Kereta Masalah

3.1K 124 7
                                    

Bughh... Bughh...

"DASAR BRENGSEK!!" ujar seorang lelaki yang dengan brutalnya menonjok seorang lelaki lainnya.

"Kak, udah Kak! STOP!" ujar seorang perempuan yang berusaha melerai sambil menangis sesungukan.

"APA LU BILANG STOP?! DIA UDAH NYAKITIN LO DAN LO TETAP NGE BELA DIA! SEBESAR ITU KAH PERASAAN LO KE DIA?!" bentak orang tersebut memberhentikan aktivitasnya laki-laki itu. Sedangkan laki-laki yang dipukuli berusaha berdiri walaupun merasakan sakit.

"Kak aku itu bukan anak kecil lagi! Ini urusan aku! Kakak gak berhak urusin kehidupan aku!" ujar Perempuan itu membantu orang yang dipukuli itu berdiri, tetapi langsung ditepis oleh orang tersebut.

"Jangan pernah nyentuh gue, Anna, udah berapa kali sih gue bilang sama lo, kalo gue tuh gak suka sama lo, perasaan gue itu cuma buat satu orang, dan satu lagi stop ngadu ke abang lo!" ujar orang tersebut sambil menunjuk gadis yang bernama Anna itu.

"Dan lo Alfian! Gue perhatian sama adek lo itu karena gue cuma kasihan sama dia! Jangan pernah berharap kalo gue bakal punya perasaan yang sama kayak adek lo!" bentak Reynand ke Alfian yang menatapnya penuh amarah. Reynand pergi dari situ dengan wajah yang sudah babak belur.

****

Prankkkk...

"Eh, non Elmeyra gak apa-apa? Sini biar bibi aja yang bersihin." ujar seorang ibu-ibu paruh baya yang kaget saat mendengar suara pecahan piring dari dapur.

"Gak apa-apa kok, Bi, udah biar saya aja yang bersihin, kan saya yang pecahin." ujar Elmeyra sambil mengambil beberapa keping pecahan kaca di lantai.

"Udah, Non, biar bibi aja, Non duduk aja." balas ibu-ibu itu yang dibalas anggukan oleh Elmeyra.

Elmeyra berjalan ke arah kamarnya. Elmeyra memandang dirinya di depan kaca, matanya yang sembab karena dia menangus semalaman ditambah lagi kondisinya benar-benar berantakan. Elmeyra benar-benar buruk sekali.

Elmeyra melihat foto yang ada di meja riasnya. Seorang anak kecil perempuan dengan senyuman lebar memeluk seorang anak kecil laki-laki yang cemberut.

"Kapan kamu nepatin janji kamu? Apa kamu lupa sama janji kamu?" lirih Elmeyra sebelum pada akhirnya kembali menangis sambil memeluk foto itu.

****

"Sebesar itu kah lo punya perasaan buat dia?" tanya seorang lelaki sambil menyeruput minumannya.

"Iyalah, gue bener-bener sayang sama dia kalo gak, mana mungkin gue mau perjuangin dia sampai sejauh ini." jawab orang yang ditanya.

"Za, Za, cewek di dunia ini gak cuma dia doank lagi." ujar temannya, Reno.

"Tapi cuma dia doank yang bikin hidup gue tuh ada artinya, dia itu alasan gue tetap hidup walaupun keluarga gue hancur." balas Rikza.

"Okok, lo kan udah terlanjur bucin banget sama dia, lo mau gue bantu gak?" tanya Reno sambil mengeluarkan senyum liciknya.

"Gak gak kalo gak bisa bikin Levy balik lagi ke gue, gue gak mau." jawab Rikza.

"Ilah, gak usah takut sih, asalkan lu dengerin ucapan gue dan jalanin rencana gue, tak tak tak semua beres." ujar Reno meyakinkan Rikza.

"Bener ya?" ucap Rikza.

"Iyee sans aee, sini sini." perintah Reno.

Rikza mendekatkan telinganya ke arah Reno. Dan seketika dia tersenyum mendengar rencana Reno.

****

"Lo mau gue bantu gak? Kali-kali aja nanti dia bales perasaan lo." ucap seorang perempuan sambil memakan biskuit cokelat kesukaannya.

"Ya gilaa, gak bakal gue yakin, dan gak mungkin itu terjadi." ujar temannya sambil menoyor kepala temannya.

"Eh di dunia ini gak ada ya yang impossible semuanya itu serba possible, Kar." ujar temannya sambil mengelus kepalanya yang ditoyor.

"Ada pasti yang gak possible, Vy" balas Sekar.

"Apa?" tanya Levy

"Lo liat telinga lo sendiri emang bisa?"

"Bisa pake kaca."

"Bodo, Vy, bodo, lo pegang telinga lu sendiri ada gak?" ucap Sekar, Levy memegang kedua telinganya dan mengangguk.

"Coba lo nengok, ada gak?" ujar Sekar, Levy menoleh ke kanan dan ke kiri dan menggelengkan kepalanya.

"Nah itu berarti kan impossible." lanjut Sekar.

"Ihh kan perasaan mah bedaa, perasaan itu kan gak dipegang atau pun ditengak tengok, perasaan itu tuh rasa kita kayak gimana ke dia, kalo rasa kita tuh beda ke dia kayak suka gituh, itu masih ada kemungkinan bersama ya kan?" balas Levy.

"Gak gak, gue gak butuh bantuan lo, mendingan urusin aja noh rumah tangga lo." jawab Sekar.

"Bodo, pokoknya gue tetap bantuin." ujar Levy seketika Sekar menoleh ke arah sobatnya itu.

"Apa?" tanya Levy.

"Makasih sahabat kuhh kamuhh memang segalanyahhh." ujar Sekar sambil memeluk Levy.

Noval yang lewat ruang tamu menyaksikan hal itu.

"Eh eh, awas jangan peluk-peluk istri gue, yang boleh peluk gue doank." ujar Noval memisahkan mereka berdua.

"Yeuuu dasar." ujar Sekar.

Anak UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang