40

4.6K 380 64
                                    

Prilly berdecak kagum melihat pemandangan yang sangatlah indah, tentunya Prilly baru pertama kalinyan kesini. Prilly melihat Ali yang berada dibelakangnya tengah tersenyum kearahnya, Prilly benar-benar terharu mendapatkan kejutan seperti ini dari Ali.

"Kamu bahagia?"

Prilly mengangguk, tentunya ia sangatlah bahagia. Prilly membalikkan tubuhnya, lalu berlari menubruk tubuh Ali. Prilly memeluk Ali dengan sangatlah erat, Prilly benar-benar sangatlah bahagia. Prilly bahkan tidak pernah menemukan pemandangan yang sangatlah indah.

Hamparan Sun Flowers atau Bunga Matahari, sangatlah indah dengan cuaca yang sangatlah cerah dan juga Bunga Matahari yang sangatlah berseri-seri. "Kakak, apa Kakak bahagia kembali bersamaku?" Tanya Prilly sambil mendongak menatap Ali.

"Bahagia."

"Jika terjadi sesuatu Kak, apa Kakak akan tetap menikahiku?"

Entahlah tiba-tiba saja Prilly menanyakan hal seperti itu pada Ali, Ali tersenyum tanpa ragu lalu mengangguk. Apapun yang akan terjadi, dirinya akan tetap menikahi Prilly. Cinta pertama-nya, wanita yang sangat dirinya cintai. Bahkan melebihi Nadya. Ali menekan tekuk Prilly, lalu dengan perlahan mencium bibir Prilly.

Prilly memejamkan matanya, permainan Ali sangatlah lembut. Membuat Prilly seakan-akan berada diudara, Ali menekan tekuk Prilly lalu melumat bibir Prilly yang sangat membuatnya kecanduan melebihi dengan Nadya. Ali melepaskan pautannya, lalu berjongkok menatap lekat pada Prilly.

"Will you marry me?" Tanya Ali.

Deg

Airmata Prilly meluncur, Prilly benar-benar melamarnya lagi tanpa paksaan sama sekali. Prilly mengangguk, mungkin ia akan memulai kehidupan lagi dari nol. Ali menyematkan cincin yang harganya sangatlah fantasis ke jari manis Prilly.

Lalu Ali memeluk tubuh Prilly, dia memang bukan Pria yang pandai berkata manis. Namun, Ali akan berusaha membahagiakan Prilly serta Buah Hatinya, Kayleen.

"Awws!"

Tiba-tiba saja Prilly merintih pada dadanya, dan perasaannya yang tiba-tiba saja tak enak serta memikirkan Kayleen. "Kenapa? Kita ke Rumah Sakit ya?" Tanya Ali khawatir.

"Gak usah Kak, lebihbaik kita ke Rumah Kakak. Perasaan aku tak enak Kak," kata Prilly.

Drrrttt

"Siapa Kak?"

"Calon Ibu mertua."

Ali mengangkat telepon dari Amalia, perasaan Prilly benar-benar tak enak. Prilly menyuruh Ali untuk me-Load speaker kan, agar dirinya bisa mendengar apa yang dikatakan Amalia.

"Hiks. hiks. hiks."

"Ibu, Ibu kenapa nangis?"

"Kayleen, Prill. Kayleen hiks. dia tertembak."

Deg

Tubuh Prilly lemas seketika, beruntung Ali menahan tubuh Prilly yang akan ambruk. Prilly mendekap mulutnya, apakah Amalia nge-prank?

"I--ibu pasti bohong, Kayleen baik-baik aja kan Bu. Hiks. dia baik-baik aja kan, dia pasti lagi main sama Jihan Bu, JAWAB BU! JAWAB hiks."

Prilly terduduk diatas tanah, Ali memeluk Prilly agar tenang. Dirinya sama-sama hancur mendengar Kayleen tertembak.

"Hiks. Kayleen cucu Ibu sudah pergi hiks. dia meninggalkan kita hiks."

Prilly pingsan dipelukan Ali, Ali tentunya sangatlah panik.

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Where stories live. Discover now