BAB 2

21K 2.7K 156
                                    

Kim Na-Young yang sudah berteman dengan Riley hampir seumur hidup mereka menatap temannya dengan bangga, "Who would have thought you're going to be a surgeon."

Riley tersenyum, "Aku tahu. Aku mengira seumur hidup, aku akan menjadi istri Kim Tae-hyung. Tapi aku harus menjadi wanita yang mandiri."

Na-Young membalas, "Aku juga mengira seperti itu. Tapi sekarang aku adalah arsitek, betapa mimpiku berbeda dengan apa yang aku kerjakan sekarang."

Riley mengangguk, "Di kehidupan lain kita bisa menikahi Kim Tae-hyung."

"Look at you, all grown up," kata Kim Na-Young. "Bagaimana pekerjaanmu?"

"Lelah," kata Riley. "Thank God Austin's place is close. Aku tidur ditempatnya."

Na-Young dengan mata membelalak bertanya kepada Riley, "Kamu an Austin Alden? Jangan katakan.... Aku tahu siapa Austin Alden Riley! Semua orang di Korea Selatana membicarakannya—Tidak, tidak, semua orang di dunia ini membicarakannya. Aku selalu mengatakan kepada semua orang kalau aku pernah sekali video call dengannya. Ingat?"

"Ya, ketika kita merencanakan untuk membuat ayahku dan Tabitha bersama," kata Riley mengingat kebodohan masa muda mereka. "Tapi kenapa memangnya Austin dibicarakan semua orang?"

"Karena ya Tuhan, Riley—apa kamu tidak melihatnya?"

"Hmm?"

"Betapa Austin sangat tampan?"

Aku sudah melihatnya telanjang, bercinta dengan wanita-wanita bodoh dan mengetahui pria itu lebih lama daripada wanita lain! "Terus?" tanya Riley.

"Dan kamu tidak menganggapnya tampan? Seo-Jin suamiku saja menganggap Austin adalah pria yang sangat berkarisma, Riley. Kamu dan Austin...."

"Tidak, tidak, aku hanya berteman dengannya. Nanti Austin akan menjemputku kamu bisa bertemu dengannya, mengambil foto dan mengirimkannya kepada Seo-Jin, suamimu."

Na-Young berkata dengan semangat, "Kamu yakin? Seo-Jin akan menceraikanku dan berpindah haluan menjadi penyuka laki-laki. Seo-Jin will be gay for Austin Alden."

Riley tertawa, "Aku tidak mengerti apa yang kalian lihat."

"Tunggu, kamu belum menjawab pertanyaanku."

"Pertanyaan apa?"

"Kamu menganggapnya dia tampan atau tidak?"

Riley mengerutkan dahinya, "Biasa saja." Pada saat itu Austin memasuki Cećile Bistro dan apa yang Riley tidak ketahui adalah seluruh pelanggan yang tengah menikmati makan siang mereka memalingkan mata mereka melihat kedatangan pria itu. Austin tidak kesulitan menemukan Riley ditengah-tengah kerumunan orang yang berdesakan di dalam Bistro tersebut.

"Hi," pria itu berkata membuat Kim Na-Young sangat terkejut sementara itu Riley hanya mengerutkan dahinya. "Apa yag kamu lakukan disini?"

"Menjemput kamu, Agnibrata."

Riley melihat jam di jam tangannya, "Kamu terlalu cepat menjemputku."

"Aku lapar," kata Austin. Kata-katanya bagi Riley biasa saja tapi bagi Kim Na-Young yang mendengarnya, wanita itu sangat yakin kalau pria itu lapar akan hal lain. Kim Na-Young menyipitkan matanya kepada Riley untuk melihat apa temannya mengerti dengan dua kata yang baru saja dikatakan Austin Alden, tapi wanita itu terlihat tidak peduli.

Austin membalikkan tubuh untuk mengambil kursi kosong di meja di samping meja mereka. Lalu pria itu duduk di tengah-tengah Riley dan Kim Na-Young. "Maaf aku mengganggu."

"Ti-Tidak apa-apa," kata Na-Young yang terlihat seperti anak remaja dan bukan ibu dua anak. Tapi ada sesuatu di dalam diri Austin Alden yang memancarkan karisma yang tidak bisa dijelaskan Na-Young.

"Kamu makan apa?" tanya Austin.

Riley yang belum selesai dengan makan siangnya, memberikan piringnya kepada Austin. "I don't know, aku tidak terlalu suka."

Austin mengangguk dan mulai memakan apapun yang tersisa dari piring Riley. Kim Na-Young yang melihat itu merasa kasihan dan berkata, "We can always order more."

Riley bertanya kepada Austin, "Do you want anything else?"

Austin menggeleng-gelengkan kepalanya dan memakan apapun yang tersisa di piring Riley. "Good boy," Riley mengacak-ngacak rambut cokelat muda Austin yang membuat Kim Na-Young menatap Riley dengan ngeri.

"Bagaimana bisa kamu bersikap seperti ini kepada The Austin Alden?" tanya Na-Young kepada temannya.

"He's human, not god," kata Riley. "Bagaimana harusnya aku bersikap?"

"Lebih baik," kata Na-Young. "Austin Alden tidak berhak kamu perlakukan seperti itu Riley."

Riley tertawa dan Austin berkata, "Told you, you should be nicer to me, Riley."

"Servant, just eat your lunch," kata Riley kepada Austin. "Aku tidak akan bersikap seperti layaknya wanita-wanita bodoh yang bertekuk lutut di hadapan Austin."

"Well, I'm going to please them if they beg me on their knees," kata Austin dengan suara dalam dan hanya kepada Riley sementara Na-Young sulit mendengarkan kalimat yang baru saja diucapkan pria itu.

"Apa?" Na-Young bertanya.

Riley yang mendengarkan, mendengus dan berbisik kepada Austin, "Please, you and your sickening mind, you're just too much Austin Alden."

Pria itu sama sekali tidak memikirkan Na-Young yang bertanya-tanya apa yang Riley dengan dirinya sedang bicarakan, ia hanya menatap Riley dan bertanya, "Jadi kamu memikirkannya, kan? You on your knees, begging for me?"

"The day I beg for you is the day all hell breaks loose, Austin Alden." 

Play Pretend  | Red Series No. 1حيث تعيش القصص. اكتشف الآن