16

87.2K 5K 167
                                    

'Nyaman nya' ternyata bersembunyi di dada Riller bukan ide yang buruk
Harum nya 'enak'.

"apakah berada di sana sangat membuatmu nyaman?" suara dari atas kepalaku menyadarkan aku dari tidakan memalukan

Aku mundur dari dada nya dan menyadari ternyata kami sudah berhenti dari tadi...dasar aku.

"maaf..." aku berbalik ke depan dan melihat ternyata kami berada di lorong bagian makanan manis
Dan lagi lagi makanan manis memang mengalihkan perhatianku

Riller beranjak dari posisinya dan berjalan menuju rak yang berisi aneka macam makanan manis, dia memilih sebentar lalu mengambil dan memasukkannya ke dalam troli yang aku dorong.

"banyak sekali...buat siapa?" aku bertanya dengan bingung pada Riller

"buat kamu" Riller tersenyum tanpa dosa

"aku nggak suka makanan manis..." aku menolak dengan halus

"benarkah? Aku pikir kamu menginginkannya...terlihat dari caramu menatap mereka" ekspresi Riller terlihat terkejut

"aku memang suka...tapi suka liat nggak suka makan" aku menggaruk kepalaku pelan meskipun tidak gatal

"yasudah" Riller mengambil alih troli dari tanganku dan mendorong menjauh

"hei...mau dibawa kemana trolinya?"
Riller berhenti dan berbalik

"berbelanja...apalagi?" Riller menampilkan tawa nya yang menggoda

Duh...kalau dikasi senyum dan tawa menggoda dari Riller setiap hari bisa bisa jantung ku masuk rumah sakit nih... Gara gara keseringan berdebar kencang.

"tunggu aku" aku menghampiri Riller dan kami berbelanja bersama

Bahkan belanja kali ini di bayar oleh Riller meskipun aku sudah bersikeras menolak dan lagi lagi kekalahan adalah posisi terbaikku.

Riller dan sifat tidak bisa dibantah adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan.

---
Malam ini aku berencana mengundang Riller untuk makan malam di unitku, anggap saja sebagai Tanda terimakasih karena telah menolongku.

aku menekan bel unit Riller
Dan menunggu nya dengan sabar

"siapa?" suara Riller bertanya dari balik pintu

"ini aku...Zalina" aku berbisik di celah daun pintu berharap suaraku dapat menembus pintu walaupun aku tahu itu tidakan yang sedikit bodoh.

"apa? Aku tidak bisa mendengarmu" Riller kembali bertanya dari dalam

"cepatlah keluar jika dalam hitungan 1-3 dan kamu belum keluar..." aku berbicara dengan normal dengan nada yang sedikit kuat

Ceklek
"ada apa?" Riller membuka pintu hanya menggunakan handuk di pinggangnya, mempetlihatkan perut roti sobek dan air yang masih mengalir berupa tetesan tetesan air.

"astaga...kenapa membuka pintu dalam keadaan begitu?" aku terpaku lalu sadar dengan mata ku yang sempat tergoda dan segera berbalik memunggungi Riller

"itu salahmu! Siapa suruh kamu mengancamku dalam hitungan 1-3... bagaimana bisa aku mengabaikan  dan memilih meninggalkan mu hanya demi berganti pakaian" Riller terkekeh

"aku kan tidak tahu jika kamu sedang tidak menggunakan baju...emm aku mengundangmu makan malam sebagai tanda terimakasih...aku duluan" aku berlari menuju unitku dan menutup pintu

"astatang baru kali ini aku melihat roti sobek secara langsung...rasanya ada ribuan kupu kupu terbang bebas di perutku" rasanya ingin berteriak kencang tapi tidak mungkin karena aku masih memiliki rasa malu untuk tidak berteriak

My Baby [TAMAT]Where stories live. Discover now