Pergi

1.4K 62 7
                                    


Levy memeluk erat tubuh Noval.

"L-Levyy... " Lirih Noval.

Suaranya sangat pelan sekali karena nafas Noval yang sedang sesak.

"Iyaa Mas ini aku.. " Jawab Levy sambil mengusap pelan pipi Noval.

Noval tersenyum, nafasnya sudah mulai teratur.

"Akhirnya kamu manggil aku mas lagi. " Ucap Noval.

"Kalo kamu sembuh tiap hari aku panggil kamu mas, makanya ayo kamu sembuh ya. "

"Aku pasti sembuh kok. "

"Bagus kalo kamu sembuh. " Ujar Levy sambil menggenggam erat tangan Noval.

"Levy, maafin aku kalo aku banyak salah sama kamu, aku udah nyakitin kamu, aku ga pernah jujur sama kamu. " Ucap Noval menahan tangisnya sambil menatap dalam Levy.

Levy menganggukkan kepala.

"Aku juga minta maaf, Mas. "

"Kamu ga salah kok Levy. " Ucap Noval masih dengan senyumnya.

"Aku mau lihat kamu senyum donk, jangan nangis. " Pinta Noval mengusap air mata Levy.

Levy tersenyum lebar ke arah Noval.

"Kamu mau tau obat yang bikin aku sembuh apa? Senyum istri aku jawabannya. " Ucap Noval sambil terkekeh.

"Levy... Setelah ini aku kan sembuh, jangan sedih lagi yaa aku janji ga bakal bikin kamu sedih. " Lanjut Noval.

"Sebagai ganti rumah yang aku jual itu, aku udah beli rumah lagi lho rumah impian kamu. "

Noval terus melanjutkan ucapannya, sedangkan Levy hanya tersenyum dan menganggukkan kepala melihat suaminya yang terlihat pucat.

"Semoga rumah itu cukup buat permintaan maaf aku ke kamu ya Levy. "

"Aku ga butuh rumah atau apa pun yang aku mau kamu sembuh terus bareng sama aku lagi. " Ujar Levy.

"Iya, abis ini aku bakal sembuh dan pulang ke rumah kok. " Jawab Noval. Noval melirik ke arah tas Levy dan tersenyum.

"Itu tas yang aku beli kan? Sukaa ga? " Tanya Noval menatap dalam Levy.

Levy menganggukkan kepalaa dengan air mata yang terus keluar dari matanya.

"Mungkin tas itu jadi hadiah terakhir aku buat kamu, jangan nangis ya, aku ga bakal bikin kamu sakit hati karena aku lagi kok, ini terakhir kalinya aku janji. " Lanjut Noval.

"Kamu ga nyakitin aku kok, sembuh ya. " Balas Levy.

"Bahagia terus yaa, aku selalu pantau kamu kok, kamu ga boleh nangis ga boleh manjaa kamu udah besar, aku sayang banget sama kamu maafin aku ya semoga kamu bahagia walau bukan sama aku. " Ucap Noval menggenggam erat tangan Levy dengan sisa tenaganya.

"Ini terakhir kali aku genggam tangan orang yang aku sayang. " Ucap Noval lagi.

"Aku mau pulang, Levy. "

Tepat di ucapannya yang terakhir, Noval bergumam.

"Laa Ilaha Illallah... "

Sensor detak jantung Noval seketika berubah menjadi garis lurus. Levy yang melihat hal itu seketika histeris.

Umi, Putri, Abi, Reynand dan beberapa orang lagi yang di sana juga kaget.

Dokter berusaha memacu jantung Noval agar kembali berdetak, tapi hal itu tak membuat sensor jantung Noval berkutik.

Anak UstadzWhere stories live. Discover now