"Lanjutin apa?" tanya yenni enteng

"Hmm dah pikun nih anak"

Yenni sangat senang jika melihat wajah sahabat-sahabatnya itu kesal, jadi dia berniat menjahili mereka

"Owhh yang tadi?"

"Iya" jawab mereka serentak

"Oke jadi--" gadis itu menggantung kalimat nya

Melihat muka mereka membuat nya ingin tertawa, tapi ia menahan itu dengan susah payah demi mengerjai mereka

"Apa sih yen lama banget jedanya" ketus delva

"Iya sabar dong ini baru mau bilang"

"Yaudah cepet" sahut rachel

"Oke jadi--" gantungnya lagi

"Bertumbuk yok yen" kesal ella mengepalkan tangan nya lalu menumbuk meja kantin pelan

"Hahahaha udah ahk besok-besok aja gue jelasin. Lagi males bicara gue" jahil yenni lagi

"Males kepala lo! ini lo lagi bicara ya dugong" geram delva

"Nggak. Menurut gue, ini tuh cuma lagi ngeluarin suara doang bukan bicara" gadis itu berusaha menahan senyum nya agar ia terlihat serius

"Ck minta di bunuh kali ya? Pakai ini untuk bunuh orang kayaknya udah lebih dari cukup deh" timpal rachel yang sudah mengangkat garpu dari piring nya

"Jangan langsung dibunuh hel, gak seru. Mending kita siksa dulu aja" sahut ella kesal sekesal-kesal nya pada sahabatnya yang satu itu

"Setuju gue, udah langsung aja" balas delva juga jengah dengan tingkah yenni

Sembari mengambil ponselnya yenni pura-pura merekam seperti membuat video terakhirnya

"ma..pa.. bang yuda yenni sayang banget sama kalian, jangan sedih ya kalau aku udah gak ada. Aku tau kok anak gadis kayak aku ini langka banget, cuma ada satu di dunia. Mungkin aku bakal lenyap dari bumi ini tapi aku tak kan pernah lenyap dari ingatan kalian. I Love You So Much my family!!!"

"Udah kata-kata terakhirnya?" Tanya ella yang berbasa basi terlebih dahulu

"Belum"

"Ngomong deh sebelum nyawa lo melayang" ucap delva seperti psikopat

"Tapi gue lagi males bicara, gimana dong?" sahut yenni yang sudah tidak dapat menahan senyumnya

"Sekarang!" Teriak rachel tidak perduli jika mereka harus menjadi pusat perhatian lagi

"Lariiii" teriak yenni tak kalah kuat dan langsung berlari sekuat tenaga keluar kantin

Delva, rachel, dan ella mengejar yenni yang larinya dapat dibilang cukup kencang dari mereka bertiga.

Hohoho jangan lupakan setiap ruangan yang mereka lewati pasti semua siswa yang ada disana memberikan tatapan aneh pada mereka.

Tapi bukan tipe mereka jika harus mempeduliakan hal itu, toh mereka juga anak donatur terbesar di sekolah itu. Bukannya sombong tapi itulah kebenarannya

Bahagiaku Adalah BersamamuWhere stories live. Discover now