Tunangan

4.7K 227 11
                                    

"Aduh.." ujar Levy kesakitan ketika tangannya tak sengaja tertusuk jarum ketika ia ingin menggunakan jilbab putihnya.

"Eh.. kenapa?" tanya Putri, kakak perempuan Noval yang sedang berada di kamar Noval.

"Ga papa, Kak, cuma ketusuk jarum doank." jawab Levy sambil tersenyum. Senyuman manis yang selalu dia berikan kepada orang-orang tertentu.

Hari ini adalah hari tunangannya dengan Noval setelah seminggu yang lalu dia menerima perjodohan ini. Walupun sempat ada pertengkaran kecil dengan Rikza.

***

"Vy, kenapa lu terima? Kan lu tahu gue ada rasa sama lu!" ujar Rikza saat rombongan Ustadz sudah pulang.

"Ya terus gue harus kayak gimana? Gue gak mau kecewain orang tua gue!" jawab Levy dengan air mata yang sudah mulai membasahi pipinya.

"Gue tahu itu, tapi hormatin gue sedikit aja! Gue gak mau lu jadi milik orang lain selain gue!" bentak Rikza yang membuat Levy sedikit tersentak.

Levy sendiri sedikit terharu mendengarnya, tetapi tangisnya malah meledak. Rikza yang sadar akan hal itu memeluk Levy.

"Denger ya Vy, kalaupun kita gak bisa bareng gue yakin tuhan punya cara sendiri biar kita bisa dipersatukan lagi, gue bener bener gak ikhlas Vy, lu jadi milik orang lain." ujar Rikza sambil mengusap puncak kepala Levy sedangkan Levy terus menangis di pelukan Rikza.

***

Levy segera menyadarkan pikirannya. Mengingat percakapannya dengan Rikza membuatnya sedih.

"Kakak, keluar ya, nanti Noval kesini kok." ujar Putri sambil membuka pintu dan keluar dari kamar Noval. Levy hanya mengangguk.

Tak lama kemudian, Noval masuk dengan memakai baju yang berwarna sama seperti Levy.

"Ayo, Lev keluar." ujar Noval sambil menggandeng tangan Levy.

Kok gue deg degan ya, batin Levy.

Mereka turun dari lantai dua dengan bergandengan tangan. Sesampainya di bawah banyak yang memuji keserasian mereka.

"Cewek nya imut banget ya."

"Ihhh, serasi."

"Kenapa cewek yang dipilih bisa secantik itu?"

"Cocok banget ya?"

"Iyayaya."

Yahhh, mungkin kira-kira itulah yang mereka bicarakan tentang Levy dan Noval.

"Ini adalah tunangan anak saya, perkenalkan Levy calon istri Noval." ujar ayah Noval, Ustadz kepada saudara-saudarinya.

Setelah ayah Noval mengucapkan beberapa patah kata Ia akhirnya mengakhiri ucapannya.

"Baiklah, saya persilahkan kalian makan." ujar ustadz lagi.

"Assalamualaikum." ujar seorang perempuan tua yang baru saja datang. Dari wajahnya tersirat keramahtamahannya.

"Wa'alaikumsallam, Nyak, ayo duduk." ucap ustadz menuntun Ibunya untuk duduk.

"Ini calon istri Noval, Nek." ucap Noval sambil bersalaman dengan neneknya lalu merangkul mesra pundak Levy.

Tuh kan tambah deg degan, batin Levy lagi.

"Cantik ya, nama kamu Levy kan?" tanya nenek yang dibalas anggukan malu malu Levy.

"Nenek mau bicara berdua denganmu boleh?" tanya nenek lagi.

"Boleh." jawab Levy.

"Ya udah aku makan dulu ya, mau aku ambilin makan gak?" tanya Noval ke Levy.

"Gak usah nanti aku ambil sendiri." jawab Levy sambil tersenyum.

Setelah Noval meninggalkan Levy dan nenek, nenek pun membuka suara.

"Nenek harap kamu mau menerima kelebihan dan kekurangan Noval, Nenek tahu sebenarnya hati kamu sedang menetap pada seseorang, jangan khawatirkan karir kamu, Nenek sudah membereskan semuanya dan itu pasti membuat kamu bahagia." ujar Nenek sambil menggenggam tangan Levy.

"Iya Nek, terima kasih sudah mempersiapkan semuanya, aku pasti menerima semua ini dengan senang hati." ucap Levy dengan senyuman tulusnya.

***

Levy masuk ke dalam kamar Noval. Untuk malam ini Levy akan menginap di rumah Noval, walaupun jarak rumahnya dengan rumah Noval sangat dekat, kehidupannya itu tidak lepas dari kata MAGER. Okay, you know MAGER?

Banyak notif yang masuk, tetapi tidak satu pun yang menarik perhatian Levy.

"Dua minggu lagi, waktu akan berjalan dengan cepat." gumamnya.

2 minggu lagi adalah hari pernikahannya dengan Noval, hanya saudara-saudara saja yang datang karena mereka tahu Levy masih sekolah. Mereka tidak ingin mengumbar umbar.

"DOR!" suara mengagetkan Levy.

"Astaga, kamu ngagetin aja sih." ujar Levy sambil melempar bantal ke arah calon suaminya, Noval.

"Hahahaha, lagi nge lamun aja."

"Ihhh, nyebelin." ujar Levy sambil memanyunkan bibirnya.

"Lucu deh kamu kalo lagi ngambek." ucap Noval sambil menarik pipi Levy lalu berjalan menuju lemari.

Noval mencari baju tidurnya dan membuka baju yang dipakai di depan Levy.

"Heh? Astagfirullah aladzim!" teriak Levy sambil menutup mukanya dan membuat Noval kaget. Terlintas keinginan Noval untuk menggodanya.

"Kenapa?" tanya Noval.

"Kamu pake baju sekarang!"

"Gak mau."

"Ih buruan."

"Iya iya nih pake, dah buka matanya." ujar Noval padahal dia belum memakai bajunya. Levy membuka mukanya dannn

"IHHHH!! NOVAL!!" teriak Levy lagi. Noval hanya tertawa dan memakai bajunya. Noval menghampiri Levy.

"Dah nih, dah pake."

"Bohong?"

"Beneran, buka dulu matanya."

Levy membuka matanya.

"Baru kayak gini aja teriaknya udah kayak ada maling, gimana kalo udah sah? Kamu harus terbiasa donk." ujar Noval, Levy hanya mengerucutkan bibirnya.

"Ih nyebelin udah ah mau tidur." ujar Levy langsung tidur dan menutup wajahnya dengan selimut milik Noval. Noval hanya terkekeh dan beranjak menghampiri tempat tidur.

"Aku tidur bareng anak pesantren ya, kalo ada apa apa teriak aja samping kamar adek aku." ujar Noval sambil membawa bantal miliknya dan berjalan keluar dari kamar.

Di balik selimut, Levy memerah mukanya. Setelah dia merasa Novaa telah keluar dia membuka selimutnya dan mengambil napas banyak banyak.

"Astagfirullah, astaga masa bentuknya kotak kotak?" ujar Levy dengan muka merahnya.








NAH LHOO

TBL TBL TBL

TAKUT BANGET LHOO
ADA ABS NYA GITUU
AZEKK

Hay guys

I'm comeback

Please share comment and vote









Anak UstadzOnde histórias criam vida. Descubra agora