十一 | Sarapan di Rumah Farel

Começar do início
                                    

"Bosen. Pengen pulang." jawab gue malas.

"Gak mau nyari jajan gitu? Mumpung lagi banyak jajan, loh, mbak. Cari maem, gih. Biar mbak ndak bosan."

Nah.

Kenapa gue tidak cari makan saja, ya? Daripada hanya duduk di sini, lebih baik cari kuliner saja. Mumpung di CFD sedang banyak orang berjualan aneka macam makanan dan minuman. Hm, usul yang bagus Butet.

Gue lantas berpamitan pada Butet untuk cari makanan. Lelaki berpipi bulat itu hanya mengangguk. Gue pun berjalan di keramaian sembari celingak-celinguk mencari makanan yang cocok untuk mengganjal perut. Di antara keramaian ini, gue jalan sendiri demi makanan.

Hingga akhirnya gue hampir sampai ke ujung jalan. Gue baru dapat salah satu stand makanan yang letaknya di ujunh. Di stand ini menjual Okonomiyaki dan beberapa Japanese food seperti Yakisoba, Takoyaki dan Yakitori. Cukup menarik dan menggugah selera gue.

Gue sebenarnya tidak tahu macam-macam makanan yang dijual, tetapi gue ingin mencoba Okonomiyaki yang bentuknya seperti mini pizza.

"Kak, Okonomiyaki satu," sahut gue ke arah kakak penjualnya. Si kakak yang menggunakan kaus hitam dengan bucket hat putih bermerk AdiDas itu mengacungkan tangannya. Gue beralih melihat spanduk berisikan menu makanan yang dijual.

"Mas, Okonomiyakinya nambah satu lagi."

Gue tadinya sedang melihat-lihat spanduk tegak di samping stand sembari menunggi pesanan, mendadak terkejut karena mendengar suara seseorang yang tidak asing. Benar saja tidak asing. Suara itu berasal dari seseorang yang pernah bertemu beberapa kali. Sebut saja dia Mas. Iya, mas duda ganteng itu ada di tempat ini juga.

"Loh, mas?" tegur gue. Mas itu mengalihkan tatapannya ke arah kirinya, ke arah gue. Dia terkejut, tetapi tersenyum kemudian. Senyumnya cerah sekali sampai gue tidak bisa melihatnya.

 Senyumnya cerah sekali sampai gue tidak bisa melihatnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Senyum unjuk gigi maksudnya.

Sial. Tidak sehat sekali untuk jantung ini. Lucu banget, pengen gue cubit pipi sama hidungnya.

"Mas beli juga?" tanya gue. Masnya mengangguk.

"Tadi saya kelihatan kamu jalan sendirian, eh, ternyata tujuannya sama. Sama-sama mau beli Okonomiyaki," kata masnya. Gue menyengir salah tingkah. Sebuah kebetulan begitu katanya.

"Kamu ke sini sama siapa?" tanya si mas.

"Ah, sama sepupu." balas gue.

Masnya ber'oh'ria.

Gue lantas mengalihkan pandangan ke arah menu itu lagi lantaran tidak tahu lagi harus mengajaknya bicara apa lagi. Biasa, gue kalau ketemu mas ini sering gugup dan berakhir salah tingkah. Daripada gue memalukan diri sendiri, mending gue diam saja sambil menunggu pesanan gue.

[S1] Enigma ft Hwang HyunjinOnde histórias criam vida. Descubra agora