh penghuni rumah ini. Fred dan George tidak menanggapi apapun namun mereka terlihat semakin membenci Percy, Bill yang biasanya tenang,  sedikit mengeraskan rahangnya saat mendengar kejadian itu, sedangkan Mr Weasley tidak berekspresi namun kemarahan terlihat di matanya dan telinganya yang memerah.

Dumbledore menyarankanku untuk tetap berkunjung ke tempat  Percy, selain untuk mengetahui keadaannya juga untuk memata-matai Fudge karena Percy saat ini berkerja sebagai asisten junior untuk Menteri, aku bisa berlatih sekaligus sengaja membaca pikirannya untuk mengetahui keadaan Kementerian yang kemudian aku laporkan kepada Orde. Beberapa kali Snape juga melatihku untuk menguasai Legimency yang terkadang tidak terkontrol dan menurutnya aku juga sedikit berbakat  pada Occlumency karena berhasil menghalau  Snape untuk memasuki pikiranku beberapa kali. Akhirnya, setelah tiga minggu pembelajaran yang ketat dan melelahkan,  Snape mengatakan aku sudah cukup mahir dalam Legimency dan Occlumency, garis keturunan keluarga Colate memang memiliki bakat mengendalikan pikiran yang tidak bisa dianggap remeh.

Minggu keempat musim panas adalah saat yang sangat damai bagiku, setidaknya, berhasil terbebas dengan kelas mendadak Snape. Pada hari Jum’at saat makan malam, kami dikejutkan dengan Mundungus yang menerobos masuk ke dapur, tampak terengah.

“Har, Harry…” katanya disela napasnya yang memburu. “Harry…”

“ada apa dengan Harry?” Tanya Mrs Weasley tidak sabar.

“Harry menggunakan Patronus…” kata Mundungus  lagi, “di Little Whinging.”

Dengungan terdengar di telingaku, semua kepala seakan berteriak terkejut namun  mulut mereka tetap terdiam.

Lima detik kemudian, Mr Weasley angkat bicara. “aku akan segera menemui Dumbledore, secepat  mungkin agar Kementerian tidak mematahkan tongkat Harry.” Katanya lalu berjalan setengah berlari ke pintu dapur dan menghilang di balik tangga.

“kenapa dia bisa menggunakan Patronus di perumahan Muggle?” Tanya Sirius terdengar menahan marahnya.

“De- dementor.” Jawab Mundungus tersendat.

“bagaimana bisa ada Dementor di sana? Di mana kau saat Dementor sialan itu datang?!” Tanya Sirius lagi, kali ini terdengar kemarahan yang tidak dapat disembunyikan.

“aku yakin keadaan sudah aman saat aku meninggalkan Harry.”

“BAGAIMANA BISA AMAN?!” teriak Mrs Weasley, wajahnya memerah. “APA SAJA BISA TERJADI PADA HARRY!!”

“Mum…” kata Bill menyentuh lembut bahu ibunya untuk menenangkan. “kau lebih baik kembali Mundungus, tidak baik meninggalkan Harry sendiri terlalu lama.”

“tentu,” jawab Mundungus cepat dan berlari ke luar dapur, menghilang di balik tangga seperti Mr Weasley

Suasana kembali tegang, bahkan lebih tegang dari kepulangan kami dari flat Percy.

***

Keesokan paginya, kami dikejutkan dengan kehadiran Hermione di dapur saat kami hendak sarapan. Ia ternyata telah bertemu langsung dengan Dumbledore dan memutuskan bergabung  dengan kami di Grimmauld Place karena ia dilarang menceritakan apapun kepada Harry melalui surat, dan mungkin ia akan merasa sangat frustasi jika Ron tetap tidak mengiriminya surat.

“jadi, bagaimana dengan Harry?” Tanya Hermione saat Mr Weasley duduk di kursinya.

“yeah… dia akan sidang  pada dua belas Agustus,” jawab Mr Weasley, “dan Dumbledore berhasil menghalangi Kementerian untuk mematahkan  tongkatnya.”

GALVANIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang