22

86 6 0
                                    


Happy reading

*****

Bayu menghentikan motornya pada sebuah persimpangan di lampu lalu lintas merah. Ia terus mengecek jam tangannya, merasa was-was karena jarum pendek sudah hampir menunjuk angka tujuh. Itu berarti Bayu haru kebut-kebutan dijalan yang ramai ini.
Ia tak mau harus terlambat lagi sampai kesekolah.

Sesampai di sekolah ia bergegas turun dari motornya, berlari menuju gerbang sekolah. Namun apa daya pintu gerbang sudah digembok dan sekolah pun sudah sepi.

Seorang gadis yang berlari dari ujung jalan ke arah Bayu, sepertinya gadis itu juga terlambat.

"Aduh gimana ini, telat lagi gue." ucap Bayu megaruk-garuk kepalanya.

"Bayu." ucap Clara, yang baru saja datang dan kini berdiri di belakang Bayu.

Bayu menoleh, "Clara, jadi loh juga telat?" tanga Bayu.

"Iya, gue kesiangan." balas Clara nyengir. "Duuhh gimana dong Bay, kita kan ada ulangan hari ini, loh tau sendiri kan ibu galak banget." ucap Clara panik.

Bayu memutar otaknya sejenak,"Nah gue tau gimana caranya kita bisa masuk kedalam, tanpa sepengetahuan guru.!!" seru Bayu, seolah-olah ia sudah mendapat solusi yang tepat untuk ia bisa nebus masuk kedalam.

"Gimana Bay?" tanya Clara.

Bayu menarik tangan Clara. "Loh ikut gue."

"Kemana? Gak usah aneh-aneh deh Bay."

"Udah ikut aja dulu."

Sampai lah mereka di belakang sekolah, dimana tempat pintu gerbang  di area belakang sekolah, yang sangat dekat dari kelas mereka.

Clara melihat keatas, sedangkan Bayu menoleh kanan kiri untuk mengecek situasi dan kondisi disekelilingnya.

"manjat Bay?"

"Iya, gak ada cara lain. Cuma ini jalan satu-satunya supaya kita bisa masuk kedalam."

"Gak ah Bay, gue gak berani."

"Ayolah Clar, loh mau kita telat masuk kelasnya?"

"Ya gak lah. Tapi kan gue gak bisa manjat Bay." Clara melihat keatas. "Yaampun itu kan tinggi banget, gue gak berani."

Bayu pun jongkok. "Ya udah kalo gitu loh naik punggung gue, biar gue bantu loh manjat."

"Ih enggak ah, apaan sih loh Bay. Jangan modus deh, ini itu sekolah loh jangan macem-macem."

"Siapa yang mau macem-macem sih, ya udah cepatan. Naik kepunggung gue."

"Ya udah iya, tapi awas ya kalo loh ngintip."

"Ya gak bakal Ra, kepikiran aja gak, ya udah cepetan."

Akhirnya Clara pun naik ke punggung Bayu, ia berusaha untuk menaiki pintu gerbang yang lumayan tinggi dari tubuhnya.

Begitu pun juga dengan Bayu, ia bangkit dan ikut naik ke gerbang yang sama dengan Clara.

Namun tiba-tiba, belum naik ke atas gerbang mereka pun sudah di grebek oleh guru piket. Alhasil mereka disuruh turun dan dihukum di tengah lapangan.

Kini mereka pun sudah berdiri dan hormat dibawah tiang bendera.
Semua pasang mata tertuju kepada mereka berdua yang sedang dihukum oleh guru piket.

"Cie-cie romantis banget sih, sampe dihukum aja berdua."

"Yaampun Bayu, kasihan banget sih kamu dihukum kayak gitu."

Celetuk beberapa murid kepada Bayu.

Mereka berdua berdiri berdampingan dan saling menatap satu sama lain. "Gue minta maaf ya gara-gara gue, loh jadi ikutan dihukum."

"Loh gak perlu minta maaf, gue kan telat jadi wajarlah kalo dihukum."

Bayu mengangkat kepalanya melihat ke arah matahari begitu terik, hingga membuat tubuh mereka terasa dibakar, lalu memandang wajah Clara yang sepertinya sudah tidak kuat lagi menahan panas. Tanpa pikir panjang ia mengangkat tangannya. Ia menutupi sinar matahari dari tempat Clara berdiri, agar Clara menjadi lebih baik.

"Gimana udah gak panas kan?" tanya Bayu.

Clara menyadari jika tubuhnya tidak sepanas tadi, "Bayu loh ngapain? Kalo ketahuan guru piket loh dihukum lagi." ucap Clara khawatir.

"Gak papa kok, kasihan kan loh nya kepanasan." gumam Bayu, ia menatap Clara tajam sambil menutupi sinar matahari menggunakan tangannya.

"Makasih ya Bay." ucap Clara.

Tatapan mata mereka bertemu, hingga tak peduli jika saat ini mereka sedang dihukun.

"Clara." panggil Rania yang baru saja datang.

Clara menoleh kesumber suara. "Rani, kok loh tau sih gue disini?" tanya Clara heran.

"Gue tau dari anak-anak kalo loh dihukum sama Bayu."

"Iya, soalnya gue datang nya telat."

"Yaampun, udah gitu dihukumnya sama Bayu lagi." sewot Rania.

"Bawel loh, nyerocos dari tadi, pusing gue dengernya. Udah sana ngapain loh disini." sewot Bayu lagi.

******

Kini Clara duduk di sebuah taman, keringatnya bercucuran membasahi tubuhnya.

"Ini minum." ucap Bayu, ia langsung duduk disebalah Clara, sambil memberikan sebotol minum kepada Clara.

Clara menatap botol itu, lalu ia menerima pemberian dari Bayu. "Makasih ya.

Mata Bayu tak lepas dari wajah Clara, "yaampun loh sampai keringetan gitu." Bayu mengeluarkan sapu tangannya, lalu ia mengelap dahi Clara yang di penuhi dengan keringat dengan lembut.

Clara menatap Bayu. Ia tak menyangka bisa sedekat ini dengan Bayu. Ia langsung mengambil sapu tangan yang ada di tangan Bayu. "Ya udah Sini biar gue sendiri aja"

****

Dear bayu : Kau Akan Kucinta NantiWhere stories live. Discover now