4

6K 437 9
                                    

Siang ini cuaca lumayan mendung, namun tidak mematahkan semangat Prilly untuk bekerja pagi, siang, dan malamnya. Prilly akan membuktikan pada Ibunya, ia bisa membayar semua hutang Ibunya. Prilly tak ingin harga dirinya terinjak-injak oleh mereka, Prilly akan membuktikan semua itu.

"Ill istirahat napa?"

Ini bukan waktunya beristirahat, walau memang waktunya istrihat. Namun, pekerjaannya masih banyak. Dikarenakan banyak pegawai lainnya yang untuk mengambil cuti akibat libur panjang.

"Kamu aja Sar yang istirahat, pekerjaanku masih banyak."

Dasar mereka.

Mengoperkan pekerjaan mereka kepada Prilly semuanya, mereka malah enak-enakkan dibelakang sambil memakan makan siangnya. Sarah ingin memberi mereka pelajaran agar tidak semena-mena lagi pada Prilly. Namun, dirinya belum mempunyai keberanian untuk mencari keributan ditempat ini.

"Uhukk.. uhukk.. Ill--- minum guee ya ampunn gansss batt dah." Pinta Sarah sambil meneguk minuman yang Prilly sodorkan untuknya.

Prilly terkekeh sambil menoleh kearah yang Sarah lihat, matanya hampir saja keluar. Dia lagi. Kenapa dia bisa kesini? Prilly meletakkan lapnya, tubuhnya terasa sangat panas dingin melihat dia ada disini.

Dia, Ali khalif atmajaya.
Pria arogant itu memang tidak menyerah, Prilly sampai kesal. Kalau saja Prilly mempunyai kekuasaan, Prilly akan melenyapkan Pria serakah itu.

"OMGG! Oppa, sarange Oppa.."

"Mau apa lagi?"

Ali berdiri tepat dihadapan Sarah dan Prilly, Prilly menatap jengah kearah Ali yang juga menatapnya angkuh serta dingin melebihi kutub utara.

"Menikah denganku."

"WHAT! S--------seriously, Ill?" Teriak Sarah membuat Prilly langsung menatapnya tajam.

Prilly menarik tangan Ali agar menjauh dari Sarah agar tidak terjadi kehebohan, Prilly menghempaskan tangan Ali tepat didalam ruangan yang bisa disebut gudang. Prilly menatap tajam kearah Ali.

"Saya tidak akan pernah mau menjadi istri kedua anda, kenapa anda tidak menikahi Ibu saya saja? Apa anda tidak memikirkan perasaan istri anda dirumah anda sendiri? Dia pasti sedih melihat suaminya sebejat ini."

"Tau apa kau tentang hidupku?"

Jleb

Prilly membenci situasi macam seperti ini, kenapa harus dirinya? Kenapa tidak dengan Ibunya yang mengincar hartanya, Prilly tidak habis pikir pada Pria yang berada dihadapannya. Dia punya segalanya, namun kenapa harus mencari istri kedua? Apa dia tidak puas dengan istri pertamanya.

"Terserah, saya tidak akan pernah mau menjadi istri anda. Saya akan mengembalikan harta yang sudah Ibu saja gunakan, sekarang juga."

"Harta itu sudah ditanda tangani oleh Ibumu, bahkan Ibumu sudah menepati rumah serta menggunakan semua kekuasaannya." Balas Ali dengan nada dinginnya.

Mata Prilly memanas seketika, harusnya Ibunya melakukan semua itu? Apa dirinya barang.

"S----saya tidak akan mauuu.."

Tiba-tiba saja tangan Ali mencengkram tangan Prilly, bibir Prilly bergetar. Apa yang akan dilakukan Pria brengsek ini? Prilly mundur kebelakang. Namun sial, tepat dibelakangnya. Ada tembok yang menghalanginya.

"Ngg.. hffffffttpp."

Tangan Ali mendekap mulutnya, Ali membuka tangannya yang mendekap mulut Prilly. Dan mendekatkan bibirnya pada bibir Prilly.

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Where stories live. Discover now