PROLOG

66.5K 3.1K 526
                                    

Chicago, Illinois.

"Austin?"

Riley melepaskan sepatunya, jaket, dan syalnya lalu menaruhnya dengan sembarangan di kursi pertama yang ia temukan. Riley menyipitkan matanya ketika ia tidak melihat pria itu atau mendengar jawabannya sehingga ia kembali memanggil nama Austin Alden. Apartemen penthouse pria itu terletak di Alden Tower yang baru saja diselesaikan tahun kemarin setelah Alexander Alden, ayah Austin memberikan jabatan CEO Alden & Corporate kepadanya hampir lima tahun yang lalu.

Bukan hanya Austin adalah CEO Alden & Corporate tapi pria itu adalah vice chairman Terra Limited. Perusahaan ayah Riley, Arya Agnibrata. Ayahnya sangat mempercayakan Austin untuk menduduki kursi board sebagai vice chairman, pria itu yang sekarang berumur tiga puluh tahun memiliki segalanya.

"Austin!" Riley kembali memanggil nama pria itu kali ini ia berteriak untuk memastikan suaranya terdengar. Ia baru saja menyelesaikan shift malamnya di Northwesthern Memorial Hospital sebagai dokter muda selama tiga tahun terakhir ini dan ia perlu beristirahat. Biasanya Riley akan pulang ke apartemennya untuk tidur, tapi hari ini ia harus menggunakan apartemen pria itu untuk mandi dan bersiap-siap pergi lagi untuk makan siang bersama temannya Kim Na-young yang baru saja tiba dari Seoul. Riley melihat jam tangannya dan mengerutkan dahinya, apa pria itu sudah pergi kerja? Waktu menunjukkan pukul delapan pagi dan Riley tahu kalau Austin seharusnya masih ada di apartemen.

Apa Austin masih tidur? Riley mulai merasa kesal dan memutuskan untuk naik ke lantai atas ke arah kamar pria itu. "Austin?"

Riley tidak mengetuk kamar pria itu dan membukanya hanya untuk menemukan....

__

Austin Alden baru saja diberikan gelar sebagai salah satu pria terkaya di dunia—Richest Man in the World oleh majalah Forbes dan Time Magazine diumurnya yang ketiga puluh setelah mendapatkan jabatan CEO Alden & Corporate dari ayahnya dan menduduki kursi board sebagai vice chairman Terra Limited perusahaan Arya Agnibrata.

Tapi Austin Alden lebih dikenal dengan gelarnya yang membuatnya tersenyum nakal pagi itu—Playboy of the Year oleh majalah New York Times, Sexiest Man Alive oleh Vogue dan gelar favoritnya—Bastard Prince of the Century oleh Variety.

Tentu saja pengacara pribadinya akan memastikan "gelar-gelarnya" yang menakjubkan tidak merusah image-nya sebagai pengusaha sukses di berbagai sektor bisnis, meneruskan kerajaan yang ayahnya, Alexander Alden telah ciptakan dan kekuasaan yang diberikan oleh Arya Agnibrata kepadanya sebagai tangan kanan pria itu.

Tapi pagi ini, Austin tidak peduli.

Austin berada di atas wanita itu. Ia lupa dengan nama wanita itu yang telah ia biarkan tidur di ranjangnya semalam. Austin tersenyum nakal sekali lagi, "Put your hands up, don't you dare move it," perintah pria itu. "Jangan pindahkan tanganmu dari atas kepala, kamu mengerti?"

"Ya," kata wanita itu.

"Ya?" Austin menaikkan sebelah alisnya dan sedikit terlihat kesal.

"Yes, Sir," kata wanita itu yang sangat yakin mengerti apa yang Austin inginkan.

"Good," kata Austin. Tidak sulit untuk melakukan hal selanjutnya karena mereka sudah telanjang. Austin memerintahkan dengan suara dalamnya ketika ia memasukkan dua jarinya ke bibir wanita itu, "Suck it." Wanita itu dengan patuh mengulum dua jari besar Austin di dalam mulutnya sebelum Austin mengeluarkannya.

"Do you want me to touch you?" tanya Austin kepada wanita yang sama sekali ia tidak kenal. Ia tidak peduli. Austin tidak peduli kalau besok ia lupa siapa wanita itu. Ia juga tidak memedulikan wajahnya, warna rambutnya, dan tubuh wanita itu. Pria itu hanya menggunakan apa yang ia dapatkan dan hari ini ia akan memuaskan dirinya dan wanita yang tidak ia kenal sama sekali.

Play Pretend  | Red Series No. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang