Ulang tahun Rega (a)

Mulai dari awal
                                    

Bruk

"Lo apa-apa an sih, Ga!"

Rega tersentak, ia refleks menoleh pada pintu yang didorong kuat oleh Alex. Alex terlihat menatap Rega tajam.

"Maksud lo apa?" tanya Rega bingung.

Alex dengan cepat memasuki ruangan Rega. Kemudian menggebrak meja dengan kuat. "Sok, gak ngerti! Lo enak-enak kan tidur! Setelah kasih vonis yang salah atas pasien bernama Dirga!"

Rega menatap Alex dengan penuh kebingungan. "Apaan sih lo Lex. Dateng-dateng langsung marah-marah. Salah gue apa!"

"Masih gak sadar, salah lo apa. Lo udah kasih vonis yang salah tentang Dirga. Hampir aja operasi anak umur lima tahun itu gagal karena lo, Ga." kali ini Alan yang berbicara. Alan cukup santai dan tidak tersulut emosi seperti Alex.

"Gue gak ngerti," ucap Rega dia masih belum paham dengan apa yang sedang terjadi. Kepalanya bahkan semakin terasa begitu pusing.

"Emang ya, lo itu bego! Harusnya lo sadar, Ga! gimana lo bisa jadi dokter spesialis jantung terkenal, kalo otak lo aja gak lo pake! Dasar, dokter bego!" Alex lagi-lagi memaki Rega.

Rega ikut tersulut emosi."Apa lo bilang!?"

"Sini, maju lo Lex!" Rega mencengkram kerah kemeja Alex dengan erat.

Alex menatap Rega tajam. "Kenapa?! lo gak suka gue katain! Gak tau diri! Harusnya gua yang marah! karena tindakan lo, bisa bikin Aletta di tuntut sama keluarga pasien!"

Rega melepaskan cengkramannya pada kerah kemeja Alex, dia beralih menatap Aletta yang sudah berderai airmata. "Letta, maapin gue. Gue gak ada maksud buat nyusahin lo. lo percaya kan Let sama gue?"

Aletta terdiam. Gadis itu menunduk seraya mengusap air matanya.

"Kesalahan lo yang kali ini, bener-bener bikin gue kecewa. Lo udah bikin Aletta ditampar sama mamanya Dirga. Gue muak sahabatan sama bangsat kayak lo!" Alex mendorong Rega hingga Rega terjatuh. Sekarang Alex berhenti didekat Alan. "Lo tinggal pilih Lan, mau tetep sahabatan sama si bangsat gak tau diri itu atau gue," ucap Alex seraya berlalu dari ruangan Rega.

Rega menatap Alan, berharap Alan akan memilih dirinya. Namun langkah kaki Alan yang semakin menjauh membuat bahu Rega kian merosot.

"Ga," Aletta menyentuh pundak Rega pelan, membuat Rega mendongak.

"Maapin Alex ya, dia lagi emosi, Ga. Lo tau banget 'kan, Alex gak pernah ngata-ngatain lo. Dia cuma lagi di ambang batas aja. Gue harap lo bisa ngerti."

Rega menatap Aletta, dia menghapus air mata Aletta yang masih mengalir. "Gue gak papa kok. Mending lo susul Alex sama Alan. Bener kata Alex, gue sahabat gak tau diri. Gue cuma bisa nyusahin kalian."

"Letta! Kalo lo masih nemenin Rega, gue bakalan batalin rencana pernikahan kita!" seruan tajam Alex berhasil membuat Aletta dan Rega terkejut. Rega dengan cepat mendorong Aletta keluar dari dalam ruangannya.

Aletta menatap Rega kasihan. Namun Rega menggeleng pelan, dia berusaha bersikap baik-baik saja. Walau sebenarnya hatinya begitu hancur. Dia tidak pernah menyangka Alex yang jarang bicara bisa mencaci maki dirinya seperti tadi. Belum lagi Alan juga melakukan hal yang sama. Ditambah lagi dengan Caca yang masih mendiamkan dirinya. Sungguh, ini hari ulang tahun tersial yang pernah Rega lewati.

***

"Haus gua."

Aletta memberikan minuman pada Alex, dengan rakus Alex meneguk minuman yang Aletta berikan."Gila! marah-marah itu bikin tenaga gue abis gitu aja. Ogah lagi dah, gua marah-marah kek tadi," ucap Alex seraya mengatur pernapasannya.

Alan hanya tersenyum tipis. "Tapi Lex, berkat akting lo. Rega kayanya percaya deh. Lo boleh juga ya kalo marah."

Alex tersenyum bangga. "Alexio Geraldino Hutama gitu, loh."

"Tapi, gue kesel. Masa Alex bilang mau batalin pernikahan, sih. Itu kan gak ada di skenario kita. Atau jangan-jangan, lo beneran gak mau nikahin gue." Aletta menatap Alex tajam. Kemudian membuang muka, sepertinya Aletta jadi baperan.

"Astagfirullah Bie, yakali gue akting ke Rega lo yang baper. Jangan gitu dong Bie, pernikahan kita kan bentar lagi." Alex mencoba meyakinkan Aletta, raut wajahnya berubah panik.

Hahaha Alex gak tau aja kalo gue lagi akting juga.

"Udah deh Let, gak usah akting lagi. Mending kita hubungin yang lain, terus siap-siap bareng," ucap Alan santai seraya mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Ara.

"Ish Alan, lo tuh ya. Kenapa sih, selalu jadi cenayang di waktu yang salah." Aletta menggerutu, dia menatap Alex dan Alan yang malah asik bertos ria seraya tertawa.

"Ngumpet, ngumpet. Itu ada Rega." Aletta panik, dia mendorong Alan dan Alex untuk bersembunyi di balik tembok.

"Loh, Rega mau kemana? Ini kan belum jam pulang." Alex bertanya seraya terus memperhatikan Rega. Rega terlihat begitu menyedihkan, dia berjalan seperti mayat hidup.

"Lex, makian lo tadi, kayaknya udah keterlaluan deh. Si Rega keliatan lebih kusut dibanding baju yang belum disetrika selama seminggu." Alan berpendapat, dia sedikit merasa sedih karena bagaimanapun Rega adalah sahabat baiknya.

Aletta menatap kedua lelaki itu bergantian. "Udah, lo berdua jangan baper. Biarin aja dulu Rega kaya gitu, nanti juga akhirnya dia seneng 'kan."

"Mending, sekarang kita juga siap-siap. Pasti, Ara, Seila sama Dodi udah nunggu kita." Aletta kembali berbicara. Gadis itu mendorong Alan dan Alex agar menjauhi ruangan Rega. Sesekali Aletta juga melihat kearah Rega karena sebenarnya dia juga merasa sangat kasihan pada Rega.

***

Rega berjalan tanpa memperdulikan siapa pun. Dia ingin secepatnya sampai diparkiran, lalu meninggalkan rumah sakit. Rega menghentikan langkah tepat disamping mobil miliknya.

Dia memilih untuk bersandar pada samping mobil. Wajah Rega terlihat begitu lelah matanya juga tidak menampilkan gairah. Rega tampak syok karena kejadian-kejadian menyebalkan yang harus dia dapatkan hari ini.

"Gue gak mungkin langsung pulang. Gue gak mau kalo Caca harus kena imbas karena masalah gue di rumah sakit. Apalagi Caca juga masih ngediemin gue. Kayaknya gue harus pergi ke taman dulu deh, gue butuh udara segar."

Setelah bermonolog, Rega bergegas memasuki mobilnya kemudian melajukan mobil itu dengan kecepatan sedang.

***

Selamat malam.
Btw kemarin yang udah doain aku UAS makasih banyak ya. Karena akhirnya UAS ku kelar.

Semoga masih betah sama Reca karena kisah mereka masih panjang. Jadi jangan bosen - bosen ya. 😉

Big luff

Tiash

Suddenly Married [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang