16

165 54 1
                                    

Happy reading.

*****

Clara yang baru saja datang ke sekolah dengan one-time. Dia turun dari mobil ayahnya setelah beberapa detik sebelumnya kebiasaan yang tak pernah ia lupakan yaitu menyalim tangan dan berlari masuk ke gerbang.

Clara melihat Rania yang berjalan tak jauh di depannya.

"Ran__" baru saja ia ingin berteriak memanggil temannya itu, tiba-tiba terdengar suara keras dari sampingnya.
Clara mendadak membeku ditempat begitu melihat sepeda motor Bayu sengaja di tabrak oleh beberapa motor yang sama-sama mengenakan seragam sekolah namun berbeda sedikit berbeda dari seragamnya, pandangan itu tepat di sampingnya.

"Kurang ajar siapa yang coba-coba nabrak gue." teriak cowok itu sambil menoleh kebelakang, wajah memerah menyadari bagian lampu belakang motornya pecah. Sesaat setelahnya, Bayu menjatuhkan motornya hingga terguling sia-sia.

"Bayu-Bayu, akhirnya kita ketemu lagi disini." balas salah satu orang yang menabrak Bayu.

Clara melihat seragam yang berbeda dengan seragamnya. Ia sepertinya tidak asing dengan beberapa orang itu. Ia berusaha mengingat kembali memori nya. "Itu kan orang yang bikin gue masuk kerumah sakit." ucap Clara pelan.

"Urusan kita belum selesai Bay." balas orang itu lagi.

Bayu segera mendekati orang-orang itu, sejak tadi tangan mengepal erat dengan sempurna.
Segera pukulan keras dari Bayu yang jatuh di wajah salah satu orang itu. Membuat dua orang teman lawannya marah, alhasil mereka pun ikut memukul Bayu.

Bayu lima tahun ikut pencak silat pun, dengan sangat mudah ia menghabiskan tiga orang itu, meskipun sedikit lebam dipipinya. Bayu memukul orang-orang itu habis-habisan, hingga terjatuh tak berdaya di hadapan Bayu, sambil merintih kesakitan.

Bayu dengan geram ia menarik kerah baju salah satu orang itu. Ia menatap tajam orang itu. "Sekali lagi loh kesini dan ganggu semua temen-temen gue, habis loh." Bayu melemparkan tubuh orang itu hingga tubuhnya terjatuh.

Clara tidak berkedip melihat kejadian itu didepan matanya, ia tak bisa berbuat apa-apa.

Tanpa di duga dari arah berlawanan, muncul sekawanan anak-anak lain, mereka bereaksi cepat dengan melepaskan helm mereka masing-masing dan langsung memukuli Bayu.

Sementara murid-murid lain yang ingin masuk ke kegerbang hanya menonton dan menyaksi perkelahian itu, karena mereka pikir tidak cukup kuat untuk melawan mereka.

Tidak lama kemudian Raga, Dima dan juga teman-temain lain yang baru saja datang, melihat perkelahian itu mereka begegas menghampiri Bayu. Akhirnya mereka pun bersama-sama menghadapi orang-orang itu.

Saat perkelahian berlangsung, salah satu dari mereka berusaha ingin menyakiti Clara dari belakang. Bayu yang menyadari keberadaan Clara yang tidak aman, ia bergegas berlari menghampiri Clara. "Clara." teriak Bayu." ia memeluk tubuh Clara dengan erat, sehingga pukulan itu jatuh di pundak Bayu.

Disisi lain perkelahian pun selesai, semua murid-murid pergi dan melajukan motornya masing-masing pergi meninggalkan tempat kejadian itu.

Bayu yang terkena pukulan keras dari salah satu orang itu, terjatuh  disamping Clara berdiri.

"Bayu." Clara mengangkat kepala Bayu ke pangkuannya.

"Bayu."

"Bayu." 

Raga,Dima dan teman-temannya yang lain menghampiri Clara dan Bayu.

"Clara Bayu kenapa?" tanya Raga panik.

"Bayu kena pukulan keras dari orang tadi." sahut Clara, matanya berbinar menatap Bayu pingsan.

"Ya udah kita bawa Bayu ke UKS ya." sahut Raga lagi.

"Iya yuk Ga." gumam Dima.

Raga, Dima dan teman yang lain menggotong tubuh Bayu ke UKS.

****


Kelopak mata Bayu mengerjap perlahan-lahan hingga akhirnya gradasi yang tadinya blur kini terlihat jelas. Putih terang lampu yang ada diatasnya. Lalu terdengar rintihan kecil dari seseorang di sampingnya. Membuat Bayu menoleh dan melihat..Clara.

Ya Clara cewek itu duduk di kursi samping ranjang sambil mengelap pipi nya yang basah karena menangis kondisi Bayu.

"Clara. Loh kenapa nangis?" tanya Bayu heran, ia mengangkat tubuhnya perlahan.

"Alhamdulilah Bayu loh udah sadar." ucap Clara dengan suara bergetar.

"Loh kenapa nangis?" tanya Bayu lagi, karena ia pertanyaan tadi ia tak mendapatkan jawabannya.

"Gue itu khawatir sama loh, gue takut terjadi sesuatu sama loh."

"Gue gak papa, gue baik-baik aja. Loh sendiri gimana, mereka gak ada yang nyakitin loh kan?" tanya Bayu.

"Gak. Harusnya gue yang terbaring disini bukan loh Bay." rintih Clara, seketika airmanya menetes.

"Hei kenapa jadi nangis sih, gue beneran gak papa. Jadi loh gak perlu nangis kayak gini." Bayu mengangkat tangannya dan mengarahkan tangannya ke wajah Clara. Ia menghapus airmata Clara yang membasahi pipinya.

"Makasih ya Bay, lagi-lagi loh nyelamatin gue."

"Iya."

"Loh udah sadar Bay, kalo gitu gue obatin dulu luka di wajah loh." ucap salah satu petugas UKS  dengan beberapa obat ditangannya. Baru saja tangannya mendarat di pipi Bayu, namun terhenti karena Clara.

"Biar gue aja yang ngobatin Bayu."

Petugas itu memberikan obat kepada Clara, lalu dengan cepat Clara menerimanya.

Clara menekan pipi Bayu dengan ujung kapas diberi alkohol.

"Ngomong-ngomong kok mereka bisa nyerang loh sih, emang kalian ada masalah ya sama mereka?" tanya Clara yang terus mengobati luka di pipi Bayu.

"Gak ada, mereka aja yang mulai."

"Terus kenapa mereka nyerang loh sama temen-temen loh?"

"Jadi mereka itu salah satu lawan kita di pertandingan basket nanti, ya mungkin mereka sengaja bikin gue kayak sampai cedera biar team gue lemah." jelas Bayu sambil merintih kecil.

"Oh gitu, berarti mereka curang dong. Mainnya gak Ver."

"Ya gitu deh."

"Kenapa loh ceritain aja sama kepala sekolah soal ini, jadi masalahnya gak berlarut-larut."

"Gak ah, gue males. Lagian kan ini hal biasa lah."

"Oh gitu. Btw gue minta maaf ya, loh terluka kayak gini gara-gara gue." ucap Clara, ia seketika nunduk.

Bayu tersenyum simpul. "Sekali lagi loh minta maaf, gue cubit." terkekeh.

"Apaan sih."

Setelah Clara dan Bayu mengobrol panjang lebar, Raga,Dima dan Rania pun datang.

"Bro, gimana keadaan loh?" tanya Raga.

"Alhamdulilah, gue udah baikan kok."

"Syukurlah Bay, jujur khawatir sama keadaan loh. Untung gue sama teman-teman cepet dateng." jelas Dima.

"Iya Bay. Tuh siswa songong mau nya apasih." balas Dima.

"Lagian Bay, kenapa sih mereks usil banget sama kalian?" tanya Rania heran.

"Ya taulah ini masalah pertandingan, apalagi kalo bukan itu." balas Dima.

Dengan kondisi Bayu yang masih lemah, hingga ia di suruh pulang lebih awal oleh guru piket.

Ia diantarkan guru piket pulang menggunakan mobil sekolah. Bukan itu saja, Clara juga ikut mengantarkan Bayu pulang.

*****

Makasih kuy yg udh baca.
Lanjut ke part selanjutnya.
Jgn lupa tinggalkan jejak ya.

Terima kasih

Dear bayu : Kau Akan Kucinta NantiWhere stories live. Discover now