53 | Siapa dia?

3.1K 158 2
                                    

Pukul setengah enam Zera sudah siap dengan seragam nya lengkap dengan dasi dan pendeng yang melekat pada kemeja putih dan rok abu nya.

Ia tersenyum kecil saat dirasa penampilan nya selesai.

"Perfect!"

Zera berjalan keluar kamar setelah memasang sepatu hitam sneaker dan tas hitam nya.

Tap

Tap

Tap

Derap langkah nya membuat Leo menoleh lalu tersenyum kecil saat melihat anak cewe satu-satunya sedang tersenyum sumringah menatap nya.

Tak lama setelah Zera duduk di kursi datang Zefa dengan sepatu ditangan dan tas di bahu kirinya.

"Hai kembaren!" Sapa Zefa lalu menaruh sepatu nya di lantai tempat ia berpijak sekarang.

"Hai!" Balas Zera. "Zeren mana?" Sambung nya saat tak melihat dia disekitarnya.

"Dia akhir-akhir ini sering berangkat awal jemput cewek nya katanya" Jelas Zefa seraya memasukan nasi goreng buatan Leo kedalam mulut nya.

Zera hanya ber-oh ria karena ia sudah tau kalau akhir-akhir ini Zeren memang seperti ini bahkan sekarang Zera jarang melihat Zeren berkeliaran disekitar nya. Apakah dia sudah melupakan nya dan membenci nya?

Zera cepat-cepat menggeleng untuk menepis pikiran negatif nya lalu dengan cepat memakan sarapan nya.

***

Didepan gerbang senyum Zera luntur karena melihat Delvin yang sedang berjalan sama cewe persis yang ia lihat dua hari yang lalu saat ia bersama Ryan.

'siapa dia?' Gumam Zera menatap intens ke arah mereka. Penglihatan nya sekarang sedikit memburam ia tak tahu apa alasan nya.

Apakah kangker itu sudah merusak tubuhnya? Dengan menghilangkan penglihatan nya.

Buram.

Itulah yang ia rasakan sekarang. Cepat-cepat ia melepas tas nya yang ada di gendongan nya.

Ia tak nampak jelas melihat benda yang ada di dalam tas nya tak sengaja ada yang menyegol nya dan langsung berlari tanpa bilang sepatah kata pun.

Zera pun terjatuh dengan lutut berdarah pasti akan pendarahan lagi! Pikir nya.

Tak lama ia bengong ada yang membuyarkan nya karena ia memekik sangat keras dan Zera hapal suara itu Cyla dan Zeren.

Tak lama tubuh Zera serasa terbang. Zera hanya diam karena ia tau itu Zeren, "Ren? Zera gak bisa lihat apa-apa Ren" Gumam Zera yang membuat hati kecil Zeren terenyuh ia menyesal sudah mengabaikan Zera beberapa hari ini ia terlalu mementingkan ego nya karena ia iri dengan Zera yang selalu mendapat perhatian dari Ayahnya sedangkan dia?

"REN!? Awas nabrak orang! Lo malah melamun" Lamunan Zeren buyar karena suara Cyla perlahan ia tersadar.

"Cyl ambilkan kacamata Zera di tas" Cyla merogoh tas hitam Zera lalu mengeluarkan nya dan mengasihkan nya kepada Zera dan diterima baik oleh nya.

"Zefa kemana? Kok dia ninggalin lo?"

"Zefa katanya deluan ada tugas gak tau benar apa gak" Ucap Zera setelah memasang kacamatanya.

Sesampainya di UKS Zeren merebahkan badan Zera lalu menyuruh anak PMR agar pendarahan itu tidak berlanjut.

Seusai anak PMR menyelesaikan tugasnya Zeren berjalan mendekati Zera yang sedang memperbaiki letak kacamata nya.

Zera mendongak saat melihat ada sepatu di dekat brangkar tempat ia duduk sekarang.

"Ren?"

"Hm?" Balas Zeren lalu duduk disamping Zera, Cyla sudah pulang sedari tadi.

"Tau gak?" Ucap nya lagi. Zeren menggeleng kecil.

"Zera merasa orang-orang disekitar Zera menjauh apa itu perasaan Zera aja ya? Perasaan Zera udah ultah masa kalian mau ngasih prank si?"

Deg!

***

OTW ENDING LAH☺️
PANTENGIN TERUS AKU UP TIAP SORE KALO GAK MALAM EHEEEEE!!👍

Z E R A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang