45. THE TRUTH

Começar do início
                                    

Setelah kepergian bu Wanda, mereka tampak membahas beberapa hal yang membuat mereka semakin terkejut. Tidak bisa mempercayai kenyataan bahwa mereka melakukan hal semengerikan ini.

Setelah mengumumkan bahwa semua murid diharap berkumpul di aula, mereka bergegas pergi dari ruang kepala sekolah dan menuju aula SMA Lawrence.

Sorakan dari banyak siswa tampak menyapa Reysa yang baru saja masuk dan berdiri di atas panggung aula. Bara dan Frans menyusul dengan membawa laptop dan menyiapkan LCD proyektor untuk menampilkan sesuatu.

"NGAPAIN LO JALANG BERDIRI DI SITU? NGERUSAK PEMANDANGAN GUE AJA!"

"PERGI LO! GUE MUAK BANGET LIAT MUKA SOK POLOS LO!"

"NGGAK ADA MALUNYA BANGET LO. MALAH DATENG KESINI DAN NYURUH KITA BUAT DENGERIN BUALAN LO!"

Reysa mendengus kasar dan mulai memposisikan diri di depan mic. Ia mengedarkan pandangan, mencari keberadaan seseorang yang mungkin akan terkejut dengan kebenaran ini. Sampai ia menemukan Renald yang baru saja datang dari arah pintu.

Baginya ini bukan alasan untuk ia bisa kembali dengan laki-laki itu. Ini hanyalah sebuah ucapan yang akan menenangkan perasaan risau Renald karena kekacauan beberapa hari ini. Ia tidak mengharapkan apapun lagi pada laki-laki itu. Ia sudah lelah dengan sikap Renald yang tetap saja tidak mau berubah.

Setelah ini, ia hanya perlu menjauh dan tidak akan berdekatan lagi dengan laki-laki itu. Berharap untuk kembali saja ia sudah tidak berniat. Ia hanya ingin menikmati kehidupan tanpa adanya kesakitan seperti ini.

"DIAM SEMUA!"

Suara Bara mengintrupsi mereka yang masih saja berbicara banyak hal mengenai Reysa. Laki-laki itu berdiri dari duduknya setelah mengatur semuanya dengan baik. Ia mendekati Reysa sembari membawa mic.

Ketika Bara akan bersuara, Reysa menghentikannya. Gadis itu bisa melakukannya sendiri. Ini adalah masalahnya, jadi ia juga harus menyelesaikannya sendiri. Harusnya mereka juga tidak usah mengkhawatirkannya. Ia pasti bisa melakukannya.

"Gue disini cuman mau minta maaf soal kesalahpahaman kemarin. Bikin SMA Lawrence gempar karena foto gue sama cowok."

"Jujur, gue nggak nyangka banget sampe difitnah kaya gitu. Sejak awal gue nggak pernah ngelakuin kesalahan. Semua tuduhan itu cuman karena kesalahpahaman."

Tatapan Reysa dan Renald bertemu, membuat jantung Reysa bergetar. Ia mencengkeram mic, dan mencoba menetralkan semuanya. "Sejak gue pacaran sama Renald, hidup gue jadi berantakan. Padahal awalnya hidup gue tenang-tenang aja."

Renald termangu ditempatnya. Memandang Reysa dengan jantung yang mulai berdebar. Rasa bersalahnya kian memuncak ketika melihat wajah lelah gadis itu.

"Tapi gue nggak akan nyalahin dia. Gue juga seneng bisa kenal sama Renald."

Bara tampak jengkel ditempatnya. Sudah dijatuhkan lalu di bawa terbang lagi. Reysa benar-benar pintar membolak-balikkan perasaan. Namun, ia juga dongkol karena cuap-cuap Reysa sungguh tidak berguna. Alih-alih menghentikan Reysa, Bara memilih kembali ke tempat duduknya dimana Frans berada.

Hati Renald sedikit menghangat, walaupun tidak dapat dipungkiri kalau ia merasa bersalah pada gadis itu. Hidup Reysa semakin berantakan karena kehadiran dirinya.

Reysa berdehem. "Okelah, gue nggak akan banyak basa-basi. Gue cuman mau ngasih tau kalian, kalo gue dijebak sama salah satu murid disini. Yang tega permaluin gue dihadapan semua orang."

Fina tampak ketar-ketir ditempat duduknya. Ia takut, Reysa akan membongkar semuanya dan membuat ia dipandang jelek oleh semua orang. Elma bisa melihat raut wajah cemas milik Fina yang kentara sekali.

DISPARAÎTRE [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora