30. Graduation [END]

175 75 107
                                    

Gedung bercat putih dengan peraduan warna biru tersebut hari ini menjadi penuh dengan dekorasi balon. Saat memasuki gedung tersebut, telah disambut dengan karpet berwarna merah seperti di negeri dongeng menjadi pijakan. Dikanan kiri dipenuhi oleh balon yang terbentuk dan tersusun rapi.

Banner bertulisan 'Graduation-14' dihiasi pula dengan corak - corak yang membuat banner terlihat mewah dan terpampang lebar samping panggung sebagai aksen foto bareng murid SMA Kartikatama.

"Woi berisik banget sih, anjir!" seru Wawan yang berkali - kali menghardik situasi yang terlalu bising dan mengganggu ia bermain game online di handphonenya. Sebenernya salahnya sih karena disaat seperti ini malah asik bermain game online.

Seperti membaca fikiran gue, Sintania menyeletuk sempurna. "Salah lo njir, gak liat apa itu Pak Wisnu lagi pidato. Eh murid macam lo gini malah asik main game." katanya mewakili isi hati gue. Wawan mencibir tak suka dan langsung dihadiahi cubitan kecil dilengan kirinya.

Rani membenarkan tatanan rambutnya dan menoleh kebelakang. "Gua udah cantik belum guys?" tanyanya yang langsung disambut dengan anggukkan kepala oleh Viko dan juga Kinara.

"Mahkota lo mau jatuh tuh." Ayla menyahut sekaligus memberitahu Rani jika mahkota diatas rambutnya sedikit miring dan kemungkinan 60% jatuh ke kiri. Anak olimpiade memang beda.

Rani menggerutu kearah Viko dan memajukkan badannya kearah Kinara, bermaksud untuk membenarkan tatanan mahkotanya. Dan setelah selesai, ia tersenyum lebar dan mengabadikan melalui ponsel yang seketika diunggah ke media sosialnya. Yap benar, Rani tetaplah Rani yang tak bisa hidup tanpa media sosial.

Jika ada yang bertanya, mengapa Viko dan Rani bisa bersahabat? Padahalkan mereka mantan pacar.

Iya guys, gak semua mantan bisa bermusuhan. Awalnya mereka bermusuhan, tidak bertegur sapa lebih dari seminggu, tetapi karena satu kelas dan mereka akan selalu membutuhkan satu sama lain -dalam hal kelas- seperti beberapa bulan lalu. Ketika Rani yang selalu update status di media sosialnya membutuhkan Viko si editing terhandal didalam kelas. Secara tidak langsung, mereka membutuhkan satu sama lainnya.

Rombongan receh squad seperti Sevin, Deni, Gionino sibuk dengan sisir dan membenarkan jasnya berkali - kali. Kaca adalah benda yang rawan hilang saat seperti ini. Semua orang seakan membutuhkannya agar tetap menjaga penampilannya. "Wa anjir pinjer dulu sih kacanya." seru Deni saat ingin membenarkan dasinya menggunakan kaca tetapi berpindah alih ditangan Nazwa yang sibuk dengan bulu mata palsunya. "Sabar dulu bisa gak sih? Lo gak liat bulu mata gua kebawah gini."

"Badan lo juga tumbuh kebawah, Wa.."

"Heh! Gua patahin nih kaca."

Deni menyengir pasrah dan tertuduk menunggu giliran kaca untuk membenarkan dasinya.

Ah lupa, receh squad tak akan lengkap jika tidak ada Rino. Kemana Rino? Yap guys, Rino sibuk tertidur disaat - saat seperti ini. Richman memang beda, seakan tak punya beban bisa tidur disemua sudut ruangan. Jika dongeng punya 'putri tidur', IPS3 punya 'richman tidur'.

Sedangkan Fero sibuk membenarkan earphone yang mendadak memiliki volume suara mengecil karena kebisingan saat ini. Fajar disampingnya sempat bertanya, dan dijawab jika Fero menonton Music Video (MV) salah satu band di Jepang melalui youtube saat mengunggahnya.

Mentari menyorotkan kamera kearah satu persatu temannya untuk diabadikan dalam channel youtubenya. Iya guys, saat putus cinta dari Zulfikar, Mentari bertekat untuk lebih serius dalam misinya menjadi youtuber yang berisikan konten masak dan juga vlog kebisingan IPS3.

Rani tersenyum, menatap Mentari yang tak jauh beda darinya. Meresa bangga karena menularkan virus kamerable kepada teman satu kelasnya. Setidaknya 3 tahun masa SMAnya tidak terlalu flat dan berguna.

Pemilik Otak Rumit [TERBIT-OPEN PO✅]Where stories live. Discover now