❝ Jangan pernah temui Ella tanpa sepengetahuan saya. ❞
❝ Loh, memang apa salahnya? Ella anak aku. Bukan, Ella anak kita, Jung. ❞
[ b a h a s a ]
-March, 2020
Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Jaehyun membaringkan tubuhku perlahan di ranjang. Kupikir ia akan menyingkir, namun ternyata tidak. Pria itu memosisikan tubuhnya di atasku, menindihku dengan kedua tangannya yang berada di samping kepalaku, menahan agar tubuhnya tidak jatuh. Aku meneguk saliva, mulai merasa terancam.
"Minggir," cicitku pelan, memberanikan diri membalas tatapannya.
Ia bergeming. Masih setia menatapku tajam.
"Jung," aku bergerak gelisah di bawahnya. Posisi ini membuatku ambigu. Punishment apa yang ia maksud?
Jaehyun mendekatkan wajahnya, membuat hidungku beradu dengan hidungnya. Darahku berdesir hebat ketika merasakan hembusan napasnya yang menyapu wajahku. Terasa hangat.
Alih-alih menjawab, ia justru meraih bibirku. Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, ciumannya kali ini lebih lembut, seolah ingin menghambiskan waktu lebih lama untuk menelusuriku. Dan aku... aku terbuai begitu saja. Ciumannya yang tak menuntut membuatku meremas surainya, menyalurkan hasrat yang bangun di dalam diriku.
Tangannya meraih daguku, membuat mataku terpejam dan kembali menikmati ciumannya yang mulai berubah tempo. Sebelah tangannya yang lain mulai turun dan membuka satu per satu kancing bajuku. Ia melepaskan bibirnya dariku, membuatku sontak mengerang pelan.
Jaehyun menurunkan wajahnya. Lidahnya mulai bermain di leherku. Meninggalkan kecupan dan membuatnya basah di sana. Kutolehkan wajahku ke samping, memberinya akses lebih leluasa menjelajahi setiap bagian tubuhku.
"Oh my God." Aku kembali mengerang nikmat ketika lidahnya bermain dengan payudaraku. Aku bahkan tak sadar bahwa kini bagian atas tubuhku sudah tak berbalut apapun. Jaehyun dan tangannya benar-benar telah menguasai tubuhku.
"Do you mind if I bite your nipples?" bisiknya menggoda. Kurasakan tangan kekarnya menjepit puting payudaraku.
Sial. Ini terlalu nikmat untuk ditolak.
Namun belum saja aku menjawab, Jaehyun lebih dulu menggigit pelan putingku, membuatku refleks menjerit keenakan. Pria itu tertawa kecil mendengarnya. Ia kembali mengunci bibirku dengan bibirnya. Aku membalasnya dengan menggebu-gebu. Aku ingin lebih.
Tanganku mulai menyentuh tubuhnya. Jari-jariku menari di atas dada bidangnya lalu dengan sekali sentakan, aku merobek liar kaos hitamnya.
