Hurt (chapter 15)

2.2K 155 21
                                    

Chapter 15

Maaf baru update lagi karena lagi sibuk banget
Typo bertebaran

Perlahan sehun mendekati hani dan menarik wajah kecil hani, dengan lembut ia menarik ceruk leher hani.

Chu..

Sehun mencium hani dengan penuh kelembutan. Ciuman itu tak berlangsung lama karena sehun hanya menempelkan bibirnya.
Hani yang mendapat perlakuan tersebut tiba-tiba ia merasakan pipinya merah karena malu.

"Tuan, mari saya bantu ke kasur, agar tuan bisa istirahat"kata hani. Sehun hanya mengikuti perintah dari hani tanpa melawan.

Sehun merasakan kepedulian hani kepadanya.

"maafkan aku Hani, tapi setelah ini aku akan membuatmu membenci ku, sehingga kau akan pergi dari hidupku"kata sehun membatin, ia terus saja memperhatikan hani.

#sehun pov

Setelah kejadian dimana sehun mencium hani dan meninggalkan hani dalam keadaan kebingungan. Sehun terus saja merutuki kesalahannya. Ia tak seharusnya membuat hani tetap tinggal di rumahnya, ia tak sanggup melihat hani selalu menderita karena ulah nya. Dan anak yang ada di kandungan hani saat ini, akan dia biarkan lahir ke dunia.

"Akhh," kata sehun frustasi.
Kemudian ia mengambil beberapa botol minum soju, dia menghabiskan nya dan menampar kaca jendelanya. Seakan semua bisa ia atasi dengan semua kekacauan yang ia buat.

"Aku akan membuat hani semakin membenci ku, dan aku akan membuat dia tak betah berada di dekatku, karena aku tak ingin membuat dia mencintai ku lebih dalam"kata sehun sambil mengeluarkan air mata yang perlahan jatuh di pelupuk matanya.

Saat semua kacau, ia hanya bisa termenung di sudut kasur king size nya itu, dengan luka di pergelangan tangan. Ia tak peduli lagi dengan darah yang menetes di permukaan keramik kamarnya.

Kemudian sehun mendengar suara ketukan pintu. Dan terdengar seseorang memanggil nya.

"Tuan, tuan sehun"kata yeoja itu memanggil.

Sehun yang mendengar itu merasa semakin terpuruk, mengapa ia tega melakukan ini kepada hani. Sampai-sampai hani harus memanggil ia dengan sebutan tuan. Padahal jelas-jelas hani adalah istrinya, namun ia memperlakukan hani seakan akan hani adalah pembantunya.

"aku tidak boleh berlaku baik kepada hani, aku ingin hani semakin membenciku, aku tak ingin ia berharap padaku" kata sehun membatin

Seketika pintu kamar sehun terbuka, munculah hani membawa semangkok bubur untuk sehun makan dan tak lupa juga obat untuk luka sehun.

"tuan ini bubur nya, makanlah agar tuan lekas sembuh dan obatnya ada di atas nakas" kata hani lembut.

"tak perlu aku tak ingin memakan masakan mu" kata sehun dingin

"tapi tuan, kau harus makan"kata hani tergagap mendapat perlakuan sehun

Prangg..

Seketika itu hani tercengang melihat pecahan piring yang berisi bubur tadi dihempas oleh sehun.

"JANGAN MEMAKSAKU, DENGARKAN ITU" kata sehun membentak hani.
Hani hanya bisa terdiam menahan air mata yang ingin jatuh dari pelupuk matanya.

"KELUAR DARI KAMARKU, AKU TAK PERNAH MENYURUHMU UNTUK MENGKHAWATIRKANKU" kata sehun

Hanipun langsung pergi setelah mendapat bentakan dari sehun, ia langsung memasuki kamarnya yang sangat tak layak di sebut dengan kamar itu. Di tempat itu ia tumpahkan semua air matanya ia merenung di jendela yang ada di kamarnya sambil menatap rembulan dan ribuan bintang di langit malam .
tuhan apa yang salah dari diriku selama ini kepadanya, mengapa aku seperti dianggap orang yang tak pernah ada di dunia, mengapa tuhankata hani menatap sang rembulan.

"aegi eomma sungguh tak kuat lagi, eomma ingin sekali mengakhiri hidup eomma, namun eomma ingin sekali melihat kau hadir di dunia ini, eomma ingin sekali mendengar suara mu yang kecil memanggil eomma"kata hani sambil mengusap perut buncitnya.

#di tempat lain

Akkhhhh

"apa yang kulakukan, mengapa aku harus membentak hani pasti dia sangat terpukul atas perkataanku "kata sehun menyesal.

Setelah hani keluar dari kamar sehun tadi, sehun pun turun perlahan dari ranjangnya ia berusaha berjalan ia ingin ke dapur mengambil makanan yang bisa ia makan mungkin bubur yang di masak oleh hani tadi pikirnya.

Ia pun menuruni tangga menuju dapur, saat tengah berjalan ia melihat kamar hani yang sedikit terbuka ia pun berinisiatif menuju kamar hani.
Ia ingin melihat kedaan hani, namun sehun sangat yakin kalua hani tidak sedang baik-baik saja.

Ia pun mulai menuju kamar hani seketika ia mendengar percakapa hani dengan bayi yang sedang hani kandung.

Deg..

Hati sehun langsung sakit mendengar apa yang hani ucapkan.

"ternyata selama ini dia berniat bunuh diri, namun dia selalu merubah pikiran nya karena dia sangat ingin melihat anak yang ia kandung itu hidup"kata sehun membatin.

"maafkan aku hani, aku berjanji agar membuatmu semakin membenciku dan kau pergi dari kehidupanku dengan keinginanmu sendiri" kata sehun membatin

Setelah itu sehun pun pergi meninggalkan kamar hani untuk menuju dapur yang sempat tertunda.

#author

Hani yang sedang menikmati keindahan malam tak kuat menahan kantuk. Ia pun berbaring di tempat tidurnya perlahan ia mulai menutup retina matanya dan tak lupa ia berdoa agar esok menjadi hari yang lebih baik daripada hari ini.

#skip

2 bulan berlalu

Hari-hari telah berlalu dengan tenang tak ada pertengkaran, jambakan, cambukan bahkan bentakan dari seorang sehun karena 2 bulan yang lalu sehun pergi ke busan untuk urusan pekerjaan.

Dan sekarang usia kandungan hanipun memasuki bulan kesembilan dimana yang artinya tak lama lagi hani akan melahirkan.

"akhirnya eomma akan melihat kamu lahir kedunia ini nak, eomma sangat bahagia sekali".kata hani tersenyum mengusap perutnya

Tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari arah depan.

"iya,,,sebentar" kata hani

Hanipun berjalan menuju di mana letak pintu rumah, ia pun membuka pintu ternyata yang datang adalah suami nya dengan menggandeng seorang perempuan di sebelahnya.

"annyeong" kata wanita itu ramah kepada hani

"ne, annyeong" kata hani tersenyum manis

"oppa apakah ini rumahmu" kata wanita itu

"mm"kata sehun

"hani bawakan tas dan koper jihyo dia akan tinggal Bersama kita" kata sehun dingin

"ne"kata hani

"tidak usah hani-ah, biar aku saja kau kan sedang dalam keadaan hamil, aku takut kau kenapa-kenapa" kata jihyo. Ya wanita itu adalah jihyo entahlah hani tak tau siapa jihyo sebenarnya dan ada hubungan special apa antara jihyo dengan sehun sehingga sehun dengan entengnya mengatakan bahwa jihyo akan tinggal Bersama mereka.

"biarkan saja nona, biar saya yang membantu untuk membawa kopernya" kata hani

"jangan panggil nona, panggil saja saya jihyo"kata jihyo

"ne "kata hani

"oppa, nanti aku tidur di kamarmu ya "kata jihyo manja

"aku sudah siapkan kamar untukmu" kata sehun mengusap puncuk kepala jihyo

"ah, benarkah oppa. Gomawo" kata jihyo mencium pipi sehun

Hani yang melihat adegan mesra diantara dua insan tersebut hanya bisa menahan sesak di dada.

tbc

      HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang