2. MET BY

1.2K 113 2
                                    

"Being met with that annoying boy is so sickening."

****


Reysa tampak frustasi sendiri di dalam mobil mereka. Ia bimbang antara harus masuk dan nanti terkena hukuman, atau membolos dan nanti--

Ah, sama saja.

"Mati gue! Kenapa lo nggak bangunin gue dari pagi sih?" gerutu Reysa kesal pada Alex. Kalau begini bisa-bisa ia dihukum. Ia melirik ke arah gerbang yang sudah tertutup rapat.

"Lo udah gue bangunin berkali-kali. Tapi lo nya aja yang kaya mati suri. Bahkan gue udah bolak-balik ke kamar lo. Tapi lo susah dibangunin." jelasnya pada Reysa. Kalau setiap hari ia harus seperti ini, bisa-bisa ia gila sendiri.

Reysa menghela napas panjang. Pertama, Reysa sama sekali belum pernah mengalami keterlambatan. Kedua, Reysa malas menjalankan hukuman. Ketiga, bikin kesel. Dan...

"Gue bolos aja gimana Kak?" tanya Reysa polos. Iya polos, sampai Alex geram sekali ingin memotong leher Reysa. Gadis itu memasang wajah sok imut dan menangkup kedua tangannya di depan dada. Memohon pada Alex agar memperbolehkannya untuk membolos.

"Lo mau papa sama mama marah?" tanya Alex meyakinkan. Bukan hanya gadis itu yang akan terkena marah, tapi dirinya juga. Ia kan juga ikut membantu gadis itu membolos.

"Kalo lo nggak kasih tahu mereka, pasti nggak akan marah, lah." sahut Reysa polos.

Kalau saja Reysa bukan adiknya, sudah pasti laki-laki itu akan melempar gadis itu sangat jauh. Supaya tidak mengacaukan suasana paginya.

Padahal tadi terasa dingin, mengapa sekarang berubah sepanas ini. Rasanya Alex ingin membanting apa saja agar kepalanya juga lebih dingin dari ini. Sudah seperti itu, pekerjaannya masih sangat banyak, belum lagi laporan bulanan harus segera diserahkan pagi ini juga. Benar-benar cobaan berat.

Alex menghela napas kasar, lalu mendorong lengan Reysa agar segera keluar dari dalam mobil. "Enggak Reysa. Lo harus masuk." tolak Alex yang tak setuju dengan ucapan Reysa.  "Jangan salahin orang lain! Itu juga salah lo sendiri, lo nonton drakor sampe pagi, kan?" 

Rutinitas yang benar-benar membuang waktu, dan tidak berguna sama sekali. Alex tahu, gadis itu hanya mencari cuci mata cowok-cowok Korea. Selebihnya karena memang tidak ada kegiatan lain selain itu.

"Santai anying, nggak usah dorong-dorong." ketus Reysa saat Alex mendorongnya. Ia mengusap lengan bekas sentuhan dari Alex.

Alex menunjukkan senyum terpaksa pada Reysa. Antara merasa gemas dan geram sekaligus dongkol karena gadis itu terlalu banyak bicara. "Buruan dah keluar, gue ada meeting pagi ini anying. Bisa-bisa gaji gue dipotong gara-gara nungguin lo."

Alex kembali mendorong lengan gadis itu. Reysa yang sudah mulai kesal akhirnya mengiyakan dan segera keluar dari dalam mobil.

"NANTI JANGAN LUPA JEMPUT GUE."

Alex tidak menggubrisnya dan langsung berangsur pergi dari sana, membuat Reysa mencebik kesal. Gadis itu menatap sedih gerbang yang sudah tertutup rapat.

Sebenarnya ia mendengar bunyi alarm untuk beberapa kali, sudah sempat membuka mata juga. Tapi entah ada setan dari mana, matanya kembali tertutup lagi. Ia juga mendengar Alex mencoba membangunkannya, tapi ia lebih memilih pura-pura tertidur.

Ia masih merasakan kesadaran, dan merasa kalau gadis itu tidak akan tidur lagi. Tapi berakhir ia kembali tertidur dan akhirnya terlambat seperti ini.

DISPARAÎTRE [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant